1.
Prinsip dan Prosedur Berbahasa
secara Lisan (Menyimak) dalam
Pembelajaran SD Kelas Tinggi
Implikasi dalam pelaksanaan pengajaran menyimak di SD
kelas tinggi ialah guru hendaknya memulai pelajarannya dengan memperdengarkan
(sebaiknya secara spontan, tidak dengan membaca) ujaran-ujaran bahasa Indonesia
baik berupa kata-kata maupun kalimat, setidak-tidaknya ketika guru
memperkenalkan kata-kata baru, ungkapan-ungkapan baru, atau pola kalimat baru.
Manfaat dan aktifitas ini ialah untuk membiasakan murid mendengar ujaran dan
mengenal dengan baik tata bunyi bahasa Indonesia, selain dapat menciptakan
kondisi belajar penuh gairah dan menumbuhkan motivasi dalam diri murid. Hal ini
agar pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru di SD kelas tinggi tidak
monoton dengan membaca buku teks.
Secara umum tujuan latihan menyimak adalah agar siswa
dapat memahami ujaran dalam bahasa Indonesia, baik bahasa sahari-hari maupun
bahasa yang digunakan dalam forum resmi. Pembahasan modul pada bagian ini
meliputi: pengertian, tujuan, teknik menyimak, dan cara meningkatkan daya
simak.
a. Pengertian
Menyimak
Beberapa pengertian menyimak dari berbagai pendapat para ahli
yaitu :
1)
Menyimak merupakan suatu proses
kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi,
serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui
ujaran atau bahasa lisan
(Tarigan:1994).
2)
Menyimak adalah proses besar
mendegarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan.
Menyimak dapat pula bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian
serta apresiasi (Russell & Russell; Anderson dalam Tarigan:1994).
3)
Menyimak adalah suatu proses yang
mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya
(Tarigan:1994).
Jadi, Kesimpulannya Menyimak adalah suatu proses
kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh
pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan
aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh
informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.
b. Tujuan Menyimak
Tujuan utama dari
menyimak yaitu Menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang
tersirat dalam bahan simakan.
1)
Mendapatkan Fakta
Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam
berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah
dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga, percakapan dengan
tetangga, percakapan dengan teman sekerja, sekelas dsb.
2)
Menganalisis Fakta
Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu
dianalisis. Harus jelas kaitan antarunsur fakta, sebab dan akibat apa yang
terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan
pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan.
3)
Mengevaluasi Fakta
Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah
mengevaluasi faktafakta yang disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak
sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain : Benarkah fakta yang
diajukan? Relevankah fakta yang diajukan? Akuratkah fakta yang disampaikan?
Apabila fakta yang disampaikan pembicara
sesuai dengan kenyataan, pengalaman, dan pengetahuan penyimak maka fakta itu
dapat diterima.
Mendapatkan Inspirasi.
Mereka menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk
tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak memerlukan
fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan, suntikan semangat,
atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka ini
sangat mengharapkan pembicara yang isnpiratif, sugestif dan penuh gagasan
orisinal.
4)
Menghibur Diri
Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti
bioskop, sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri. Sasaran yang mereka
pilih pun tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan
percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup
Srimulat.
5)
Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan
keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang
pembicara, antara lain pada cara: mengorganisasikan bahan pembicaraan, memikat
perhatian pendengar, serta memulai dan mengakhiri pembicaraan.
Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian
dipraktikkan.
c.
Teknik Menyimak
Untuk meningkatkan kemampuan menyimak pada murid sekolah
sekolah dasar, ada beberapa teknik yang perlu ditempuh (Tarigan: 1993) yaitu:
1)
Teknik loci (Loci System)
Salah satu teknik mengingat yang paling tradisional
adalah teknik loci. Teknik ini pada dasarnya memberikan cara mengingat pesan
dengan memvisualisasikan dalam benak kita materi yang harus diingat.Teknik ini
dilakukan dengan, mempelajari urutan informasi dengan informasi lain yang
serupa, dengan mempelajari lokasi-lokasi yang ada di sekitar kita dan
mencocokkan hal-hal yang akan diingat dengan lokasi-lokasi tersebut.
2)
Teknik penggabungan (link
system)
Teknik ini memberikan gagasan tentang cara mengingat,
yaitu dengan menghubungkan pesan pertama yang akan diingat dengan pesan ke dua,
ke tiga, dan seterusnya. Pesan berantai itu dihubungkan pula dengan imajiimaji
tertentu yang perlu anda visualkan secara jelas dalam pikiran. Untuk mencegah
terjadinya kelupaan pada pesan pertama (pesan yang akan dimata-rantaikan), Anda
pun perlu menghubungkan pesan pertama tersebut dengan lokasi yang akan
mengingatkan Anda pada item tadi.
3)
Teknik Fonetik (phonetic system)
Teknik ini melibatkan penggabungan angka-angka,
bunyi-bunyi fonetis, dan kata-kata yang mewakili bilangan-bilangan tadi serta
bunyi-bunyi, dengan pesan yang akan diingat.
4)
Teknik pengelompokan
kategorial
Pengelompokan kategorial, yakni suatu teknik pengorganisasian
yang dapat digunakan secara sistemtis untuk memodifikasikan informasi baru
dengan cara memberikan struktur baru pada informasi-informasi tadi.
5)
Teknik Pemenggalan
Teknik ini memberikan cara mengingat pesan dengan cara
memenggal pesan-pesan yang panjang. Contohnya, Apabila mendengar orang menyebutkan nomor telepon,
misalnya 6651814, maka agar mudah mengingatnya kita memenggal, kelompok angka
itu menjadi 665-18-14, atau 66-51-814 dan sebagainya.
6)
Teknik Konsentrasi
Berkonsentrasi pada pesan yang dikirimkan oleh pembicara
merupakan kesulitan utama yang dihadapi oleh pendengar. Karena seringnya
berkomonikasi dalam rentang waktu yang terlalu lama, sehingga keadaan seperti
ini menuntutnya untuk membagi-bagi energi untuk memperhatikan antara berbagai
ragam rangsang dan tidak merespon pada satu rangsang saja.
d.
Cara Meningkatkan Daya Simak
Untuk meningkatkan daya simak, ada beberapa cara yang
dapat dilakukan (HG Tarigan; 1986).
1) Menyimak
konversasif
Untuk perbaikan serta kemajuan dalam menyimak
konversasif maka dapat dilakukan langkah-langkah berikut ini.
a)
Menyiapkan siswa dengan baik agar
perhatian terfokus pada apa yang disampaikan.
b)
Menyampaikan cara menyimak yang
baik.
c)
Membuat rekaman dan menerapkan
cara-cara menjadi penyimak yang baik.
d)
Mengevaluasi percakapan yang
disimak.
e)
Memotivasi siswa untuk menilai
dirinya sendiri.
f)
Memberi kesempatan kepada
masing-masing kelompok untuk saling menilai.
2) Menyimak
Apresiatif
Dalam upaya mencoba meningkatkan serta mengembangkan
kemampuan siswa dalam menyimak, maka berikut ini ada beberapa langkah yang
dapat dilakukan.
a)
Membuat rekaman cerita dan puisi
yang digemari oleh siswa, kemudian siswa
mendiskusikan cerita atau puisi tersebut dalam kelompok.
b)
Menceritakan tentang pemandangan
yang disenangi oleh siswa.
c)
Siswa secara bergiliran
menceritakan kembali apa yang telah dibacanya.
d)
Menceritakan kembali apa yang
disimak dari radio atau TV.
e)
Memilih salah satu topik yang
menarik untuk disimak kemudian memberikanpenjelasan mengapa topik itu dipilih
untuk disimak.
f)
Membuat lembar penilaian untuk penilaian penyimakan dari radio atau
TV.
g)
Membentuk panitia untuk memberikan
pengumuman pada suatu
lomba menyimak
3) Menyimak
Eksplorasif
Untuk meningkatkan menyimak eksplorasif ini maka ada
beberapa hal yang dapat dilakukan.
a)
Untuk memperluas dan memahami
makna kata, sebelum menyimak para siswa dapat membaca kata-kata tertentu yang
telah dituliskan di papan tulis. Mereka akan memahami makna dengan
memperhatikan konteks pemakaian kata-kata tersebut dalam bahan simakan.
b)
Setelah menyimak suatu petunjuk
yang dibacakan satu kali, siswa disuruhmelakukannya, misalnya; eksperimen
sesuai dengan bahan simakan.
c)
Setelah menyimak suatu petunjuk,
maka siswa disuruh menuliskannya sesuai dengan apa yang disimak.
d)
Siswa menyimak informasi baru mengenai suatu topik.
Cara yang baik
membantu siswa dalam menyimak informasi
adalah
mereka menyimak dengan menyiapkan pertanyaan atau
masalah yang telah dimiliki. Untuk mengetahuinya guru dapat mengajukan berbagai
pertanyaan.
4) Menyimak
Konsentratif
Dalam menyimak konsentratif ini ada beberapa cara yang
dapat ditempuh.
a)
Permainan sederhana dengan
melibatkan siswa dengan cara mengulangi apa yang telah dikatakan dalam
pernyataanpernyataan kumulatif siswa sebelumnya.
Contoh:
Ani : “Saya membeli buku.”
Ana : “Saya membeli buku dan
pensil.”
Ina : “Saya membeli buku, pensil,
dan penggaris.”
Ida : “Saya membeli buku, pensil,
penggaris, dan penghapus.”
Permainan ini berlangsung terus selama
daftar komulatif lengkap dan dalam susunan yang benar.
b)
Mempantomimkan suatu cerita (tiga
atau empat adegan) yang sebelumnya telah disampaikan secara lisan.
c)
Menceritakan kembali sesuai dengan
hasil simakan.
d)
Membuat gambar-gambar sesuai
dengan cerita yang disimak.
Hal lain yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyimak adalah menganalisis rekaman
singkat atau pidato yang dibacakan oleh guru.
Adapun yang dapat mereka simak adalah:
(1)
Memperhatikan pendahuluan atau
kalimat pembuka.
(2)
Menyimak hal-hal penting yang
terdapat dalam pidato.
(3)
Mendiskusikan hal-hal penting yang
telah disimak.
(4)
Memperhatikan kesimpulan.
Pada pembelajaran keterampilan menyimak di SD kelas
tinggi, seorang guru juga harus mampu memilih bahan pembelajaran untuk
mengajarkan keterampilan menyimak kepada para siswanya. Tujuan utama
pembelajaran menyimak, melatih siswa memahami bahasa lisan. Oleh sebab itu,
pemilihan bahan pembelajaran menyimak harus disesuaikan dengan karakteristik
siswa SD. Bahan simakan untuk siswa SD dapat berupa perintah, pertanyaan, atau
petunjuk lisan yang menghendaki jawaban singkat atau perbuatan sebagai
jawabannya.
Contoh:
a.
Buka pintu itu!
b.
Di mana, rumahmu?
c.
Ambilkan buku itu, kemudian
bacalah!
Secara umum, bahan pembelajaran menyimak dapat
menggunakan bahan pembelajaran membaca, menulis, kosakata, karya sastra, bahan
yang disusun guru sendiri atau ambil dari media cetak. Teknik penyajiannya
dapat dibacakan langsung oleh guru atau alat perekam suara.
Setelah menyampaikan bahan pembelajaran, guru secara
langsung dapat mengadakan tanya jawab tentang isi materi yang sudah
disampakannya atau menugasi siswa untuk menjawab pertanyaan yang sudah
disiapkan lebih dulu.
Pertanyaan yang baik harus disusun secara
sistematis.
2. Prinsip dan Prosedur Berbahasa
Secara Lisan Produktif (Berbicara) dalam Pembelajaran SD Kelas Tinggi
Sebelum membahas materi ini, kita akan membahas tentang
prinsip keterampilan berbicara yang meliputi: pengertian, jenis-jenis, dan
penerapan materi keterampilan berbicara.
a.
Pengertian Berbicara
Beberapa pengertian berbicara dari berbagai pendapat
para ahli yaitu:
1)
Bicara adalah bahasa lisan
seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain. Berbicara ini bentuk komunikasi
yang paling efektif (Suriansyah: 2009).
2)
Berbicara merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi langsung secara
tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 2006).
3)
Berbicara adalah berkata;
bercakap; berbahasa; melahirkan pendapat dengan perkataan, tulisan dan
sebagainya atau berunding (Moeliono, dkk.;1998).
Berdasarkan penjelasan pakar di atas tentang pengertian
berbicara, maka dapat diambil kesimpulan berbicara adalah keterampilan
berbahasa untuk berkomunikasi dengan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan.
b.
Jenis-jenis Kegiatan Berbicara
Berbicara terdiri atas berbicara formal dan berbicara
informal. Berbicara informal meliputi:
bertukar pikiran, percakapan, penyampaian berita, bertelepon, dan
memberi petunjuk. Sedangkan berbicara formal antara lain, diskusi, ceramah,
pidato, wawancara, dan bercerita (dalam situasi formal).
Pembagian atau klasifikasi seperti di atas bersifat
luwes. Artinya, situasi pembicaraan yang akan menentukan suasana formal dan
suasana informalnya. Misalnya: penyampaian berita atau memberi petunjuk dapat
juga bersifat formal jika berita itu atau pemberian petunjuk itu berkaitan
dengan situasi formal, bukan penyampaian berita antarteman atau bukan pemberian
petunjuk kepada orang yang tersesat di jalan.
Bila dikaitkan dengan pembelajaran di SD kelas tinggi,
maka peran guru dalam pembelajaran keterampilan berbicara sangat penting dan
perlu adanya pemikiran kreativitas guru dan kebijakan guru dalam melayani
peserta didik pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru perlu
menciptakan berbagai pengalaman belajar berbicara agar siswa dapat berlatih
berbicara.
Kemampuan berbicara merupakan tuntutan utama yang harus
dikuasai oleh seorang guru. Jika seorang guru menuntut peserta didiknya dapat
berbicara dengan baik, sesuai dengan situasinya maka guru harus memberi contoh
berbicara yang baik. Guru, di samping harus menguasai teori berbicara juga
terampil berbicara dalam kehidupan nyata. Guru yang baik juga harus dapat
mengekspresikan pengetahuan yang dikuasainya dalam bahasa lisan yang baik.
c. Penerapan Materi Keterampilan Berbicara
Penerapan materi keterampilan berbicara yang dapat
diterapkan di SD kelas tinggi antara lain: wawancara dan diskusi.
1) Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu
pewawancara dan narasumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat
tentang suatu hal. Pewawancara adalah orang yang mengajukan pertanyaan.
Narasumber adalah orang yang memberikan jawaban atau pendapat atas pertanyaan
pewawancara. Narasumber juga bisa disebut dengan informan. Orang yang bisa dijadikian narasumber adalah orang yang
ahli di bidang yang berkaitan dengan imformasi yang kita cari.
Jenis-jenis wawancara:
a)
Wawancara serta merta; adalah
wawancara yang dilakukan dalam situasi yang alamiah. Prosesnya terjadi seperti
obrolan biasa tanpa pertanyaan panduan.
b)
Wawancara dengan petunjuk umum;
adalah wawancara dengan berpedoman pada pokok-pokok atau kerangka permasalahan
yang sudah dibuat terlebih dahulu.
c)
wawancara berdasarkan pertanyaan
yang sudah dibakukan;. dalam hal ini pewawancara mengajukan pertanyaan
berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan atau dibakukan.
2) Diskusi
Diskusi adalah salah satu bentuk kegiatan wicara dengan
pertukaran pikiran, gagasan, yang terdiri dari dua orang atau lebih secara
lisan untuk mencari kesepakatan atau kesepahaman gagasan atau pendapat.
Berdiskusi dapat memperluas pengetahuan dan banyak pengalaman.
Diskusi dengan melibatkan beberapa orang disebut diskusi
kelompok, dalam diskusi tersebut dibutuhkan seorang pemimpin yang disebut
dengan ketua diskusi. Tugas dari ketua diskusi adalah untuk membuka dan menutup
diskusi, membangkitkan minat para anggota untuk menyampaikan gagasan, menengahi
anggota yang berdebat, serta mengemukakan kesimpulan dari hasil diskusi.
Macam-macam Diskusi
Adapun macam-macam diskusi adalah sebagai berikut:
a)
Seminar: Pengertian seminar
adalah diskusi yang digunakan untuk mencari kesepakatan atau kesamaan langkah
atau pandangan dalam menghadapi suatu persoalan yang sifatnya formal, sehingga
para pemrasaran menyediakan kertas kerja atau makalah untuk disajikan. Para
peserta diskusi dapat diberi kesempatan dalam menanggapi makalah tersebut. Pada
akhirnya diskusi moderator dapat menyampaikan hasil dari pemikirannya.
b)
Sarasehan/Simposium:
Pengertian Sarasehan/simposium adalah diskusi yang diselenggarakan untuk
membahas mengenai prasaran-prasaran tentang suatu pokok persoalan atau
masalah.
c)
Diskusi Panel: Pengertian
diskusi panel adalah diskusi yang digunakan untuk memperluas wawasan terhadap
suatu masalah yang sedang hangat dengan melibatkan beberapa ahli disiplin ilmu
atau profesi untuk bertindak sebagai penulis atau pembicara. Moderator dapat
bertanya langsung kepada panelis untuk menggali pandangan/pendapat. Peserta
diskusi diberi kesempatan untuk bertanya atau menanggapi atau menyanggah
pendapat dari panelis yang pada akhirnya diskusi moderator dapat menyajikan
pokok-pokok pikiran hasil diskusi.
d)
Konferensi: Pengertian
konferensi adalah pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat terhadap
suatu masalah yang sedang dihadapi bersama.
e)
Lokakarya: Pengertian
lokakarya adalah diskusi atau pertemuan para ahli atau pakar dalam membahas
suatu masalah yang berada di bidangnya.
Berdasarkan pembahasan di atas, jadi diskusi merupakan
pikiran yang membahas masalah tertentu bertujuan mencari kesepakatan dan solusi
dari masalah. Diskusi memiliki sebuah topik permasalahan yang akan dibahas.
3. Prinsip dan Prosedur Berbahasa
Secara Tertulis Reseptif (Membaca) dalam Pembelajaran SD Kelas Tinggi
Pembahasan pada bagian ini difokuskan pada keterampilan
membaca. Kita akan membahas tentang prinsip dan prosedur berbahasa secara
tertulis reseptif, yakni keterampilan membaca yang meliputi: pengertian,
tujuan, jenis-jenis membaca, dan aplikasi pengembangan model pembelajaran
membaca di SD.
a.
Pengertian Membaca
Beberapa pengertian membaca dari berbagai pendapat para
ahli yaitu :
1)
Membaca adalah usaha memahami
bacaan sebaik-baiknya; jika teks yang dilafalkan maka pembelajarannya jelas dan
fasih, tepat informasi, dan penjedaannya, sehingga komunikatif dengan
pendengar, dan juga ditandai oleh suatu pemahaman teks (Amir; 1996).
2)
Membaca merupakan kegiatan yang
merespon lambang-lambang tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat (Ahmad S Harja Sujana; 1985).
Jadi, kesimpulannya membaca adalah proses
pengucapan tulisan untuk mendapatkan isinya. Pengucapan tidak selalu dapat
didengar, misalnya membaca dalam hati. Selanjutnya, membaca merupakan aktivitas
yang tidak bisa dilepaskan dari menyimak, berbicara, dan menulis. Saat kita
membaca,
pembaca yang baik akan memahami bahan yang dibacanya.
Selain itu, pembaca juga dapat mengkomunikasikan hasil membacanya secara lisan
atau tertulis.
b.
Tujuan Membaca
Pada kegiatan membaca di kelas, guru seharusnya menyusun
tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau dengan
membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa itu sendiri. Seseorang yang
membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang
yang tidak mempunyai tujuan.
Tujuan membaca mencakup: 1) kesenangan, 2)
menyempurnakan membaca nyaring, 3) menggunakan strategi tertentu, 4)
memperbarui pengetahuannya tentang suatu topik, 5) mengaitkan informasi baru
dengan informasi yang telah diketahui, 6) memperoleh informasi untuk laporan
lisan tertulis, 7) mengkorfimasikan atau menolak prediksi, 8) menampilkan suatu
eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam
beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, 9) menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang spesifik (Blanton, dkk. Danirwin dalam Burns dkk.,
1996).
Jadi, tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna/arti (meaning)
erat sekali hubungannya dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.
Jenis-jenis membaca
1)
Membaca dalam Hati
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang berusaha
memahami keseluruhan isi bacaan secara mendalam sambil menghubungkan isi bacaan
itu dengan pengalaman maupun pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa diikuti
gerak lisan maupun suara. Istilah membaca dalam hati sering juga dihubungkan
dengan istilah membaca pemahaman serta
membaca komprehensif, karena tujuan
membaca dalam hati itu, seperti telah diungkapkan di atas, adalah untuk
memahami isi bacaan secara menyeluruh dan mendalam.
2)
Membaca Cepat
Membaca cepat adalah ragam membaca yang dilaksanakan
dalam waktu yang relatif singkat dan cepat untuk memahami isi bacaan secara
garis besar saja. Ragam membaca cepat atau SpeedReading ini nantinya akan
berhubungan dengan teknik membaca secara skimming serta membaca scanning.
3)
Membaca Teknik
Membaca Teknik
pada dasarnya sama dengan membaca nyaring. Pada membaca nyaring yang
perlu mendapat perhatian guru ialah: lafal kata, intonasi frase, intonasi
kalimat, serta isi bacaan itu sendiri. Di samping itu, pungtuasi atau tanda
baca dalam tata tulis bahasa Indonesia tidak boleh diabaikan. Siswa harus dapat membedakan secara jelas intonasi
kalimat berita, intonasi kalimat tanya, intonasi kalimat seru, dan sebagainya.
Selain itu lagu atau irama kalimat orang yang sedang susah, marah, bergembira,
dan suasana lainnya. Siswa harus dapat memberi tekanan yang berbeda pada
bagian-bagian yang dianggap penting dengan bagian-bagian kalimat atau frase
yang bernada biasa.
4)
Membaca Kreatif
Membaca kreatif atau Dictionary of Readingmerupakan
proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan yang baru yang
terdapat dalam bacaan lewat jalan mengidentifikasi ide-ide yang menonjol atau
mengkombinasikan pengetahuan yang sebelumnya pernah didapatkan. Dengan demikian
dalam proses membaca kreatif pembaca dituntut untuk mencermati ide-ide yang
dikemukakan oleh penulis kemudian membandingkannya dengan ide-ide sejenis yang
mungkin saja berbeda-beda, baik berupa petunjukpetunjuk, aturan-aturan atau
kiat-kiat tertentu.
d. Aplikasi Pengembangan Model
Pembelajaran Membaca di SD Kelas
Tinggi
Model Pembelajaran
Membaca Cepat
Metode pembelajaran membaca cepat ini tidak hanya
berlaku untuk orang yang berkecimpung dalam pendidikan saja (yang bersekolah
saja), tetapi bagi yang tidak bersekolah pun sangat diperlukan, seperti ibu
rumahtangga yang mencari nomor telepon dari buku telepon. Dengan membaca cepat
kita akan memperoleh informasi dengan cepat pula dalam waktu singkat. Untuk itu
sering tanpa disadari orang telah menggunakan teknik skimming walaupun secara
tidak sadar dan terorganisi, misalnya pada waktu seseorang membaca suatu buku
atau bahan lain yang kurang relevan dengan kebutuhannya. Pengunjung
perpustakaan ataupengunjung toko buku umumnya tanpa disadari juga telah
melakukan skimming untuk sekedar mengetahui apakah buku itu cocok untuk
kebutuhannya.
Selain skimming, teknik membaca cepat lain ialah
scanning. Scanning adalah suatu teknik membaca cepat untuk mendapatkan suatu
informasi tanpa membaca yang lain-lainnya. Jadi, langsung ke masalah yang
dicari, yaitu fakta khusus dan informasi tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari
skimming dan scanning digunakan antara lain untuk mendapatkan informasi
tentang: nomor telepon dari buku telepon, kata dalam kamus atau ensiklopedia,
entri pada indeks, angka-angka statistik, dan daftar acara di televisi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam membaca skimming
adalah sebagai berikut:
1)
Buat pertanyaan apa yang Anda cari
atau perlukan dari buku tersebut.
2)
Dengan bantuan daftar isi atau
kata pengantar (bila yang dibaca buku)
3)
Telusuri isi bacaan dengan
kecepatan tinggi dan peuh perhatian
4)
Berhentilah jika merasa sudah
menemukan apa yang dicari
5)
Bacalah dengan normal dan pahami
dengan baik apa yang Anda cari itu. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
membaca scanning adalah sebagai berikut:
1)
Lihatlah daftar isi dan kata
pengantar secara sekilas
2)
Telaah secara singkat latar
belakang penulisan buku
3)
Baca pendahuluan secara singkat
4)
Cari dalam daftar isi bab-bab
kemudian cari kalimat-kalimat yang penting
5)
Baca bagian simpulan (jika ada)
6)
Lihat secara sekilas daftar
pustaka, daftar indeks, atau apendik
4. Prinsip dan Prosedur Berbahasa Secara
Tertulis Produktif (Menulis) dalam Pembelajaran SD Kelas Tinggi
Pada bagian ini dipaparkan pengertian, tujuan,
jenis-jenis tulisan, dan penerapan pembelajaran menulis. Hal ini diharapkan dapat membantu guru untuk
mengingat kembali perihal yang diperlukan dalam membelajarkan peserta didik
dalam keterampilan menulis.
a.
Pengertian Menulis
Menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan,
ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Sarana mewujudkan hal itu adalah
bahasa. Ekspresi gagasan, ide, pendapat,
atau pikiran dan perasaan melalui bahasa itu akan dimegerti orang lain atau
pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang teratur, sistematis, sederhana, dan
mudah dimengerti (Jago Tarigan: 1995). Sejalan dengan itu, Semi juga mengatakan
bahwa menulis pada hakikatnya merupakanpemindahan pikiran atau perasaan ke
dalam bentuk lambang bahasa (Semi:1990).
Berdasarkan konsep di atas, dapat dikatakan bahwa
menulis merupakanpemindahan pikiran atau perasaan denganmenggunakan tulisan,
struktur bahasa, dan kosakata dengan menggunakansimbol-simbol sehingga dapat
dibaca.
b.
Tujuan Menulis
Seorang tergerak menulis karena memiliki
tujuan-tujuan yang bisa dipertanggungjawabkan di hadapan pembacanya, karena
tulisan pada dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan pendapat atau gagasan
agar dapat dipahami dan diterima orang lain. Adapun tujuan penulisan tersebut
adalah sebagai berikut.
1)
Menginformasikan segala sesuatu,
baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap
fakta, data, dan peristiwa.
2)
Membujuk, melalui tulisan seorang
penulis mengharapkan pembaca dapat
menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakan dengan
menggunakan gaya bahasa yang persuasif atau gaya bahasa yang menarik, akrab,
bersahabat, dan mudah dicerna.
3)
Mendidik adalah salah satu
tujuan komunikasi melalui tulisan.
Melalui membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus
bertambah. Orang-orang yang berpendidikan misalnya, cenderung lebih terbuka dan
penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan tentu saja cenderung
lebih rasional.
4)
Menghibur, fungsi dan tujuan
menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli media massa, radio, televisi, namun
media cetak dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya, seperti
anekdot dan cerita pengalaman lucu bisa
pula menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan dan
kepenatan setelah seharian sibuk beraktivitas.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis seperti yang
diungkapkan di atas, pembelajaran menulis di sekolah dasar harus dimulai dari
tahap yang paling sederhana, lalu dilanjutkan pada hal yang sederhana menuju
hal yang biasa, hingga pada hal yang paling sukar. Tentu saja hal ini perlu
melalui tahapan sesuai dengan tingkat pemikiran siswa. Oleh karena itu, seorang
guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang menulis.
c.
Jenis-jenis Tulisan
Dalam keterampilan menulis dikemukakan berbagai jenis tulisan berdasarkan isi tulisan, antara lain
sebagai berikut:
1)
Eksposisi; biasa juga disebut
pemaparan, yakni karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau
menganalisis suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan
pandangan seseorang. Penulis berusaha memaparkan kejadian atau masalah secara
analisis dan terrinci disertai fakta
yang mendukung. Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk
menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, disertasi, atau
artikel pada surat kabar atau majalah.
Contoh:
Kloning manusia menjadi isu pembicaraan
semakin menarik para ulama akhir-akhir ini. Percobaan kloning pada binatang
memang telah berhasil dilakukan, seperti kelahiran anak domba (Dolly) yang
diujicoba dalam tahun 1996, tikus (1997), sapi (1998), babi (1999), kera
(2000), kucing (2001). Awal April lalu dr. Severino Antinori, ginekolog dari
Italia, mengumumkan keberhasilannya menumbuhkan janin dalam kloning manusia.
Kloning adalah upaya untuk menduplikasi
genetik yang sama dari suatu organisme dengan menggantikan inti sel dari sel
telur dengan inti sel organisme lain. Kloning pada manusia dilakukan dengan
mempersiapkan sel telur yang sudah diambil intinya lalu disatukan dengan sel
dewasa dari suatu organ tubuh. Hasilnya ditanam ke rahim seperti halnya embrio
bayi tabung.
2)
Deskripsi; adalah pelukisan atau penggambaran melalui kata-kata
tentang suatu benda, tempat, suasana, atau keadaan. Seorang penulis deskripsi
mengharapkan pembaca melalui tulisannya, dapat ‘ melihat’ apa yang dilihatnya,
dapat ‘mendengar’ apa yang didengarnya, ‘merasakan’ apa yang dirasakanya, serta
sampai kepada ‘kesimpulan’ yang sama dengannnya.
Contoh:
Jauh di sana di tepi sungai, tampak seorang
perempuan yang masih muda berjalan hilir mudik, kadang-kadang menengok ke laut,
rupanya mencari atau menantikan apa-apa yang boleh timbul dari dalam laut yang
amat tenang laksana air di dalam dulang pada ketika itu, atau dari pihak mana pun. Pada air mukanya yang telah
pucat dan tubuhnya yang sudah kurus itu, dapatlah diketahui, bahwa perempuan
itu memikul suatu percintaan yang amat berat. Meskipun mukanya telah kurus,
tetapi cahaya kecantikan perempuan itu tiada juga hilang. (dikutip dari
“Bintang Minahasa” karya Hersevien M.Taulu ,2001:65).
3)
Narasi (kisahan); merupakan corak
tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia
(tokoh) berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Narasi lebih menekankan
pada dimensi latar dan adanya alur atau konflik. Narasi adalah tulisan yang
menyajikan serangkaian peristiwa. Tujuan menulis narasi ada dua, yaitu:
(1) memberikan informasi atau memberi
wawasan dan memperluas pengetahuan kepada pembaca,
(2) memberikan
pengalaman estetis kepada pembaca.
Contoh:
Pertandingan antara Angelique Widjaja
melawan Tamarine Tanasugarn berlangsung sangat mendebarkan. Pada set pertama,
Tamarine unggul atas Angie dengan skor 6-2. Namun, Angie membalas kekalahannya
di set pertama dengan merebut set kedua. Angie memenangi set kedua itu dengan
skor tipis 7-5. Memasuki set ketiga,
Tamarine tampaknya mulai kehabisan tenaga. Sebaliknya Angie semakin percaya
diri apalagi ia mendapat dukungan luar biasa dari para penonton. Dengan mudah
Angie memimpin perolehan angka. Ia sempat unggul dengan skor 5-0, sebelum
akhirnya Angie menutup set penentuan itu dengan skor 6-2. Kemenangannya itu
mengantarkan Angie ke semifinal turnamen tenis WTA Tour.
4)
Argumentasi; adalah tulisan yang
berisi atas paparan alasan dan pendapat untuk membuat suatu kesimpulan.
Argumentasi ditulis untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak suatu
pendapat, pendirian, atau gagasan. Jadi, setiap karangan argumentasi selalu
terdapat alasan atau argumen tentang
suatu pendapat atau penguatan terhadap pendapat tersebut.
Contoh:
Hakim menjatuhkan vonis hukuman kepada
terdakwa itu. Dari catatan kepolisian yang ada ternyata ia telah berkali-kali
melakukan kejahatan, mulai kejahatan kecil sampai kejahatan besar pernah ia lakukan. Ternyata, lingkungan
pergaulan yang ia lalui merupakan faktor utama yang menyebabkannya harus
mengalami penderitaan yang panjang.
5)
Persuasi; adalah karangan yang
berisi paparan untuk mengajak, ataupun mengimbau yang dapat membangkitkan
ketertarikan pembaca untuk meyakini dan menuruti imbauan implisit maupun
eksplisit yang dilontarkan oleh penulis. Dengan kata lain, persuasi berurusan
dengan masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa.
Contoh:
Pelajar merupakan generasi penerus bangsa.
Agar bangsa kita maju di masa depan, maka hendaknya seorang pelajar sudah mulai
hidup disiplin sejak sekarang. Setiap individu pelajar harus mulai menanamkan
sikap disiplin dan penuh tanggung jawab. Mulailah dari diri sendiri untuk
melakukan kedisiplinan ini.
d.
Penerapan Pembelajaran Menulis
Penerapan materi keterampilan menulis yang dapat
diterapkan di SD kelas tinggi antara lain: buku harian dan menulis surat.
a. Buku Harian
Salah satu pembelajaran menulis yang dapat diterapkan
di SD kelas tinggi adalah membuat catatan atau buku harian. Pada bagian ini
akan dibahas mengenai pengertian, cara menulis, dan contoh buku harian.
Pengertian
Buku Harian
Buku harian merupakan sebuah buku catatan yang berisi
tulisan pribadi penulis. Buku harian berisi pengalaman pribadi, baik itu hal
yang menyenangkan, menggembirakan, menyedihkan, mengharukan, maupun
mengecewakan. Dalam buku harian hal apa saja bisa dituliskan, termasuk urusan
yang sangat pribadi dan rahasia.
Buku harian dikenal juga dengan catatan harian atau
jurnal harian. Dalam bahasa Inggris disebut “diary”. Buku harian pada dasarnya
adalah catatan penting tentang pengalaman, pemikiran, dan perasaan yang ditulis
setiap hari oleh seseorang (Zulkarnaini: 2008). Menulis buku harian merupakan cara yang
efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis peerta didik, dalam hal ini adalah
pesesrta didik SD Kelas tinggi. Guru harus mampu mengajarkan menulis buku
harian.
Contoh Buku Harian
Sabtu, 5 Desember 2015, pukul 14.00
Hari ini aku sedih. Mama dan kakakku
kecelakaan saat akan menjemputku di sekolah. Aku merasa bersalah kepada mereka.
Untuk itu, aku berniat menebus kesalahanku dengan menggantikan tugas Mama dan
kakak mengerjakan tugas-tugas rumah. Semoga cepat sembuh ya, Ma.
b. Menulis Surat
Pengertian Surat
Surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan
informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Fungsinya antara lain:
sarana pemberitahuan, permintaan, buah pikiran dan gagasan, alat bukti
tertulis, alat pengingat, bukti historis, dan pedoman kerja. Pada umumnya, dibutuhkan
perangko sebagai alat ganti bayar jasa pengiriman. Semakin jauh tujuan
pengiriman surat maka nilai yang tercantum di perangko harus semakin besar
juga.
Jenis Surat
Surat secara umum, apabila ditinjau dari segi bentuk,
isi, dan bahasanya jenis surat
digolongkan menjadi tiga yaitu: surat pribadi, surat resmi/ dinas, dan
surat niaga. Sedangkan apabila digolongkan berdasarkan pemakaiannya dapat
dibagi menjadi dua yaitu surat pribadi dan surat resmi/ dinas.
Keterangan:
1)
Surat Pribadi
Surat pribadi adalah surat yang digunakan untuk
kepentingan pribadi. Surat dapat berupa korespondensi antara sesama teman atau
keluarga. Ciri-ciri surat pribadi yaitu:
tidak menggunakan kop surat, tidak ada nomor surat, salam pembuka dan penutup
bervariasi, penggunaan bahasa bebas sesuai keinginan penulis, dan format surat
bebas.
2)
Surat Resmi/ dinas
Surat resmi/ dinas adalah surat yang digunakan untuk
kepentingan resmi atau kedinasan, baik perseorangan, instansi, maupun
organisasi; misalnya undangan, surat edaran, dan surat pemberitahuan. Ciri-ciri
surat resmi/ dinas: menggunakan kop surat apabila dikeluarkan organisasi, ada
nomor surat, lampiran, dan perihal, menggunakan salam pembuka dan penutup yang
lazim, penggunaan ragam bahasa resmi, dan menyertakan cap atau stempel dari
lembaga resmi.
Catatan:
Ada aturan format baku bagian-bagian surat resmi, yaitu:
a)
Kepala/kopsurat; terdiri dari:
•
Nama instansi/lembaga,
ditulis dengan huruf kapital/huruf besar.
•
Alamat instansi/lembaga,
ditulis dengan variasi huruf besar dan kecil
•
Logo instansi/lembaga
b)
Nomor surat, yakni urutan surat
yang dikirimkan
c)
Lampiran, berisi lembaran lain
yang disertakan selain surat
d)
Hal, berupa garis besar isi surat
e)
Tanggal surat (penulisan di
sebelah kanan sejajar dengan nomor surat)
f)
Alamat yang dituju
g)
Pembuka/salam pembuka (diakhiri
tanda koma)
h)
Isi surat
i)
Penutup surat, berisi: salam
penutup, Jabatan, tanda tangan, dan nama
(biasanya disertai nomor induk pegawai atau NIP)
j)
Tembusan surat, berupa
penyertaan/pemberitahuan kepada atasan tentang adanya suatu kegiatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar