navigasi

Jumat, 21 Oktober 2016

Keterampilan Berbahasa Indonesia


1.       Prinsip dan Prosedur Berbahasa secara Lisan (Menyimak) dalam  Pembelajaran SD Kelas Tinggi
Implikasi dalam pelaksanaan pengajaran menyimak di SD kelas tinggi ialah guru hendaknya memulai pelajarannya dengan memperdengarkan (sebaiknya secara spontan, tidak dengan membaca) ujaran-ujaran bahasa Indonesia baik berupa kata-kata maupun kalimat, setidak-tidaknya ketika guru memperkenalkan kata-kata baru, ungkapan-ungkapan baru, atau pola kalimat baru. Manfaat dan aktifitas ini ialah untuk membiasakan murid mendengar ujaran dan mengenal dengan baik tata bunyi bahasa Indonesia, selain dapat menciptakan kondisi belajar penuh gairah dan menumbuhkan motivasi dalam diri murid. Hal ini agar pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru di SD kelas tinggi tidak monoton dengan membaca buku teks.
Secara umum tujuan latihan menyimak adalah agar siswa dapat memahami ujaran dalam bahasa Indonesia, baik bahasa sahari-hari maupun bahasa yang digunakan dalam forum resmi. Pembahasan modul pada bagian ini meliputi: pengertian, tujuan, teknik menyimak, dan cara meningkatkan daya simak.
a.          Pengertian Menyimak
Beberapa pengertian menyimak dari berbagai pendapat para ahli yaitu :
1)        Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan
(Tarigan:1994).
2)        Menyimak adalah proses besar mendegarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Menyimak dapat pula bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russell & Russell; Anderson dalam Tarigan:1994).
3)        Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya (Tarigan:1994). 

Jadi, Kesimpulannya Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.
b.         Tujuan Menyimak
Tujuan utama  dari menyimak yaitu Menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
1)    Mendapatkan Fakta
Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja, sekelas dsb. 
2)    Menganalisis Fakta
Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan antarunsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan.
3)    Mengevaluasi Fakta
Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi faktafakta yang disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain : Benarkah fakta yang diajukan? Relevankah fakta yang diajukan? Akuratkah fakta yang disampaikan?
Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman, dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat diterima.
Mendapatkan Inspirasi.
Mereka menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yang isnpiratif, sugestif dan penuh gagasan orisinal. 
4)             Menghibur Diri
Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih pun tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup Srimulat.
5)             Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara, antara lain pada cara: mengorganisasikan bahan pembicaraan, memikat perhatian pendengar, serta memulai dan mengakhiri pembicaraan.
Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan. 
c.               Teknik Menyimak
Untuk meningkatkan kemampuan menyimak pada murid sekolah sekolah dasar, ada beberapa teknik yang perlu ditempuh (Tarigan: 1993) yaitu:
1)        Teknik loci (Loci System)
Salah satu teknik mengingat yang paling tradisional adalah teknik loci. Teknik ini pada dasarnya memberikan cara mengingat pesan dengan memvisualisasikan dalam benak kita materi yang harus diingat.Teknik ini dilakukan dengan, mempelajari urutan informasi dengan informasi lain yang serupa, dengan mempelajari lokasi-lokasi yang ada di sekitar kita dan mencocokkan hal-hal yang akan diingat dengan lokasi-lokasi tersebut. 


2)        Teknik penggabungan (link system) 
Teknik ini memberikan gagasan tentang cara mengingat, yaitu dengan menghubungkan pesan pertama yang akan diingat dengan pesan ke dua, ke tiga, dan seterusnya. Pesan berantai itu dihubungkan pula dengan imajiimaji tertentu yang perlu anda visualkan secara jelas dalam pikiran. Untuk mencegah terjadinya kelupaan pada pesan pertama (pesan yang akan dimata-rantaikan), Anda pun perlu menghubungkan pesan pertama tersebut dengan lokasi yang akan mengingatkan Anda pada item tadi. 
3)        Teknik Fonetik (phonetic system)
Teknik ini melibatkan penggabungan angka-angka, bunyi-bunyi fonetis, dan kata-kata yang mewakili bilangan-bilangan tadi serta bunyi-bunyi, dengan pesan yang akan diingat.
4)        Teknik pengelompokan kategorial 
Pengelompokan kategorial, yakni suatu teknik pengorganisasian yang dapat digunakan secara sistemtis untuk memodifikasikan informasi baru dengan cara memberikan struktur baru pada informasi-informasi tadi.
5)        Teknik Pemenggalan 
Teknik ini memberikan cara mengingat pesan dengan cara memenggal pesan-pesan yang panjang. Contohnya, Apabila  mendengar orang menyebutkan nomor telepon, misalnya 6651814, maka agar mudah mengingatnya kita memenggal, kelompok angka itu menjadi 665-18-14, atau 66-51-814 dan sebagainya. 
6)        Teknik  Konsentrasi 
Berkonsentrasi pada pesan yang dikirimkan oleh pembicara merupakan kesulitan utama yang dihadapi oleh pendengar. Karena seringnya berkomonikasi dalam rentang waktu yang terlalu lama, sehingga keadaan seperti ini menuntutnya untuk membagi-bagi energi untuk memperhatikan antara berbagai ragam rangsang dan tidak merespon pada satu rangsang saja.

d.              Cara Meningkatkan Daya Simak
Untuk meningkatkan daya simak, ada beberapa cara yang dapat dilakukan (HG Tarigan; 1986).
1) Menyimak konversasif                 
Untuk perbaikan serta kemajuan dalam menyimak konversasif maka dapat dilakukan langkah-langkah berikut ini.
a)    Menyiapkan siswa dengan baik agar perhatian terfokus pada apa yang disampaikan.
b)   Menyampaikan cara menyimak yang baik.
c)    Membuat rekaman dan menerapkan cara-cara menjadi penyimak yang baik.
d)   Mengevaluasi percakapan yang disimak.
e)   Memotivasi siswa untuk menilai dirinya sendiri.
f)     Memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk saling menilai. 
2) Menyimak Apresiatif
Dalam upaya mencoba meningkatkan serta mengembangkan kemampuan siswa dalam menyimak, maka berikut ini ada beberapa langkah yang dapat dilakukan.
a)    Membuat rekaman cerita dan puisi yang digemari oleh siswa, kemudian siswa  mendiskusikan cerita atau puisi tersebut dalam kelompok.
b)   Menceritakan tentang pemandangan yang disenangi oleh siswa.
c)    Siswa secara bergiliran menceritakan kembali apa yang telah dibacanya.
d)   Menceritakan kembali apa yang disimak dari radio atau TV.
e)   Memilih salah satu topik yang menarik untuk disimak kemudian memberikanpenjelasan mengapa topik itu dipilih untuk disimak.
f)     Membuat lembar penilaian  untuk penilaian penyimakan dari radio atau TV.
g)    Membentuk panitia untuk memberikan pengumuman pada suatu
lomba menyimak
3) Menyimak Eksplorasif
Untuk meningkatkan menyimak eksplorasif ini maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan.
a)    Untuk memperluas dan memahami makna kata, sebelum menyimak para siswa dapat membaca kata-kata tertentu yang telah dituliskan di papan tulis. Mereka akan memahami makna dengan memperhatikan konteks pemakaian kata-kata tersebut dalam bahan simakan.
b)   Setelah menyimak suatu petunjuk yang dibacakan satu kali, siswa disuruhmelakukannya, misalnya; eksperimen sesuai dengan bahan simakan.
c)    Setelah menyimak suatu petunjuk, maka siswa disuruh menuliskannya sesuai dengan apa yang disimak.
d)   Siswa menyimak informasi baru  mengenai suatu topik.
 Cara yang baik membantu siswa dalam menyimak informasi  adalah
mereka menyimak dengan menyiapkan pertanyaan atau masalah yang telah dimiliki. Untuk mengetahuinya guru dapat mengajukan berbagai pertanyaan.
4) Menyimak Konsentratif
Dalam menyimak konsentratif ini ada beberapa cara yang dapat ditempuh.
a)    Permainan sederhana dengan melibatkan siswa dengan cara mengulangi apa yang telah dikatakan dalam pernyataanpernyataan kumulatif siswa sebelumnya.
Contoh:
                Ani : “Saya membeli buku.”
                Ana : “Saya membeli buku dan pensil.”
                Ina : “Saya membeli buku, pensil, dan penggaris.”
                Ida : “Saya membeli buku, pensil, penggaris, dan penghapus.”
                 
Permainan ini berlangsung terus selama daftar komulatif lengkap dan dalam susunan yang benar.
b)   Mempantomimkan suatu cerita (tiga atau empat adegan) yang sebelumnya telah disampaikan secara lisan.
c)    Menceritakan kembali sesuai dengan hasil simakan.
d)   Membuat gambar-gambar sesuai dengan cerita yang disimak.
Hal lain yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak adalah menganalisis  rekaman singkat atau pidato yang dibacakan oleh guru.
Adapun yang dapat mereka simak adalah:
(1)           Memperhatikan pendahuluan atau kalimat pembuka.
(2)           Menyimak hal-hal penting yang terdapat dalam pidato.
(3)           Mendiskusikan hal-hal penting yang telah disimak.
(4)           Memperhatikan kesimpulan.
Pada pembelajaran keterampilan menyimak di SD kelas tinggi, seorang guru juga harus mampu memilih bahan pembelajaran untuk mengajarkan keterampilan menyimak kepada para siswanya. Tujuan utama pembelajaran menyimak, melatih siswa memahami bahasa lisan. Oleh sebab itu, pemilihan bahan pembelajaran menyimak harus disesuaikan dengan karakteristik siswa SD. Bahan simakan untuk siswa SD dapat berupa perintah, pertanyaan, atau petunjuk lisan yang menghendaki jawaban singkat atau perbuatan sebagai jawabannya.
 Contoh:
a.          Buka pintu itu!
b.         Di mana, rumahmu?
c.          Ambilkan buku itu, kemudian bacalah!

Secara umum, bahan pembelajaran menyimak dapat menggunakan bahan pembelajaran membaca, menulis, kosakata, karya sastra, bahan yang disusun guru sendiri atau ambil dari media cetak. Teknik penyajiannya dapat dibacakan langsung oleh guru atau alat perekam suara.

Setelah menyampaikan bahan pembelajaran, guru secara langsung dapat mengadakan tanya jawab tentang isi materi yang sudah disampakannya atau menugasi siswa untuk menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan lebih dulu.
Pertanyaan yang baik harus disusun secara sistematis.  

2. Prinsip dan Prosedur Berbahasa Secara Lisan Produktif (Berbicara) dalam Pembelajaran SD Kelas Tinggi
Sebelum membahas materi ini, kita akan membahas tentang prinsip keterampilan berbicara yang meliputi: pengertian, jenis-jenis, dan penerapan materi keterampilan  berbicara.
a.    Pengertian Berbicara
Beberapa pengertian berbicara dari berbagai pendapat para ahli yaitu:
1)    Bicara adalah bahasa lisan seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain. Berbicara ini bentuk komunikasi yang paling efektif (Suriansyah: 2009).
2)    Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi langsung secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 2006).
3)    Berbicara adalah berkata; bercakap; berbahasa; melahirkan pendapat dengan perkataan, tulisan dan sebagainya atau berunding (Moeliono, dkk.;1998).
Berdasarkan penjelasan pakar di atas tentang pengertian berbicara, maka dapat diambil kesimpulan berbicara adalah keterampilan berbahasa untuk berkomunikasi dengan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. 
b.    Jenis-jenis Kegiatan Berbicara
Berbicara terdiri atas berbicara formal dan berbicara informal. Berbicara informal meliputi:  bertukar pikiran, percakapan, penyampaian berita, bertelepon, dan memberi petunjuk. Sedangkan berbicara formal antara lain, diskusi, ceramah, pidato, wawancara, dan bercerita (dalam situasi formal).  

Pembagian atau klasifikasi seperti di atas bersifat luwes. Artinya, situasi pembicaraan yang akan menentukan suasana formal dan suasana informalnya. Misalnya: penyampaian berita atau memberi petunjuk dapat juga bersifat formal jika berita itu atau pemberian petunjuk itu berkaitan dengan situasi formal, bukan penyampaian berita antarteman atau bukan pemberian petunjuk kepada orang yang tersesat di jalan.

Bila dikaitkan dengan pembelajaran di SD kelas tinggi, maka peran guru dalam pembelajaran keterampilan berbicara sangat penting dan perlu adanya pemikiran kreativitas guru dan kebijakan guru dalam melayani peserta didik pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru perlu menciptakan berbagai pengalaman belajar berbicara agar siswa dapat berlatih berbicara.

Kemampuan berbicara merupakan tuntutan utama yang harus dikuasai oleh seorang guru. Jika seorang guru menuntut peserta didiknya dapat berbicara dengan baik, sesuai dengan situasinya maka guru harus memberi contoh berbicara yang baik. Guru, di samping harus menguasai teori berbicara juga terampil berbicara dalam kehidupan nyata. Guru yang baik juga harus dapat mengekspresikan pengetahuan yang dikuasainya dalam bahasa lisan yang baik.
c. Penerapan Materi Keterampilan Berbicara
Penerapan materi keterampilan berbicara yang dapat diterapkan di SD kelas tinggi antara lain: wawancara dan diskusi.
1) Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan narasumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu hal. Pewawancara adalah orang yang mengajukan pertanyaan. Narasumber adalah orang yang memberikan jawaban atau pendapat atas pertanyaan pewawancara. Narasumber juga bisa disebut dengan informan. Orang yang  bisa dijadikian narasumber adalah orang yang ahli di bidang yang berkaitan dengan imformasi yang kita cari.
Jenis-jenis wawancara:
a)    Wawancara serta merta; adalah wawancara yang dilakukan dalam situasi yang alamiah. Prosesnya terjadi seperti obrolan biasa tanpa pertanyaan panduan.
b)   Wawancara dengan petunjuk umum; adalah wawancara dengan berpedoman pada pokok-pokok atau kerangka permasalahan yang sudah dibuat terlebih dahulu.
c)    wawancara berdasarkan pertanyaan yang sudah dibakukan;. dalam hal ini pewawancara mengajukan pertanyaan berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan atau dibakukan.
2) Diskusi
Diskusi adalah salah satu bentuk kegiatan wicara dengan pertukaran pikiran, gagasan, yang terdiri dari dua orang atau lebih secara lisan untuk mencari kesepakatan atau kesepahaman gagasan atau pendapat. Berdiskusi dapat memperluas pengetahuan dan banyak pengalaman. 

Diskusi dengan melibatkan beberapa orang disebut diskusi kelompok, dalam diskusi tersebut dibutuhkan seorang pemimpin yang disebut dengan ketua diskusi. Tugas dari ketua diskusi adalah untuk membuka dan menutup diskusi, membangkitkan minat para anggota untuk menyampaikan gagasan, menengahi anggota yang berdebat, serta mengemukakan kesimpulan dari hasil diskusi.

Macam-macam Diskusi
Adapun macam-macam diskusi adalah sebagai berikut:
a)     Seminar: Pengertian seminar adalah diskusi yang digunakan untuk mencari kesepakatan atau kesamaan langkah atau pandangan dalam menghadapi suatu persoalan yang sifatnya formal, sehingga para pemrasaran menyediakan kertas kerja atau makalah untuk disajikan. Para peserta diskusi dapat diberi kesempatan dalam menanggapi makalah tersebut. Pada akhirnya diskusi moderator dapat menyampaikan hasil dari pemikirannya. 
b)    Sarasehan/Simposium: Pengertian Sarasehan/simposium adalah diskusi yang diselenggarakan untuk membahas mengenai prasaran-prasaran tentang suatu pokok persoalan atau masalah. 
c)     Diskusi Panel: Pengertian diskusi panel adalah diskusi yang digunakan untuk memperluas wawasan terhadap suatu masalah yang sedang hangat dengan melibatkan beberapa ahli disiplin ilmu atau profesi untuk bertindak sebagai penulis atau pembicara. Moderator dapat bertanya langsung kepada panelis untuk menggali pandangan/pendapat. Peserta diskusi diberi kesempatan untuk bertanya atau menanggapi atau menyanggah pendapat dari panelis yang pada akhirnya diskusi moderator dapat menyajikan pokok-pokok pikiran hasil diskusi.
d)    Konferensi: Pengertian konferensi adalah pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi bersama. 
e)    Lokakarya: Pengertian lokakarya adalah diskusi atau pertemuan para ahli atau pakar dalam membahas suatu masalah yang berada di bidangnya.
Berdasarkan pembahasan di atas, jadi diskusi merupakan pikiran yang membahas masalah tertentu bertujuan mencari kesepakatan dan solusi dari masalah. Diskusi memiliki sebuah topik permasalahan yang akan dibahas.

3. Prinsip dan Prosedur Berbahasa Secara Tertulis Reseptif (Membaca) dalam Pembelajaran SD Kelas Tinggi

Pembahasan pada bagian ini difokuskan pada keterampilan membaca. Kita akan membahas tentang prinsip dan prosedur berbahasa secara tertulis reseptif, yakni keterampilan membaca yang meliputi: pengertian, tujuan, jenis-jenis membaca, dan aplikasi pengembangan model pembelajaran membaca di SD.
a.     Pengertian Membaca
Beberapa pengertian membaca dari berbagai pendapat para ahli yaitu :
1)    Membaca adalah usaha memahami bacaan sebaik-baiknya; jika teks yang dilafalkan maka pembelajarannya jelas dan fasih, tepat informasi, dan penjedaannya, sehingga komunikatif dengan pendengar, dan juga ditandai oleh suatu pemahaman teks (Amir; 1996).
2)    Membaca merupakan kegiatan yang merespon lambang-lambang tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat  (Ahmad S Harja Sujana; 1985).
Jadi, kesimpulannya membaca adalah proses pengucapan tulisan untuk mendapatkan isinya. Pengucapan tidak selalu dapat didengar, misalnya membaca dalam hati. Selanjutnya, membaca merupakan aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari menyimak, berbicara, dan menulis. Saat kita membaca,


pembaca yang baik akan memahami bahan yang dibacanya. Selain itu, pembaca juga dapat mengkomunikasikan hasil membacanya secara lisan atau tertulis.
b.    Tujuan Membaca 
Pada kegiatan membaca di kelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa itu sendiri. Seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. 

Tujuan membaca mencakup: 1) kesenangan, 2) menyempurnakan membaca nyaring, 3) menggunakan strategi tertentu, 4) memperbarui pengetahuannya tentang suatu topik, 5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui, 6) memperoleh informasi untuk laporan lisan tertulis, 7) mengkorfimasikan atau menolak prediksi, 8) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, 9) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik (Blanton, dkk. Danirwin dalam Burns dkk., 1996).

Jadi, tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna/arti (meaning) erat sekali hubungannya dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.

Jenis-jenis membaca 
1)         Membaca dalam Hati
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami keseluruhan isi bacaan secara mendalam sambil menghubungkan isi bacaan itu dengan pengalaman maupun pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa diikuti gerak lisan maupun suara.  Istilah  membaca dalam hati sering juga dihubungkan dengan istilah membaca pemahaman  serta membaca komprehensif,  karena tujuan membaca dalam hati itu, seperti telah diungkapkan di atas, adalah untuk memahami isi bacaan secara menyeluruh dan mendalam.
2)         Membaca  Cepat 
Membaca cepat adalah ragam membaca yang dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat dan cepat untuk memahami isi bacaan secara garis besar saja. Ragam membaca cepat atau SpeedReading ini nantinya akan berhubungan dengan teknik membaca secara skimming serta membaca scanning.        
3)         Membaca Teknik
Membaca Teknik  pada dasarnya sama dengan membaca nyaring. Pada membaca nyaring yang perlu mendapat perhatian guru ialah: lafal kata, intonasi frase, intonasi kalimat, serta isi bacaan itu sendiri. Di samping itu, pungtuasi atau tanda baca dalam tata tulis bahasa Indonesia tidak boleh diabaikan. Siswa  harus dapat membedakan secara jelas intonasi kalimat berita, intonasi kalimat tanya, intonasi kalimat seru, dan sebagainya. Selain itu lagu atau irama kalimat orang yang sedang susah, marah, bergembira, dan suasana lainnya. Siswa harus dapat memberi tekanan yang berbeda pada bagian-bagian yang dianggap penting dengan bagian-bagian kalimat atau frase yang bernada biasa.
4)         Membaca  Kreatif
Membaca kreatif atau Dictionary of Readingmerupakan proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan yang baru yang terdapat dalam bacaan lewat jalan mengidentifikasi ide-ide yang menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan yang sebelumnya pernah didapatkan. Dengan demikian dalam proses membaca kreatif pembaca dituntut untuk mencermati ide-ide yang dikemukakan oleh penulis kemudian membandingkannya dengan ide-ide sejenis yang mungkin saja berbeda-beda, baik berupa petunjukpetunjuk, aturan-aturan atau kiat-kiat tertentu.



d. Aplikasi Pengembangan Model  Pembelajaran Membaca di SD  Kelas
Tinggi 
Model Pembelajaran Membaca Cepat
Metode pembelajaran membaca cepat ini tidak hanya berlaku untuk orang yang berkecimpung dalam pendidikan saja (yang bersekolah saja), tetapi bagi yang tidak bersekolah pun sangat diperlukan, seperti ibu rumahtangga yang mencari nomor telepon dari buku telepon. Dengan membaca cepat kita akan memperoleh informasi dengan cepat pula dalam waktu singkat. Untuk itu sering tanpa disadari orang telah menggunakan teknik skimming walaupun secara tidak sadar dan terorganisi, misalnya pada waktu seseorang membaca suatu buku atau bahan lain yang kurang relevan dengan kebutuhannya. Pengunjung perpustakaan ataupengunjung toko buku umumnya tanpa disadari juga telah melakukan skimming untuk sekedar mengetahui apakah buku itu cocok untuk kebutuhannya. 
Selain skimming, teknik membaca cepat lain ialah scanning. Scanning adalah suatu teknik membaca cepat untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lainnya. Jadi, langsung ke masalah yang dicari, yaitu fakta khusus dan informasi tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari skimming dan scanning digunakan antara lain untuk mendapatkan informasi tentang: nomor telepon dari buku telepon, kata dalam kamus atau ensiklopedia, entri pada indeks, angka-angka statistik, dan daftar acara di televisi. 
Langkah-langkah yang dilakukan dalam membaca skimming adalah sebagai berikut:
1)      Buat pertanyaan apa yang Anda cari atau perlukan dari buku tersebut.
2)      Dengan bantuan daftar isi atau kata pengantar (bila yang dibaca buku)
3)      Telusuri isi bacaan dengan kecepatan tinggi dan peuh perhatian
4)      Berhentilah jika merasa sudah menemukan apa yang dicari
5)      Bacalah dengan normal dan pahami dengan baik apa yang Anda cari itu. Langkah-langkah yang dilakukan dalam membaca scanning adalah sebagai berikut:
1)    Lihatlah daftar isi dan kata pengantar secara sekilas
2)    Telaah secara singkat latar belakang penulisan buku
3)    Baca pendahuluan secara singkat
4)    Cari dalam daftar isi bab-bab kemudian cari kalimat-kalimat yang penting
5)    Baca bagian simpulan (jika ada)
6)    Lihat secara sekilas daftar pustaka, daftar indeks, atau apendik

4.    Prinsip dan Prosedur Berbahasa Secara Tertulis Produktif (Menulis) dalam Pembelajaran SD Kelas Tinggi

Pada bagian ini dipaparkan pengertian, tujuan, jenis-jenis tulisan, dan penerapan pembelajaran menulis. Hal ini  diharapkan dapat membantu guru untuk mengingat kembali perihal yang diperlukan dalam membelajarkan peserta didik dalam keterampilan menulis. 
a.     Pengertian Menulis
Menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Sarana mewujudkan hal itu adalah bahasa.  Ekspresi gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan melalui bahasa itu akan dimegerti orang lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang teratur, sistematis, sederhana, dan mudah dimengerti (Jago Tarigan: 1995). Sejalan dengan itu, Semi juga mengatakan bahwa menulis pada hakikatnya merupakanpemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang bahasa (Semi:1990).
Berdasarkan konsep di atas, dapat dikatakan bahwa menulis merupakanpemindahan pikiran atau perasaan denganmenggunakan tulisan, struktur bahasa, dan kosakata dengan menggunakansimbol-simbol sehingga dapat dibaca.
b.    Tujuan Menulis
Seorang tergerak menulis karena memiliki tujuan-tujuan yang bisa dipertanggungjawabkan di hadapan pembacanya, karena tulisan pada dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan pendapat atau gagasan agar dapat dipahami dan diterima orang lain. Adapun tujuan penulisan tersebut adalah sebagai berikut.
1)         Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data, dan peristiwa.
2)         Membujuk, melalui tulisan seorang penulis mengharapkan  pembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakan dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif atau gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan mudah dicerna.
3)         Mendidik adalah salah satu tujuan  komunikasi melalui tulisan. Melalui membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah. Orang-orang yang berpendidikan misalnya, cenderung lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan tentu saja cenderung lebih rasional.
4)         Menghibur, fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya, seperti anekdot dan cerita  pengalaman lucu bisa pula menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan dan kepenatan setelah seharian sibuk beraktivitas.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis seperti yang diungkapkan di atas, pembelajaran menulis di sekolah dasar harus dimulai dari tahap yang paling sederhana, lalu dilanjutkan pada hal yang sederhana menuju hal yang biasa, hingga pada hal yang paling sukar. Tentu saja hal ini perlu melalui tahapan sesuai dengan tingkat pemikiran siswa. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang menulis. 
c.          Jenis-jenis Tulisan
Dalam keterampilan menulis   dikemukakan berbagai jenis  tulisan berdasarkan isi tulisan, antara lain sebagai berikut:
1)        Eksposisi; biasa juga disebut pemaparan, yakni karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Penulis berusaha memaparkan kejadian atau masalah secara analisis dan terrinci disertai   fakta yang mendukung. Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, disertasi, atau artikel pada surat kabar atau majalah. 
Contoh:
Kloning manusia menjadi isu pembicaraan semakin menarik para ulama akhir-akhir ini. Percobaan kloning pada binatang memang telah berhasil dilakukan, seperti kelahiran anak domba (Dolly) yang diujicoba dalam tahun 1996, tikus (1997), sapi (1998), babi (1999), kera (2000), kucing (2001). Awal April lalu dr. Severino Antinori, ginekolog dari Italia, mengumumkan keberhasilannya menumbuhkan janin dalam kloning manusia.
Kloning adalah upaya untuk menduplikasi genetik yang sama dari suatu organisme dengan menggantikan inti sel dari sel telur dengan inti sel organisme lain. Kloning pada manusia dilakukan dengan mempersiapkan sel telur yang sudah diambil intinya lalu disatukan dengan sel dewasa dari suatu organ tubuh. Hasilnya ditanam ke rahim seperti halnya embrio bayi tabung.
2)        Deskripsi; adalah  pelukisan atau penggambaran melalui kata-kata tentang suatu benda, tempat, suasana, atau keadaan. Seorang penulis deskripsi mengharapkan pembaca melalui tulisannya, dapat ‘ melihat’ apa yang dilihatnya, dapat ‘mendengar’ apa yang didengarnya, ‘merasakan’ apa yang dirasakanya, serta sampai kepada ‘kesimpulan’ yang sama dengannnya.
Contoh:
Jauh di sana di tepi sungai, tampak seorang perempuan yang masih muda berjalan hilir mudik, kadang-kadang menengok ke laut, rupanya mencari atau menantikan apa-apa yang boleh timbul dari dalam laut yang amat tenang laksana air di dalam dulang pada ketika itu, atau dari  pihak mana pun. Pada air mukanya yang telah pucat dan tubuhnya yang sudah kurus itu, dapatlah diketahui, bahwa perempuan itu memikul suatu percintaan yang amat berat. Meskipun mukanya telah kurus, tetapi cahaya kecantikan perempuan itu tiada juga hilang. (dikutip dari “Bintang Minahasa” karya Hersevien M.Taulu ,2001:65).
3)        Narasi (kisahan);  merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia (tokoh) berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Narasi lebih menekankan pada dimensi latar dan adanya alur atau konflik. Narasi adalah tulisan yang menyajikan serangkaian peristiwa. Tujuan menulis narasi ada dua, yaitu: (1)  memberikan informasi atau memberi wawasan dan memperluas pengetahuan kepada pembaca,
(2)  memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.

Contoh:
Pertandingan antara Angelique Widjaja melawan Tamarine Tanasugarn berlangsung sangat mendebarkan. Pada set pertama, Tamarine unggul atas Angie dengan skor 6-2. Namun, Angie membalas kekalahannya di set pertama dengan merebut set kedua. Angie memenangi set kedua itu dengan skor tipis 7-5.  Memasuki set ketiga, Tamarine tampaknya mulai kehabisan tenaga. Sebaliknya Angie semakin percaya diri apalagi ia mendapat dukungan luar biasa dari para penonton. Dengan mudah Angie memimpin perolehan angka. Ia sempat unggul dengan skor 5-0, sebelum akhirnya Angie menutup set penentuan itu dengan skor 6-2. Kemenangannya itu mengantarkan Angie ke semifinal turnamen tenis WTA Tour. 
4)        Argumentasi; adalah tulisan yang berisi atas paparan alasan dan pendapat untuk membuat suatu kesimpulan. Argumentasi ditulis untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Jadi, setiap karangan argumentasi selalu terdapat alasan atau argumen tentang  suatu pendapat atau penguatan terhadap pendapat tersebut.
Contoh:
Hakim menjatuhkan vonis hukuman kepada terdakwa itu. Dari catatan kepolisian yang ada ternyata ia telah berkali-kali melakukan kejahatan, mulai kejahatan kecil sampai kejahatan besar  pernah ia lakukan. Ternyata, lingkungan pergaulan yang ia lalui merupakan faktor utama yang menyebabkannya harus mengalami penderitaan yang panjang.
5)        Persuasi; adalah karangan yang berisi paparan untuk mengajak, ataupun mengimbau yang dapat membangkitkan ketertarikan pembaca untuk meyakini dan menuruti imbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis. Dengan kata lain, persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa.


Contoh:
Pelajar merupakan generasi penerus bangsa. Agar bangsa kita maju di masa depan, maka hendaknya seorang pelajar sudah mulai hidup disiplin sejak sekarang. Setiap individu pelajar harus mulai menanamkan sikap disiplin dan penuh tanggung jawab. Mulailah dari diri sendiri untuk melakukan kedisiplinan ini.
d.         Penerapan Pembelajaran Menulis 
Penerapan materi keterampilan menulis yang dapat diterapkan di SD kelas tinggi antara lain: buku harian dan menulis surat.
a. Buku Harian
Salah satu pembelajaran menulis yang dapat diterapkan di SD kelas tinggi adalah membuat catatan atau buku harian. Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian, cara menulis, dan contoh buku harian.
Pengertian Buku Harian
Buku harian merupakan sebuah buku catatan yang berisi tulisan pribadi penulis. Buku harian berisi pengalaman pribadi, baik itu hal yang menyenangkan, menggembirakan, menyedihkan, mengharukan, maupun mengecewakan. Dalam buku harian hal apa saja bisa dituliskan, termasuk urusan yang sangat pribadi dan rahasia. 

Buku harian dikenal juga dengan catatan harian atau jurnal harian. Dalam bahasa Inggris disebut “diary”. Buku harian pada dasarnya adalah catatan penting tentang pengalaman, pemikiran, dan perasaan yang ditulis setiap hari oleh seseorang (Zulkarnaini: 2008).   Menulis buku harian merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis peerta didik, dalam hal ini adalah pesesrta didik SD Kelas tinggi. Guru harus mampu mengajarkan menulis buku harian.

Isi buku harian harus memuat berbagai unsur agar menjadi susunan yang baik. Unsur-unsur itu adalah waktu, tempat, peristiwa, dan suasana. Isi buku harian  meliputi  hal-hal berikut: tanggal penulisan, peristiwa yang dialami, waktu peristiwa itu terjadi, tempat peristiwa itu terjadi, orang yang terlibat dalam peristiwa itu, dan perasaan/kesan atau harapan terhadap peristiwa itu. 
Contoh Buku Harian
Sabtu, 5 Desember 2015, pukul 14.00
Hari ini aku sedih. Mama dan kakakku kecelakaan saat akan menjemputku di sekolah. Aku merasa bersalah kepada mereka. Untuk itu, aku berniat menebus kesalahanku dengan menggantikan tugas Mama dan kakak mengerjakan tugas-tugas rumah. Semoga cepat sembuh ya, Ma.
b. Menulis Surat
Pengertian Surat
Surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Fungsinya antara lain: sarana pemberitahuan, permintaan, buah pikiran dan gagasan, alat bukti tertulis, alat pengingat, bukti historis, dan pedoman kerja. Pada umumnya, dibutuhkan perangko sebagai alat ganti bayar jasa pengiriman. Semakin jauh tujuan pengiriman surat maka nilai yang tercantum di perangko harus semakin besar juga.

Jenis Surat
Surat secara umum, apabila ditinjau dari segi bentuk, isi, dan bahasanya jenis surat  digolongkan menjadi tiga yaitu: surat pribadi, surat resmi/ dinas, dan surat niaga. Sedangkan apabila digolongkan berdasarkan pemakaiannya dapat dibagi menjadi dua yaitu surat pribadi dan surat resmi/ dinas.
Keterangan:
1)         Surat Pribadi
Surat pribadi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Surat dapat berupa korespondensi antara sesama teman atau keluarga.  Ciri-ciri surat pribadi yaitu: tidak menggunakan kop surat, tidak ada nomor surat, salam pembuka dan penutup bervariasi, penggunaan bahasa bebas sesuai keinginan penulis, dan format surat bebas.



2)         Surat Resmi/ dinas
Surat resmi/ dinas adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi atau kedinasan, baik perseorangan, instansi, maupun organisasi; misalnya undangan, surat edaran, dan surat pemberitahuan. Ciri-ciri surat resmi/ dinas: menggunakan kop surat apabila dikeluarkan organisasi, ada nomor surat, lampiran, dan perihal, menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim, penggunaan ragam bahasa resmi, dan menyertakan cap atau stempel dari lembaga resmi.
Catatan:
Ada aturan format baku bagian-bagian surat resmi, yaitu:
a)           Kepala/kopsurat; terdiri dari:
         Nama instansi/lembaga, ditulis dengan huruf kapital/huruf besar.
         Alamat instansi/lembaga, ditulis dengan variasi huruf besar dan kecil
         Logo instansi/lembaga
b)          Nomor surat, yakni urutan surat yang dikirimkan
c)           Lampiran, berisi lembaran lain yang disertakan selain surat
d)          Hal, berupa garis besar isi surat
e)          Tanggal surat (penulisan di sebelah kanan sejajar dengan nomor surat)
f)            Alamat yang dituju
g)           Pembuka/salam pembuka (diakhiri tanda koma)
h)          Isi surat
i)             Penutup surat, berisi: salam penutup, Jabatan, tanda tangan, dan nama
(biasanya disertai nomor induk pegawai atau NIP)
j)            Tembusan surat, berupa penyertaan/pemberitahuan kepada atasan tentang adanya suatu kegiatan.

Contoh Surat Resmi/ Dinas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar