navigasi

Rabu, 26 Oktober 2016

Perkembangan Fisik dan Motorik

Perkembangan Fisik dan Motorik
perkembangan aspek intelektual, emosional, sosial, moral, dan kepribadian. 
1.         Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada akhir masa kanak-kanak atau usia sekolah dasar merupakan periode pertumbuhan yang lambat dan relatif seragam sampai terjadi perubahan-perubahan pubertas. Pertumbuhan fisik mengikuti pola yang dapat diramalkan walaupun terjadi beberapa perbedaan. Bentuk tubuh mempengaruhi tinggi dan berat badan pada akhir masa kanak-kanak. Anak yang memiliki bentuk tubuh ektomorfik yang tubuhnya panjang dan langsing, dapat diharapkan tidak seberat anak yang mesomorfik yang memiliki tubuh berat. Sedangkan anak yang bertubuh mesomorfik tumbuh  lebih cepat daripada anak yang ektomorfik atau endomorfik, dan lebih cepat mencapai pubertas.
 
Gambar 3.1 Tipe-tipe Tubuh Anak-anak
Sumber: Hurlock,2003:111
2.         Perkembangan Keterampilan Motorik
Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya keterampilan motorik anak. Keterampilan motorik terdiri dari dua, yaitu a) keterampilan motorik kasar seperti berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga, dan b) keterampilan motorik halus atau keterampilan memanipulasi seperti, menulis, menggambar, memotong, melempar, dan menangkap bola, serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan. 

Perkembangan keterampilan motorik merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan pribadi secara keseluruhan. Menurut Hurlock (2013:150) perkembangan motorik memberikan sumbangan kepada penyesuaian sosial dan pribadi anak,  diantaranya sebagai berikut ini.
a.    Dapat menghibur dirinya sendiri dan mendapatkan perasaan senang.
b.    Anak dapat bergerak bebas dan mandiri. Kondisi ini akan mendukung perkembangan rasa percaya diri.
c.     Anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Anak TK atau usia kelas awal SD, sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris berbaris.
d.    Perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bergaul atau bermain dengan teman sebayanya. Anak yang tidak normal akan mendapatkan hambatan dalam bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, selain itu anak akan terkucilkan atau menjadi anak fringer (terpinggirkan).
e.    Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan kosep diriatau kepribadian anak.
Salah satu tugas perkembangan pada akhir masa kanak-kanak adalah mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan dan kegiatan fisik. Keterampilan bermain pada anak-anak laki-laki adalah yang melibatkan otot-otot yang lebih kasar, seperti melempar bola, menendang bola, dan melakukan lompat jauh. Sedangkan anak-anak perempuan  lebih banyak pada keterampilan yang melibatkan otot-otot yang lebih halus, seperti melukis, menjahit, dan menganyam. 
      Menurut Hurlock (2003: 151) berikut adalah kategori keterampilan akhir masa kanak-kanak.
a.    Keterampilan menolong diri sendiri. Anak yangmemiliki fisik yang sesuai dengan tugas perkembangan harus lebih mandiri dalam hal makan, mandi, dan berpakaian, serta dapat melakukannya hampir seterampil orang dewasa.
b.    Keterampilan dalam menolong orang lain. Keterampilan yang berkaitan dengan membantu pekerjaan: 1) di rumah (merapihkan tempat tidur,


menyapu dsb.); 2) di sekolah (membersihkan papan tulis, dsb.); serta  3) di dalam kelompok bermain (menolong membuat rumah-rumahan dsb.). 
c.     Keterampilan Sekolah. Anak belajar berbagai keterampilan yang diperlukan untuk menulis, menggambar, melukis, membentuk tanah liat, menari, mewarnai, menjahit, memasak, dan pekerjaan tangan dengan menggunakan kayu.
d.    Keterampilan Bermain. Anak yang memiliki fisik yang sesuai dengan tugas perkembangan belajar berbagai keterampilan seperti melempar dan menangkap bola, naik sepeda, sepatu roda, dan berenang. 
3.       Karakteristik Perkembangan Fisik  dan Motorik Usia SD
Pertumbuhan fisik pada usia sekolah dasar menunjukkan pertumbuhan berat badan lebih banyak daripada pertumbuhan tinggi badan. Terjadinya  pertumbuhan berat badan anak pada masa usia sekolah dasar terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran beberapa bagian tubuh. Pada masa ini berangsur-angsur terjadi pertambahan massa dan kekuatan otot-otot dan berkurangnya lemak bayi. Dengan bertambahnya berat badan dan kekuatan otot, maka  perkembangan psikomotor pada usia sekolah lebih halus, lebih sempurna, dan terkoordinasi dengan baik. Mereka sudah mampu mengendalikan dan mengkoordinasikan gerakan anggota badannya seperti tangan dan kaki, serta semakin mampu menjaga keseimbangan badannya. Penguasaan badan semakin berkembang pesat dalam melakukan gerakan membungkuk, berbagai gerakan senam, serta kegiatan olahraga. 
Menurut Santrock (Desmita, 2014:80) perkembangan motorik pada anak usia sekolah dasar adalah sebagai berikut:
1)    Mulai usia 6 tahun sudah berkembang koordinasi  antara mata dan tangan (visio motoric) yang dibutuhkan untuk membidik, menyepak, melempar, dan menangkap. 
2)    Usia 7 tahun, tangan anak semakin kuat dan anak lebih menyukai menggunakan pensil daripada krayon untuk melukis. 
3)    Usia 8 sampai 10 tahun, anak dapat menggunakan tangan secara bebas, mudah, dan tepat. Koordinasi motorik halus berkembang, sehingga  anak dapat menulis dengan baik, ukuran huruf menjadi lebih kecil dan rata.
4)    Usia 10 sampai 12 tahun, anak-anak mulai memiliki keterampilanketerampilan manipulatif menyerupai kemampuan orang dewasa. Mereka mulai menampilkan gerakan-gerakan kompleks, rumit, dan cepat yang diperlukan untuk menghasilkan karya kerajinan yang berkualitas atau memainkan alat musik  tertentu.
4.       Pengaruh Perkembangan Fisik terhadap Perilaku Peserta Didik Menurut Makmun (2009:95) normalitas dan kondisi fisik seorang anak akan mempengaruhi kepribadiannya, terutama yang bekaitan dengan masalah citra tubuh (body –image), konsep diri, dan rasa harga dirinya. Selain itu terlalu cepat atau keterlambatan dalam mencapai kematangan pertumbuhan fisik dan kesehatan peserta didik juga akan menimbulkan permasalahan terhadap sikap dan perilaku peserta didik pada umumnya, dan khususnya pada kegiatan belajar. 
Perubahan fisik berpengaruh terhadap sikap dan perilaku peserta didik, terutama dalam memandang dirinya sendiri dan orang lain. Perubahan fisik akan berpengaruh terhadap konsep diri peserta didik. Timbulnya kesadaran dalam diri peserta didik terhadap tubuhnya, tubuhnya terlalu gemuk atau terlalu tinggi, terlalu kecil atau terlalu pendek dibandingkan dengan temanteman sekelasnya. Hal tersebut akan mempengaruhi pola sikap dan perilakunya, baik ketika berada di dalam kelas maupun di luar kelas. 
Sikap dan perilakunya tergantung kepada konsep diri anak itu positif atau negatif. Bila peserta didik memiliki konsep yang negatif terhadap tubuhnya, misalnya anak terlalu gemuk  menyadari bahwa dirinya tidak mampu mengkuti permainan yang dilakukan oleh teman-temannya, di pihak lain teman-temannya akan menganggap anak gendut terlalu lamban, sehingga jarang diajak bermain. Maka timbul perasaan tidak mampu dan perasaan bernasib buruk. Hal ini akan mempengaruhi terhadap perkembangan kepribadiannya. Oleh karena itu guru seyogyanya memperhatikan peserta didik tersebut, untuk membantunya agar memiliki konsep diri yang positif 
5.       Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik
Menurut Hurlock (2003:148) pertumbuhan dan perkembangan fisik anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut ini.
1.    Kesehatan dan gizi merupakan faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Anak yang mendapatkan imunisasi cenderung tumbuh menjadi lebih besar dibandingkan anak yang tidak mendapat imunisasi.
2.    Ketegangan emosional mempengaruhi pertumbuhan fisik. Anak yang tenang cenderung tumbuh lebih cepat daripada anak yang mengalami gangguan emosi, walaupun sebenarnya gangguan emosional lebih berpengaruh kepada berat badan daripada tinggi badan.
3.    Kecerdasan, anak  yang cerdas cenderung lebih tinggi dan lebih besar  daripada anak tingkat kecerdasannya rata-rata atau di bawah rata-rata. Laycock dan Caylor (Hurlock, 1980:148) mengemukakan bahwa anak yang berbakat mungkin berasal dari semua anak yang tumbuh lebih besar karena memiliki perawatan kesehatan dan gizi yang lebih baik. 
4.    Bentuk tubuh akan mempengaruhi pertumbuhan fisik pada masa akhir kanak-kanak. Anak yang memiliki tubuh ektomorfik, dapat diramalkan tidak seberat anak yang mesomorfik. .Anak yang mesomorfik cenderung tumbuh lebih cepat dibandingkan anak ektomorfik dan endomorfik, dan lebih cepat menjadi pubertas.
5.    Jenis Kelamin. Pengaruh perbedaan jenis kelamin terhadap pertumbuhan fisik pada masa akhir kanak-kanak tidak menonjol. Pengaruh itu baru tampak jelas ketika anak memasuki masa pubertas. Pertumbuhan fisik anak wanita lebih cepat daripada anak laki-laki. 
6.       Identifikasi Perkembangan Fisik Peserta Didik
Identifikasi kondisi dan kesehatan fisik peserta didik dalam pembelajaran yang bisa dilakukan guru, antara lain melalui pengamatan, wawancara, angket, tes (lisan tulis dan tindakan), studi dokumentasi, angket atau inventori, seperti telah dijelaskan di materi perkembangan peserta didik.
7.       Implementasi dalam Pembelajaran 
Dalam pembelajaran kegiatan fisik memiliki arti yang penting, selain sebagai pendukung kegiatan belajar juga berperan untuk memperoleh keterampilanketerampilan tertentu, serta  berpengaruh kepada perkembangan aspek  intelektual, emosional, sosial, moral dan kepribadian. Berikut adalah yang dapat dilakukan guru.
a.    Identifikasi keadaan fisik dan kesehatan peserta didik,  prioritaskan peserta didik yang diduga memiliki kondisi fisik dan kesehatan yang kurang baik. 
b.    Miliki data kondisi fisik dan kesehatan setiap peserta didik yang diasuh. Adakah yang memiliki penyakit kronis, penyakit bawaan, gangguan panca indera, kecacatan, dsb.
c.     Setiap awal pembelajaran, perhatikan dan tanyakan kesehatan peserta didik.
d.    Bimbinglah dan latihlah peserta didik kelas awal yang motorik halusnya belum baik, terutama keterampilan menulis. Untuk peserta didik di kelas tinggi dalam motorik kasar dan penguasaan keseimbangan tubuh.
e.    Berikan perhatian khusus (bukan perlakukan istimewa) kepada peserta didik yang mengalami gangguan panca indera, seperti gangguan penglihatan agar ditempatkan di kursi paling depan.
f.     Berempatilah dan berikan perhatian khsusus kepada peserta didik yang memiliki tubuh kurang normal, seperti cacat fisik, terlalu kecil, terlalu gemuk supaya tidak berpengaruh negatif kepada perkembangan keperibadiannya. Berikan pengertian kepada teman-temannya untuk tidak mengejeknya. Beri perlakukan khusus dengan memberikan tugas yang sesuai dengan kondisi fisiknya, jangan memberikan tugas di luar kemampuan fisiknya.
g.    Lakukanlah pembelajaran yang memfasilitasi pembiasaan sikap hidup sehat dan pengembangan keterampilan psikomotorik.
h.    Bekerja samalah dengan rekan sejawat dan orangtua peserta didik.
i.      Bekerja samalah dengan tenaga ahli (dokter dan psikolog) bila ada peserta didik yang memerlukan penanganan khusus, misalnya penderita thalasemia,  gangguan konsentrasi, atau hiperaktif.  Dengan begitu guru memahami bagaimana memberikan perlakukan yang tepat kepada peserta didik.

 
 
Gambar 3.2 Pembelajaran untuk Perkembangan Fisik dan Motorik 
Sumber: Joglosemar.com ;m.solopos.com
D.   Aktivitas Pembelajaran
1.    Kegiatan 1. Perkembangan Fisik dan MotorikPeserta Didik
a.    Tujuan: melalui tugas membaca, diskusi, dan membuat peta pikiran peserta diharapkan dapat memahami materi perkembangan fisik dan motorik peserta didik 
b.    Tugas: 
1)    Buatlah peta pikiran, bagan, atau bentuk lain agar mudah mempelajari ulang tentang: a) Perkembangan aspek fisik, b) Perkembangan keterampilan motorik, c) pengaruh perkembangan fisik terhadap perilaku, d) faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik.
2)    Bekerjalah dalam kelompok dan presentasikanlah hasil kegiatan.
2.    Kegiatan 2. Kasus dan Alternatif Solusi 
a.    Tujuan: melalui tugas pemecahan kasus, dikusi kelompok, dan presentasi hasil kegiatan peserta dapat mengidentifikasi kasus dalam perkembangan fisik dan motorik peserta didik dan menyusun alternatif solusi untuk itu.  b. Tugas
1)    Curah pendapat mengenai kasus perkembangan fisik dan motorik peserta didik yang terjadi di kelas peserta diklat dan mengkaji kasus yang termasuk dalam lingkup perkembangan fisik dan motorik peserta didik. 
2)    Pilih satu kasus, diskusikan dalam kelompok, usulkan alternatif untuk membantu kasus tersebutdan presentasikan hasil kegiatan.

E.    Latihan/Kasus/Tugas
1.    Kondisi fisik atau perubahan fisik berpengaruh terhadap sikap dan perilaku peserta didik. Jelaskan bagaimana kondisi fisik berpengaruh terhadap konsep diri anak? 
2.    Perkembangan motorik penting dipahami oleh guru karena memiliki fungsi penyesuaian  sosial dan pribadi  peserta didik, jelaskan?
3.    Kerjakanlah kasus berikut, identifikasi fenomena dan masalahnya, serta usulkan alternatif solusi untuk itu. Bekerjalah dalam kelompok dan presentasikan hasilnya.
Pak Salman adalah guru kelas 4 SD sedang berupaya untuk merancang pembelajaran yang dapat memfasilitasi beberapa peserta didik yang memiliki gangguan dalam penglihatan dan seorang penderita thalassemia. Peserta didik yang mengalami gangguan penglihatan sudah mengunakan kaca mata dan sering mendekati papan tulis saat acuan kegiatan ditulis di papan tulis. Thalasemia adalah penyakit yang termasuk berat, dan gejala yang menjadi kendala bagi pembelajar adalah mereka lebih cepat lelah sementara peserta didik seusianya dalam masa yang sangat aktif sehingga saat istirahat cenderung sedikit teman yang menemai bahkan kadang hanya ditemani teman sebangku. Saat mereka perlu terapi atau kondisi fisik sedang turun kadang-kadang perlu beristirahat dan tidak bisa mengikuti pembelajaran.
4.    Tentukanlah kasus perkembangan fisik dan motorik peserta didik yang terjadi di kelas Anda, identifikasi masalahnya, dan rancang apa yang sebaiknya Anda lakukan sebagai solusi!
F.    Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Lakukan uji diri seperti yang dijelaskan pada pembelajaran ke-1. Anda dianjurkan untuk banyak berlatih dengan menggunakan kasus kelas yang Anda ampu sebagai subjek latihan. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan sebaiknya mempelajari pengembangan aspek-aspek yang berpengaruh terhadap kepribadian khususnya yang berkaitan dengan masalah imej fisik (body-image), konsep diri (selfconcept), self-esteem,  dan harga diri. Identifikasi dan penanganan kematangan pertumbuhan fisik dan kesehatan yang terlalu cepat atau lambat juga perlu diperdalam agar bisa ditangani dengan tepat sehingga tidak sampai menimbulkan permasalahan terhadap sikap, perilaku, dan pembelajaran.
G.   Kunci Jawaban
1.    Anak menyadari bahwa dirinya memiliki tubuh yang tidak ideal misalnya terlalu gemuk sehingga tidak mampu mengkuti permainan yang dilakukan oleh teman-temannya, di pihak lain teman-temannya akan menganggap anak gendut terlalu lamban, sehingga jarang diajak bermain. Penilaian temantemannya terhadap diri anak akan mempengaruhi pembentukan konsep diri anak.
2.    Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Anak usia kelas awal SD, sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris berbaris. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bergaul atau bermain dengan teman sebayanya, sedangkan  anak yang tidak normal akan menghambat anak dalam bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, selain itu anak akan terkucilkan .
3.    Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan Pak Salman.
a.    Identifikasi fenomena dan masalah: dari informasi di muka, anak asuh didik Pak Salman:
1)    mengunakan kaca mata, dan sering mendekati papan tulis untuk membaca tulisan di papan tulis. Masalah anak ini adalah gangguan penglihatan. 
2)    penderita thalasemia, cepat lelah, saat istirahat sedikit teman yang menemai kadang hanya ditemani teman sebangku, saat terapi atau kondisi fisik sedang turun tidak masuk sekolah. Masalah anak ini kesehatannya kurang prima sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan baik pembelajaran maupun diluar pembelajaran. 
b.    Saat perencanaan: lakukan seperti dijelaskan pada pembelajaran ke-1.
c.     Saat pembelajaran, peserta didik yang memiliki kendala: 1) duduk di bangku deretan depan atau dekat guru sehingga guru mudah memantau dan memberi bantuan; 2) diberi perhatian lebih, pendampingan guru lebih intensif; 3) meminta teman di sekitar tempat duduk untuk membantu, mis. membacakan tulisan di papan tulis atau mengulang apa yang disampaikan guru; 4) menggunakan tulisan yang lebih besar di papan tulis; 5) menggunakan media, misalnya poster dan lebih banyak menggunakan simbol agar lebih komunikatif, LK, atau jika memungkinkan menggunakan multi media projector (MMP); 6) menggunakan pembelajaran PAKEM sekaligus memperhitungkan agar penderita thalassemia bisa mengikuti, paling tidak bisa berpartisipasi sesuai kondisi ybs.7) membangun sikap empati; 8) menjelaskan pada pembelajaran yang sesuai, pola hidup sehat dan cara belajar yang sehat sehingga mengurangi resiko terganggunya penglihatan dan menjaga kesehatan termasuk penderita thalassemia.
d.    Di luar pembelajaran: 1) memberi waktu lebih untuk menyelesaikan target kurikulum dengan memberi pembelajaran tambahan bagi penderita thalassemia karena harus sering ijin saat kondisi fisik sedang turun, 2) meminta teman-temannya untuk empati sehingga saat waktu istirahat penderita thalassemia tidak pernah kekurangan teman atau jika memungkinkan di sekitar kelas disediakan permainan yang tidak melelahkan.
 e. Bekerja sama dengan orangtua, agar: 1) agar mendampingi penderita thalassemia untuk menyelesaikan tugas sehingga tidak terlalu melelahkan; 2) berbagi informasi dengan orangtua mengenai perkembangan pencapaian peserta didik dan meminta untuk terus mendukung peserta didik agar tetap giat belajar sekalipun dalam kecepatan yang berbeda dengan teman-temannya; 3) meminta orangtua agar menginformasikan kondisi penderita thalassemia agar sekolah bisa menyesuaikan kegiatan sehingga pencapaian target kurikulum tidak terlalu jauh tetinggal; 4) meminta orangtua peserta didik yang berkacamata untuk menjaga pola makan dan cara belajar yang sehat untuk menjaga kesehatan matanya.
Image result for anak SD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar