Menurut Schon (1983,
dalam Marselus R.
Payong, 2011) ada
tiga bentuk pelaksanaan refleksi:
refleksi dalam tindakan
(reflection in action),
refleksi atas tindakan (reflection on action), dan refleksi tentang
tindakan (reflection about action).
a. Refleksi dalam tindakan (reflection in action) Refleksi dalam
tindakan berkaitan dengan
proses pembuatan keputusan yang dilakukan guru pada saat aktif
terlibat dalam pembelajaran.
Conto: Seorang guru sedang
mengajar di kelas.
Dia mendapati situasi
kelas yang kurang kondusif.
Selama ini proses
pembelajaran berlangsung, siswa
kurang aktif terlibat dalam
pembelajaran sehingga kegiatan
pembelajaran lebih didominasi guru
(teacher oriented). Siswa
cenderung hanya menjadi pendengar pasif penjelasan guru. Menyadari
adanya permasalahan di
atas, guru sebaiknya
jangan menunggu pembelajaran selesai
mencari sebab musabab
terjadinya masalah, baru kemudian
mencari solusinya. Jika
memang dalam proses
pembelajaran ditemukan
situasi yang kurang
pas, guru dapat
langsung mengambil langkah-langkah
yang diperlukan untuk memperbiki kondisi. Proses refleksi yang dilakukan
selama pembelajaran tersebut
termasuk dalam kategori refleksi dalam tindakan.
b. Refleksi atas tindakan (reflection on action)
Refleksi atas tindakan
merupakan suatu refleksi
yang dilakukan sebelum dan
setelah tindakan dilakukan.
Biasanya, sebelum melakukan pembelajaran, guru
sudah mempertimbangkan dengan
cermat, mengapa guru menggunakan metode atau
pendekatan tertentu. Guru
sudah memiliki
pertimbangan tertentu tentang
kesesuaiannya dengan konteks pembelajaran. Setelah
melaksanakan pembelajaran guru
kemudian melakukan refleksi untuk
melihat kembali efektivitas
penggunaan metode atau pendekatan
yang sudah diterapkannya, apa
saja kekurangan dan kelebihannya. Dalam
refleksi atas tindakan,
guru dapat menemukan kekurangan dan kelebihan secara
sistematis dan analitis.
Contoh:
Pada pembelajaran sebelumnya
guru mendapati siswa
kesulitan memahami materi yang
diajarkan. Setelah mencermati tingkat
kompleksitas materi yang diajarkan
guru menyadari bahwa
materi yang sedang
diajarkan cukup kompleks,
sehingga diperlukan cara mengajar yang lebih baik agar siswa lebih mudah menangkap
materi yang diajarkan.
Untuk kepentingan ini,
guru telah memutuskan bahwa
dia akan mengajar
dengan metode mengajar
yang berbeda yang diperkirakan jauh lebih memudahkan siswa dalam
belajar. Guru telah merancang pembelajaran
sesuai metode pembelajaran
yang akan diterapkan. Sebelum
rancangan pembelajaran baru
diterapkan, guru sekali lagi
mencermati RPP yang
telah dibuat untuk
memastikan bahwa rencana tersebut akan
memberikan hasil lebih
baik. Setelah dirasa
siap, guru
melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan rencana. Setelah
selesai pembelajaran, guru kembali
mencermati pelaksanaan pembelajaran
di kelas, disertai analisis
kesesuaiannya dengan RPP.
Guru juga mencoba
melihat apakah permasalahan pembelajaran
yang sebelumnya terjadi
telah bisa diatasi. Jika
sudah teratasi, artinya
solusi yang dipilih
tepat menjawab kebutuhan perbaikan
pembelajaran. Akan tetapi
apabila belum lebih
baik dibanding sebelumnya, maka
guru perlu mencermati
kembali keputusan/solusi yang dipilih.
c.Refleksi tentang tindakan (reflection about action)
Refleksi tentang tindakan
merupakan kegiatan refleksi
yang relatif komprehensif, dengan
mengambil sudut pandang lebih luas dan dalam serta kritis terhadap praktik
pembelajarannya dengan mengkajinya dari berbagai
aspek lain, seperti
etis, moral, politis,
ekonomis, sosiologis, dan
lain sebagainya. Melalui refleksi
ini, para guru
dapat memperoleh pemahaman yang lebih
luas tentang praktik
pembelajarannya dan meningkatkan
tanggungjawab dan akuntabilitasnya terhadap
pilihan, dan keputusan-keputusan yang dibuat dalam praktik
pembelajaran.
Contoh:
Misalnya seorang guru
SD sedang mengajarkan
suatu tema pada
siswa yang menjadi tanggungjawabnya. Untuk
mendapatkan hasil pembelajaran
yang optimal, guru tersebut
melakukan refleksi yang
komprehensif, meliputi seluruh
komponen pembelajaran yang terkait, dan dilakukan secara sistematis
dan berkelanjutan, baik
sebelum, selama, maupun
sesudah pembelajaran berlangsung. Refleksi
pembelajaran dilakukan dengan
kajian yang lebih
luas, baik dari aspek
pedagogik, sosial, moral,
dan lain-lain. Refleksi
pembelajaran demikian akan memberikan
informasi yang komprehensif
terhadap keterlaksanaan dan keberhasilan
pembelajaran tema yang
sedang diajarkan. Dengan temuan
refleksi pembelajaran tersebut
guru dapat menindaklanjutinya
untuk perbaikan proses dan hasil pembelajaran.
2. Pelaksanaan refleksi pembelajaran
Dalam melakukan refleksi
pembelajaran, guru dapat
melakukan refleksi pembelajaran dengan
cara mencermati video,
mencermati catatan harian dan
jurnal pembelajaran, refleksi
lisan, melibatkan guru
lain untuk mengobservasi
pembelajaran, atau mengobservasi guru lain mengajar.
a. Pemanfaatan video
Video pembelajaran merupakan
sumber informasi yang
kaya tentang pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Apabila
guru dapat merekam pembelajaran yang
telah dilaksanakan dengan
video, kemudian guru tersebut
mengamati apa yang
telah terjadi selama
pembelajaran berlangsung
maka dia akan
melihat kembali seluruh
peristiwa yang terjadi dalam
kelas yang diajarnya,
baik tentang guru sendiri
mengajar, bagaimana siswa
belajar, suasana belajar, dan hal-hal lain tentang praktik mengajarnya.
Apabila guru melakukan refleksi pembelajaran dengan memanfaatkan video, guru perlu
menyiapkan alat perekam/kamera video
yang akan digunakan. Kamera video
tersebut bisa dioperasikan
oleh seseorang, atau
dipasang ditempat strategis yang
memungkinkan mampu menjangkau
seluruh kejadian kelas. Setelah rekaman
video diperoleh guru,
tahap berikutnya adalah
guru menganalisis video tersebut.
Analisis dapat dilakukan
dengan melakukan pencermatan lebih
fokus dan mendalam
sesuai dengan fokus
refleksi yang
sedang dilakukan. Jika guru sedang
ingin mengetahui bagaimana partisipasi siswa
dalam pembelajaran, guru
dapat memfokuskan pengamatan
video terhadap bagian rekaman yang berkaitan dengan partisipasi siswa.
Jika guru sedang ingin mendapatkan
gambaran keterlaksanaan metode
mengajar, guru dapat memfokuskan
pengamatan bagian video
yang terkait dengan keterlaksanaan metode
mengajar tersebut. Demikian
pula untuk fokus refleksi yang lain.
b. Catatan harian dan jurnal
pembelajaran
Salah satu medium untuk melakukan refleksi adalah dengan mencatat secara teratur pengalaman-pengalaman seusai
pembelajaran (Marselus R.
Payong, 2011). Catatan ini
berisi kasus unik
yang dialami guru
dan siswa dalam
proses pembelajaran. Guru
mencatat itu dalam
catatan hariannya dankemudian
merefleksikan pengalaman itu
melalui mengkonfrontasikannya dengan
basis pengetahuan atau pengalaman sebelumnya.
Catatan harian dan
jurnal belajar merupakan
rekaman penting kejadian pembelajaran di kelas yang
sewaktu-waktu dapat dibuka dan dikaji kembali oleh guru. Catatan dan jurnal
pembelajaran ini dapat diisi oleh guru di sela-sela mengajar,
atau bisa juga
diisi dan dilengkapi
setelah pembelajaran berlangsung. Penting
dicatat bahwa pengisian
catatan harian dan
jurnal pembelajaran ini jangan ditunda-tunda atau terlewat waktu yang
agak lama. Jika demikian sangat
dimungkinkan terdapat beberapa
kejadian yang terlewat, atau
karena situasi kelas
tidak dirasakan langsung
lagi oleh guru dimungkinkan catatan harian dan jurnal
pembelajaran telah bias diisinya. Contoh catatan refleksi:
15 Juni 09
Hari ini saya
terapkan metode Jigsaw.Bagus,
anak-anak lumayan aktif.
Tapi, beberapa yang lain kurang sekali partisipasinya dalam diskusi
kelompok ahli. Kalau diam saja
kan mereka bisa
ketinggalan. Setelah saya
dekati ternyata mereka tidak
paham bahwa nanti mereka harus menerangkan pada kelompok asalnya
sendiri-sendiri dan itu dinilai. Begitu
tahu itu mereka kaget lalu mau ikut berdiskusi dan membaca bab yang
didiskusikan. Jadi yang pasif itu karena tidak
mengira akan harus
menerangkan pada temannya
nanti. Kenapa mereka tidak
paham perintah saya
untuk kegiatan jigsaw?Memang
agak rumit, tapi saya
merasa cukup jelas
menerangkan alur kerja
jigsaw.Apa karena perintah saya
sampaikan secara lisan
saja? Mungkin.Oke, lain
kali coba saya bikin saja poster atau penjelasan alur kerja metode
jigsaw yang bisa
saya pakai berulang
kali kalau saya
menerapkan jigsaw.Akan saya
lihat apakah itu bisa
membuat tiap anak
aktif.Selain itu sepertinya
kalau dalam diskusi kelompok
anak-anak harus diberi
beban pribadi.Kalau tidak
enak-enakan saja mereka seperti tadi.Jadi dalam diskusi kelompok tetap
harus ada tugas pribadi.Itu berarti
saya harus tetapi
merancang tugas individu
untuk tiap kegiatan kelompok.
(Catatan refleksi seorang guru setelah menggunakan pembelajarankelompok model jigsaw, termuat dalam laporan USAID DBE3Relevant Education for Youth)
Sarana yang juga
dapat membantu guru
melakukan refleksi adalah
Jurnal Reflektif. Jurnal Reflektif
adalah semacam catatan
yang digunakan untuk menuangkan hasil refleksi
guru tentang proses
belajar. Jurnal reflektif merupakan kumpulan catatan
dan analisis guru
tentang proses belajar mengajar sehari-hari serta
rencana tindak lanjut
untuk hal-hal yang
ditemukan dalam proses pembelajarannya.
Catatan yang reflektifakan
menjadi pembimbing guru
untuk bisa mengajar lebih baik dan tidak mengulang
kesalahan yang sama. Atau, catatan reflektif tersebut bisa
juga dilampirkan pada
RPP yang telah
lewat sehingga setiap RPP
yang telah digunakan
memiliki catatan proses
pelaksanaannya. Hal ini akan
sangat berguna sebagai
masukan ketika guru
menyusun dan melaksanakan ulang
RPP tersebut diwaktu
yang akan datang.
RPP menjadi lebih bagus
dan pelaksanaan proses
belajar mengajar lebih
efektif karena
guru telah belajar dari kelebihan dan kekurangan proses yang sebelumnya.
c. Refleksi lisan
Refleksi pembelajaran dapat
dilakukan guru secara
lisan, yaitu mengkonfirmasi atau
mempertanyakan praktik pembelajaran
secara lisan kepada siswa.
Guru dapat meminta
pendapat siswa tentang
cara dia
mengajar, suasana pembelajaran
di kelas, pemahaman
mereka tentang pembelajaran, kritik
atau saran siswa
terhadap pembelajaran dan
dirinya, dan lain-lain. Hal
ini biasanya dilakukan
menjelang pembelajaran berakhir untuk mendapatkan
umpan balik siswa.
Namun begitu, dapat
saja refleksi lisan ini
dilakukan pada saat
pembelajaran berlangsung. Jika
refleksi lisan dilakukan pada
saat pembelajaran masih berlangsung, tentu guru harus hati-hati mencari
waktu yang tepat,
agar refleksi pembelajaran
tersebut tidak justru mengganggu
pembelajaran. Refleksi lisan dilakukan
guru ketika guru
ingin mendapatkan respon
langsung dari siswa. Guru dapat mengajukan pertanyaan langsung
ditengah-tengah pembelajaran atau
setelah pembelajaran selesai.
Refleksi lisan yang dilakukan di
kelas langsung ditengah-tengah pembelajaran,
biasanya dilakukan untuk menggali informasi dari keseluruhan kelas
terhadap praktik
pembelajaran yang telah
dan dilakukan. Namun
tidak menutupkemungkinan guru
juga dapat menanyakan
pendapat atau keinginan
siswa bagaimana sebaiknya pembelajaran yang akan datang dilaksanakan.
Sebagai contoh, ketika
guru mendapati bahwa
suasana kelas kurang kondusif lagi
dikarenakan banyak siswa
yang kurang perhatian
terhadap penjelasan yang diberikan,
guru dapat meminta
penjelasan atau masukan dari
siswa mengapa siswa
kurang perhatian dan
mungkin juga meminta masukan sebaiknya
bagaimana pembelajaran berikutnya
dilaksanakan. Tentu pertanyaan tersebut harus diajukan guru dalam
suasana yang terbuka dan positif, bukan
sambil menghardik dan
menunjukkan aura kekecewaan
terhadap para siswa yang kurang memperhatikan.
d. Pelibatan guru lain mengobservasi
pembelajaran Untuk mendapatkan gambaran
tentang praktik mengajar
yang telah dilaksanakan, guru
tidak harus melakukan
pengumpulan data sendiri.
Guru dapat melibatkan guru lain untuk membantu mengobservasi kelasnya.
Guru bisa saja minta
bantuan teman sejawat
dari sekolah yang
sama yang mengapu mapel
sama, atau guru
satu sekolah tetapi
beda mapel, atau
guru
dari sekolah lain
yang bisa diminta
bantuannya untuk mengobservasi kelasnya. Observasi
pembelajaran oleh guru lain dilakukan dengan meminta seseorang guru atau
lebih untuk melakukan
observasi terhadap pembelajaran
yang dilaksanakan di kelas.
Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan
dalam melibatkan guru lainuntuk
observasi kelas. Guru
observer harus diajak diskusi terlebih
dahulu mengenai fokus
pengamatan. Guru observer
harus memahami fokus apa
yang perlu diamati,
kegiatan apa yang
harus diamati, baik yang
umum maupun yang
khusus. Kegiatan yang
umum maksudnya yaitu segala
sesuatu yang terjadi
di dalam kelas
harus diamati dan dikomentari serta
dicatat dalam catatan
observasi.Sedangkan observasi kegiatan khusus,
maksudnya ialah observasi
tersebut hanya memfokuskan
pada kegiatan khusus
yang terjadi di
dalam kelas, seperti
kegiatan tertentu atau praktik
pembelajaran tertentu. Selain
fokus pengamatan, guru
dan observer harus memahami
bersama kriteria yang
diamati, dengan terlebih dahulu mendiskusikan
ukuran-ukuran apa yang
digunakan dalam pengamatan.
Hal-hal tersebut patut menjadi perhatian bersama antara guru dengan observer
sehingga data yang
diperoleh sesuai kebutuhan
refleksi yang sedang dilakukan guru. Dalam melaksanakan observasi ada
beberapa langkah yang harus dilakukan, antara lain :
1) Perencanaan
Pada proses penyusunan rencana observasi perlu dilakukan pertemuan bersama antara
guru dan observer
untuk menentukan rencana pengamatan yang
akan dilakukan, menentukan
urutan kegiatan observasi dan/atau
menyamakan persepsi antara
guru dan observer mengenai fokus pembelajaran yang
akan diamati.
2) Observasi Kelas
Pada tahap ini,
guru observer melakukan
pengamatan proses pembelajaran dan
mengumpulkan data mengenai
segala sesuatu yang terjadi pada prosespembelajaran, sesuai
dengan fokus pengamatan yang telah disepakati dan direncanakan sebelumnya.
3) Diskusi pasca observasi
Diskusi pasca observasi
dilakukan guru dan
observer untuk mendiskusikan hasil
observasi dari observer.Pada
tahap ini dimungkinkan dilakukan
diskusi pendalaman antara guru dan observer. Guru dapat menggali informasi
lebih lanjut kepada observer tentang apa yang terjadi selama pembelajaran, dan
observer kemudian memberikan data-data
fakta hasil pengamatan
sekaligus pandangan dia
terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Dengan diskusi
ini guru dapat mendapatkan
informasi yang kaya
tentang praktik pembelajaran yang
dilaksanakannya.
e. Mengamati guru lain mengajar
Mengamati guru lain yang sedang mengajar dapat membantu seorang guru memahami praktik
pembelajaran yang dilaksanakannya sendiri.
Melihat guru lain mengajar
dapat menjadi cermin
bagaimana seorang guru
mengajar. Melihat guru
lain yang sedang
mengajar, mencermati gaya
guru mengajar, mengamati bagaimana
siswa mengikuti pelajaran,
merasakan bagaimana suasana pembelajaran, dan lain-lain ketika mengamati
guru lainmengajar akan membantu
seorang gurumengingat dan
merenungkan kembali bagaimana prakik di kelasnya. Refleksi pembelajaran
yang dilakukan guru
dengan cara mengamati
guru
lain mengajar seperti
seseorang yang sedang
bercermin. Pada saat
guru mengamati guru lain
mengajar, dalam hati
dan pikiran harus
tetap tertuju pada pembelajaran
yang diampunya. Melalui
mengamati guru lain mengajar, guru
yang sedang melakukan
refleksi dapat merasakan
secara langsung dinamika kelas yang terjadi saat pembelajaran
berlangsung. Guru dapat melihat dan
merasakan bagaimana siswa
menerima pelajaran, melihat dan
merasakan bagaimana interaksi
siswa dengan siswa
lain, insteraksi siswa dengan guru, suasana pembelajaran, dan
lain-lain. Setelah melakukan
pengamatan, diskusi dengan
guru yang diamati
perlu dilakukan untuk mendapatkan
perspektif dari guru
yang diamati tentang pembalajaran di
kelas, persepsi dan
pemahaman dia terhadap
situasi dan kejadian di
kelas. Diskusi ini
juga memungkinkan guru
melakukan pendalaman
terhadap temuan yang
diperoleh selama pengamatan.
Hal-hal unik yang terjadi
di kelas dapat
dikonfirmasikan dengan guru
yang mengajar tentang apa yang
sesungguhnya terjadi, bagaimana
bisa terjadi, atau yang
lain. Penjelasan dari
guru yang mengajar
akan memperkaya pemahaman guru
yang sedang melakukan
refleksi tersebut terhadap fenomena kelas yang diamati.
f. Refleksi melalui penelitian
tindakan
Guru dapat melaksanakan
refleksi pembelajaran dengan
melakukan penelitian tentang unjuk
kerja mereka, yaitu
melalui penelitian tindakan kelas (PTK)
(Costello, 2003; Koshy,
2005; dalam Chris
Kyriacou, 2009). Melalui tindakan
yang diterapkan dalam
penelitian tersebut guru mengumpulkan data
pembelajaran, melakukan refleksi,
dan melakukan perbaikan. Guru
juga bisa memanfaatkan
bahan bacaan yang
lebih luas, berkonsultasi dengan
pembimbing, menguji basis
data informasi tentang perkembangan di
sekolah lain, dan
bahkan berkunjung ke
sekolah lain untuk berdiskusi
dengan guru dan
mengobservasi praktik di sana. Siklus dilakukan secara
berulang dengan mengadaptasi
dan memodifikasi solusi sampai guru merasa mantap dengan level
perbaikan yang dicapai.
Demikaian tulisan yang dapat saya bagi pada kesempatan
ini, keritik dan saran saya harapkan untuk perbaikan dalam penulisan blog
pribadi saya ini. Terimakasih sudah membaca artikel ini semoga bermanfaat bagi
rekan guru, dan harapan saya semoga pendidikan di Indonesia semakin hari
semakin berkualitas dan berakhlakul karimah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar