navigasi

Selasa, 06 Desember 2016

Teknik Melaksanakan Refleksi Pembelajaran

Menurut  Schon  (1983,  dalam  Marselus  R.  Payong,  2011)  ada  tiga  bentuk pelaksanaan  refleksi:  refleksi  dalam  tindakan  (reflection  in  action),  refleksi atas tindakan (reflection on action), dan refleksi tentang tindakan (reflection about action).

a. Refleksi dalam tindakan (reflection in action) Refleksi  dalam  tindakan  berkaitan  dengan  proses  pembuatan  keputusan yang dilakukan guru pada saat aktif terlibat dalam pembelajaran.
Conto: Seorang  guru  sedang  mengajar  di  kelas.  Dia  mendapati  situasi  kelas  yang kurang  kondusif.  Selama  ini  proses  pembelajaran  berlangsung,  siswa  kurang aktif  terlibat  dalam  pembelajaran  sehingga  kegiatan  pembelajaran  lebih didominasi  guru  (teacher  oriented).  Siswa  cenderung  hanya  menjadi pendengar pasif penjelasan guru.  Menyadari  adanya  permasalahan  di  atas,  guru  sebaiknya  jangan  menunggu pembelajaran  selesai  mencari  sebab  musabab  terjadinya  masalah,  baru kemudian  mencari  solusinya.  Jika  memang  dalam  proses  pembelajaran ditemukan  situasi  yang  kurang  pas,  guru  dapat  langsung  mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbiki kondisi. Proses refleksi yang  dilakukan  selama  pembelajaran  tersebut  termasuk  dalam  kategori refleksi dalam tindakan.
b. Refleksi atas tindakan (reflection on action)
Refleksi  atas  tindakan  merupakan  suatu  refleksi  yang  dilakukan  sebelum dan  setelah  tindakan  dilakukan.  Biasanya,  sebelum  melakukan pembelajaran,  guru  sudah  mempertimbangkan  dengan  cermat,  mengapa guru  menggunakan metode  atau  pendekatan  tertentu.  Guru  sudah  memiliki
pertimbangan  tertentu  tentang  kesesuaiannya  dengan  konteks pembelajaran.  Setelah  melaksanakan  pembelajaran  guru  kemudian melakukan  refleksi    untuk  melihat  kembali  efektivitas  penggunaan  metode atau  pendekatan  yang  sudah  diterapkannya,  apa  saja  kekurangan  dan kelebihannya.  Dalam  refleksi  atas  tindakan,  guru  dapat  menemukan kekurangan dan kelebihan secara sistematis dan analitis.
Contoh:
Pada  pembelajaran  sebelumnya  guru  mendapati  siswa  kesulitan  memahami materi yang diajarkan. Setelah mencermati  tingkat kompleksitas materi yang diajarkan  guru  menyadari  bahwa  materi  yang  sedang  diajarkan  cukup kompleks, sehingga diperlukan cara mengajar yang lebih baik agar siswa lebih mudah  menangkap  materi  yang  diajarkan.  Untuk  kepentingan  ini,  guru  telah memutuskan  bahwa  dia  akan  mengajar  dengan  metode  mengajar  yang berbeda yang diperkirakan jauh lebih memudahkan siswa dalam belajar. Guru telah  merancang  pembelajaran  sesuai  metode  pembelajaran  yang  akan diterapkan.  Sebelum  rancangan  pembelajaran  baru  diterapkan,  guru  sekali lagi  mencermati  RPP  yang  telah  dibuat  untuk  memastikan  bahwa  rencana tersebut  akan  memberikan  hasil  lebih  baik.  Setelah  dirasa  siap,  guru
melaksanakan  pembelajaran  sesuai  dengan  rencana.  Setelah  selesai pembelajaran,  guru  kembali  mencermati  pelaksanaan  pembelajaran  di  kelas, disertai  analisis  kesesuaiannya  dengan  RPP.    Guru  juga  mencoba  melihat apakah  permasalahan  pembelajaran  yang  sebelumnya  terjadi  telah  bisa diatasi.    Jika  sudah  teratasi,  artinya  solusi  yang  dipilih  tepat  menjawab kebutuhan  perbaikan  pembelajaran.  Akan  tetapi  apabila  belum  lebih  baik dibanding  sebelumnya,  maka  guru  perlu  mencermati  kembali keputusan/solusi yang dipilih.
c.Refleksi tentang tindakan (reflection about action)
Refleksi  tentang  tindakan  merupakan  kegiatan  refleksi  yang  relatif komprehensif, dengan mengambil sudut pandang lebih luas dan dalam serta kritis terhadap praktik pembelajarannya  dengan mengkajinya  dari berbagai
aspek  lain,  seperti  etis,  moral,  politis,  ekonomis,  sosiologis,  dan  lain sebagainya.  Melalui  refleksi  ini,  para  guru  dapat  memperoleh  pemahaman yang  lebih  luas  tentang  praktik  pembelajarannya  dan  meningkatkan
tanggungjawab  dan  akuntabilitasnya  terhadap  pilihan,  dan  keputusan-keputusan yang dibuat dalam praktik pembelajaran.
Contoh:
Misalnya  seorang  guru  SD  sedang  mengajarkan  suatu  tema  pada  siswa  yang menjadi  tanggungjawabnya.  Untuk  mendapatkan  hasil  pembelajaran  yang optimal,  guru  tersebut  melakukan  refleksi  yang  komprehensif,  meliputi seluruh komponen pembelajaran yang terkait, dan dilakukan secara sistematis
dan  berkelanjutan,  baik  sebelum,  selama,  maupun  sesudah  pembelajaran berlangsung.  Refleksi  pembelajaran  dilakukan  dengan  kajian  yang  lebih  luas, baik  dari  aspek  pedagogik,  sosial,  moral,  dan  lain-lain.  Refleksi  pembelajaran demikian  akan  memberikan  informasi  yang  komprehensif  terhadap keterlaksanaan  dan  keberhasilan  pembelajaran  tema  yang  sedang  diajarkan. Dengan  temuan  refleksi  pembelajaran  tersebut  guru  dapat menindaklanjutinya untuk perbaikan proses dan hasil pembelajaran.

2.  Pelaksanaan refleksi pembelajaran
Dalam  melakukan  refleksi  pembelajaran,  guru  dapat  melakukan  refleksi pembelajaran  dengan  cara  mencermati  video,  mencermati  catatan  harian dan  jurnal  pembelajaran,  refleksi  lisan,  melibatkan  guru  lain  untuk mengobservasi pembelajaran, atau mengobservasi guru lain mengajar.
a.  Pemanfaatan video
Video  pembelajaran  merupakan  sumber  informasi  yang  kaya  tentang pembelajaran  yang  telah  dilaksanakan.  Apabila  guru  dapat  merekam pembelajaran  yang  telah  dilaksanakan  dengan  video,  kemudian  guru tersebut  mengamati  apa  yang  telah  terjadi  selama  pembelajaran berlangsung  maka  dia  akan  melihat  kembali  seluruh  peristiwa  yang  terjadi dalam  kelas  yang  diajarnya,  baik  tentang  guru sendiri  mengajar,  bagaimana siswa belajar, suasana belajar, dan hal-hal lain tentang praktik mengajarnya.
Apabila guru melakukan refleksi pembelajaran dengan memanfaatkan video, guru  perlu  menyiapkan  alat  perekam/kamera  video  yang  akan  digunakan. Kamera  video  tersebut  bisa  dioperasikan  oleh  seseorang,  atau  dipasang ditempat  strategis  yang  memungkinkan  mampu  menjangkau  seluruh kejadian kelas.  Setelah  rekaman  video  diperoleh  guru,  tahap  berikutnya  adalah  guru menganalisis  video  tersebut.  Analisis  dapat  dilakukan  dengan  melakukan pencermatan  lebih  fokus  dan  mendalam  sesuai  dengan  fokus  refleksi  yang
sedang dilakukan. Jika guru  sedang ingin mengetahui bagaimana partisipasi siswa  dalam  pembelajaran,  guru  dapat  memfokuskan  pengamatan  video terhadap bagian rekaman yang berkaitan dengan partisipasi siswa. Jika guru sedang  ingin  mendapatkan  gambaran  keterlaksanaan  metode  mengajar, guru  dapat  memfokuskan  pengamatan  bagian  video  yang  terkait  dengan keterlaksanaan  metode  mengajar  tersebut.  Demikian  pula  untuk  fokus refleksi yang lain.
b.  Catatan harian dan jurnal pembelajaran 
Salah satu medium untuk melakukan refleksi adalah dengan mencatat secara teratur  pengalaman-pengalaman  seusai  pembelajaran  (Marselus  R.  Payong, 2011).  Catatan  ini  berisi  kasus  unik  yang  dialami  guru  dan  siswa  dalam
proses  pembelajaran.  Guru  mencatat  itu  dalam  catatan  hariannya  dankemudian  merefleksikan  pengalaman  itu  melalui  mengkonfrontasikannya dengan basis pengetahuan atau pengalaman sebelumnya.
Catatan  harian  dan  jurnal  belajar  merupakan  rekaman  penting  kejadian pembelajaran di kelas yang sewaktu-waktu dapat dibuka dan dikaji kembali oleh guru. Catatan dan jurnal pembelajaran ini dapat diisi oleh guru di sela-sela  mengajar,  atau  bisa  juga  diisi  dan  dilengkapi  setelah  pembelajaran berlangsung.  Penting  dicatat  bahwa  pengisian  catatan  harian  dan  jurnal pembelajaran ini jangan ditunda-tunda atau terlewat waktu yang agak lama. Jika  demikian  sangat  dimungkinkan  terdapat  beberapa  kejadian  yang terlewat,  atau  karena  situasi  kelas  tidak  dirasakan  langsung  lagi  oleh  guru dimungkinkan catatan harian dan jurnal pembelajaran telah bias diisinya. Contoh catatan refleksi:
15 Juni 09
Hari  ini  saya  terapkan  metode  Jigsaw.Bagus,  anak-anak  lumayan  aktif.  Tapi, beberapa yang lain kurang sekali partisipasinya dalam diskusi kelompok ahli. Kalau  diam  saja  kan  mereka  bisa  ketinggalan.  Setelah  saya  dekati  ternyata mereka tidak paham bahwa nanti mereka harus menerangkan pada kelompok asalnya sendiri-sendiri dan itu  dinilai. Begitu tahu itu mereka kaget lalu mau ikut berdiskusi dan membaca bab yang didiskusikan. Jadi yang pasif itu karena tidak  mengira  akan  harus  menerangkan  pada  temannya  nanti.  Kenapa mereka  tidak  paham  perintah  saya  untuk  kegiatan  jigsaw?Memang  agak rumit,  tapi  saya  merasa  cukup  jelas  menerangkan  alur  kerja  jigsaw.Apa karena  perintah  saya  sampaikan  secara  lisan  saja?  Mungkin.Oke,  lain  kali coba saya bikin saja poster atau penjelasan alur kerja metode jigsaw yang bisa
saya  pakai  berulang  kali  kalau  saya  menerapkan  jigsaw.Akan  saya  lihat apakah  itu  bisa  membuat  tiap  anak  aktif.Selain  itu  sepertinya  kalau  dalam diskusi  kelompok  anak-anak  harus  diberi  beban  pribadi.Kalau  tidak  enak-enakan saja mereka seperti tadi.Jadi dalam diskusi kelompok tetap harus ada tugas  pribadi.Itu  berarti  saya  harus  tetapi  merancang  tugas  individu  untuk tiap kegiatan kelompok.

(Catatan refleksi seorang guru setelah menggunakan pembelajarankelompok model jigsaw, termuat dalam laporan USAID DBE3Relevant Education for Youth)

Sarana  yang  juga  dapat  membantu  guru  melakukan  refleksi  adalah  Jurnal Reflektif.  Jurnal  Reflektif  adalah  semacam  catatan  yang  digunakan  untuk menuangkan  hasil  refleksi  guru  tentang  proses  belajar.  Jurnal  reflektif merupakan  kumpulan  catatan  dan  analisis  guru  tentang  proses  belajar mengajar  sehari-hari  serta  rencana  tindak  lanjut  untuk  hal-hal  yang

ditemukan dalam proses pembelajarannya.




Catatan  yang  reflektifakan  menjadi  pembimbing  guru  untuk  bisa  mengajar lebih baik dan tidak mengulang kesalahan yang sama. Atau, catatan reflektif tersebut  bisa  juga  dilampirkan  pada  RPP  yang  telah  lewat  sehingga  setiap RPP  yang  telah  digunakan  memiliki  catatan  proses  pelaksanaannya.  Hal  ini akan  sangat  berguna  sebagai  masukan  ketika  guru  menyusun  dan melaksanakan  ulang  RPP  tersebut  diwaktu  yang  akan  datang.  RPP  menjadi lebih  bagus  dan  pelaksanaan  proses  belajar  mengajar  lebih  efektif  karena
guru telah belajar dari kelebihan dan kekurangan proses yang sebelumnya.
c.  Refleksi lisan
Refleksi  pembelajaran  dapat  dilakukan  guru  secara  lisan,  yaitu mengkonfirmasi  atau  mempertanyakan  praktik  pembelajaran  secara  lisan kepada  siswa.  Guru  dapat  meminta  pendapat  siswa  tentang  cara  dia
mengajar,  suasana  pembelajaran  di  kelas,  pemahaman  mereka  tentang pembelajaran,  kritik  atau  saran  siswa  terhadap  pembelajaran  dan  dirinya, dan  lain-lain.  Hal  ini  biasanya  dilakukan  menjelang  pembelajaran  berakhir untuk  mendapatkan  umpan  balik  siswa.  Namun  begitu,  dapat  saja  refleksi lisan  ini  dilakukan  pada  saat  pembelajaran  berlangsung.  Jika  refleksi  lisan dilakukan pada saat pembelajaran masih berlangsung, tentu guru harus hati-hati  mencari  waktu  yang  tepat,  agar  refleksi  pembelajaran  tersebut  tidak justru mengganggu pembelajaran. Refleksi  lisan  dilakukan  guru  ketika  guru  ingin  mendapatkan  respon
langsung dari siswa. Guru dapat mengajukan pertanyaan langsung ditengah-tengah  pembelajaran  atau  setelah  pembelajaran  selesai.  Refleksi  lisan  yang dilakukan  di  kelas  langsung  ditengah-tengah  pembelajaran,  biasanya dilakukan untuk menggali informasi dari keseluruhan kelas terhadap praktik
pembelajaran  yang  telah  dan  dilakukan.  Namun  tidak  menutupkemungkinan  guru  juga  dapat  menanyakan  pendapat  atau  keinginan  siswa bagaimana sebaiknya pembelajaran yang akan datang dilaksanakan.
Sebagai  contoh,  ketika  guru  mendapati  bahwa  suasana  kelas  kurang kondusif  lagi  dikarenakan  banyak  siswa  yang  kurang  perhatian  terhadap penjelasan  yang  diberikan,  guru  dapat  meminta  penjelasan  atau  masukan dari  siswa  mengapa  siswa  kurang  perhatian  dan  mungkin  juga  meminta masukan  sebaiknya  bagaimana  pembelajaran  berikutnya  dilaksanakan. Tentu pertanyaan tersebut harus diajukan guru dalam suasana yang terbuka dan  positif,  bukan  sambil  menghardik  dan  menunjukkan  aura  kekecewaan
terhadap para siswa yang kurang memperhatikan. 
d.  Pelibatan guru lain mengobservasi pembelajaran Untuk  mendapatkan  gambaran  tentang  praktik  mengajar  yang  telah dilaksanakan,  guru  tidak  harus  melakukan  pengumpulan  data  sendiri.  Guru dapat melibatkan guru lain untuk membantu mengobservasi kelasnya. Guru bisa  saja  minta  bantuan  teman  sejawat  dari  sekolah  yang  sama  yang mengapu  mapel  sama,  atau  guru  satu  sekolah  tetapi  beda  mapel,  atau  guru
dari  sekolah  lain  yang  bisa  diminta  bantuannya  untuk  mengobservasi kelasnya. Observasi pembelajaran oleh guru lain dilakukan dengan meminta seseorang guru  atau  lebih  untuk  melakukan  observasi  terhadap  pembelajaran  yang dilaksanakan  di  kelas.  Ada  beberapa  hal  yang  harus  diperhatikan  dalam melibatkan  guru  lainuntuk  observasi  kelas.  Guru  observer  harus  diajak diskusi  terlebih  dahulu  mengenai  fokus  pengamatan.  Guru  observer  harus memahami  fokus  apa  yang  perlu  diamati,  kegiatan  apa  yang  harus  diamati, baik  yang  umum  maupun  yang  khusus.  Kegiatan  yang  umum  maksudnya yaitu  segala  sesuatu  yang  terjadi  di  dalam  kelas  harus  diamati  dan dikomentari  serta  dicatat  dalam  catatan  observasi.Sedangkan  observasi kegiatan  khusus,  maksudnya  ialah  observasi  tersebut  hanya  memfokuskan
pada  kegiatan  khusus  yang  terjadi  di  dalam  kelas,  seperti  kegiatan  tertentu atau  praktik  pembelajaran  tertentu.  Selain  fokus  pengamatan,  guru  dan observer  harus  memahami  bersama  kriteria  yang  diamati,  dengan  terlebih dahulu  mendiskusikan  ukuran-ukuran  apa  yang  digunakan  dalam pengamatan. Hal-hal tersebut patut menjadi perhatian bersama antara guru dengan  observer  sehingga  data  yang  diperoleh  sesuai  kebutuhan  refleksi yang sedang dilakukan guru. Dalam melaksanakan observasi ada beberapa langkah yang harus dilakukan, antara lain :
1)  Perencanaan
Pada proses penyusunan rencana observasi perlu dilakukan pertemuan bersama  antara  guru  dan  observer  untuk  menentukan  rencana pengamatan  yang  akan  dilakukan,  menentukan  urutan  kegiatan observasi  dan/atau  menyamakan  persepsi  antara  guru  dan  observer mengenai fokus pembelajaran yang akan diamati. 
2)  Observasi Kelas
Pada  tahap  ini,  guru  observer  melakukan  pengamatan  proses pembelajaran  dan  mengumpulkan  data  mengenai  segala  sesuatu  yang terjadi pada prosespembelajaran, sesuai dengan fokus pengamatan yang telah disepakati dan direncanakan sebelumnya.
3)  Diskusi pasca observasi
Diskusi  pasca  observasi  dilakukan  guru  dan  observer  untuk mendiskusikan  hasil  observasi  dari  observer.Pada  tahap  ini dimungkinkan dilakukan diskusi pendalaman antara guru dan observer. Guru dapat menggali informasi lebih lanjut kepada observer tentang apa yang terjadi selama pembelajaran, dan observer kemudian memberikan data-data  fakta  hasil  pengamatan  sekaligus  pandangan  dia  terhadap pelaksanaan  pembelajaran  yang  telah  dilaksanakan.  Dengan  diskusi  ini guru  dapat  mendapatkan  informasi  yang  kaya  tentang  praktik pembelajaran yang dilaksanakannya.
e.  Mengamati guru lain mengajar
Mengamati guru lain yang sedang mengajar dapat membantu seorang guru memahami  praktik  pembelajaran  yang  dilaksanakannya  sendiri.  Melihat guru  lain  mengajar  dapat  menjadi  cermin  bagaimana  seorang  guru
mengajar.  Melihat  guru  lain  yang  sedang  mengajar,  mencermati  gaya  guru mengajar,  mengamati  bagaimana  siswa  mengikuti  pelajaran,  merasakan bagaimana suasana pembelajaran, dan lain-lain ketika mengamati guru lainmengajar  akan  membantu  seorang  gurumengingat  dan  merenungkan kembali bagaimana prakik di kelasnya. Refleksi  pembelajaran  yang  dilakukan  guru  dengan  cara  mengamati  guru
lain  mengajar  seperti  seseorang  yang  sedang  bercermin.  Pada  saat  guru mengamati  guru  lain  mengajar,  dalam  hati  dan  pikiran  harus  tetap  tertuju pada  pembelajaran  yang  diampunya.  Melalui  mengamati  guru  lain mengajar,  guru  yang  sedang  melakukan  refleksi  dapat  merasakan  secara langsung dinamika kelas yang terjadi saat pembelajaran berlangsung. Guru dapat  melihat  dan  merasakan  bagaimana  siswa  menerima  pelajaran, melihat  dan  merasakan  bagaimana  interaksi  siswa  dengan  siswa  lain, insteraksi siswa dengan guru, suasana pembelajaran, dan lain-lain.  Setelah  melakukan  pengamatan,  diskusi  dengan  guru  yang  diamati  perlu dilakukan  untuk  mendapatkan  perspektif  dari  guru  yang  diamati  tentang pembalajaran  di  kelas,  persepsi  dan  pemahaman  dia  terhadap  situasi  dan kejadian  di  kelas.  Diskusi  ini  juga  memungkinkan  guru  melakukan pendalaman  terhadap  temuan  yang  diperoleh  selama  pengamatan.  Hal-hal unik  yang  terjadi  di  kelas  dapat  dikonfirmasikan  dengan  guru  yang mengajar tentang  apa  yang  sesungguhnya  terjadi,  bagaimana  bisa  terjadi, atau  yang  lain.  Penjelasan  dari  guru  yang  mengajar  akan  memperkaya pemahaman  guru  yang  sedang  melakukan  refleksi  tersebut  terhadap fenomena kelas yang diamati.

f.  Refleksi melalui penelitian tindakan
Guru  dapat  melaksanakan  refleksi  pembelajaran  dengan  melakukan penelitian  tentang  unjuk  kerja  mereka,  yaitu  melalui  penelitian  tindakan kelas  (PTK)  (Costello,  2003;  Koshy,  2005;  dalam  Chris  Kyriacou,  2009). Melalui  tindakan  yang  diterapkan  dalam  penelitian  tersebut  guru mengumpulkan  data  pembelajaran,  melakukan  refleksi,  dan  melakukan perbaikan.  Guru  juga  bisa  memanfaatkan  bahan  bacaan  yang  lebih  luas, berkonsultasi  dengan  pembimbing,  menguji  basis  data  informasi  tentang perkembangan  di  sekolah  lain,  dan  bahkan  berkunjung  ke  sekolah  lain untuk  berdiskusi  dengan  guru  dan  mengobservasi praktik  di  sana. Siklus dilakukan  secara  berulang  dengan  mengadaptasi  dan  memodifikasi  solusi sampai guru merasa mantap dengan level perbaikan yang dicapai.

Demikaian tulisan yang dapat saya bagi pada kesempatan ini, keritik dan saran saya harapkan untuk perbaikan dalam penulisan blog pribadi saya ini. Terimakasih sudah membaca artikel ini semoga bermanfaat bagi rekan guru, dan harapan saya semoga pendidikan di Indonesia semakin hari semakin berkualitas dan berakhlakul karimah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar