perkembangan aspek intelektual, emosional,
sosial, moral, dan kepribadian.
1.
Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada akhir masa kanak-kanak atau usia
sekolah dasar merupakan periode pertumbuhan yang lambat dan relatif seragam
sampai terjadi perubahan-perubahan pubertas. Pertumbuhan fisik mengikuti pola
yang dapat diramalkan walaupun terjadi beberapa perbedaan. Bentuk tubuh
mempengaruhi tinggi dan berat badan pada akhir masa kanak-kanak. Anak yang
memiliki bentuk tubuh ektomorfik yang tubuhnya panjang dan langsing, dapat
diharapkan tidak seberat anak yang mesomorfik yang memiliki tubuh berat.
Sedangkan anak yang bertubuh mesomorfik tumbuh
lebih cepat daripada anak yang ektomorfik atau endomorfik, dan lebih cepat
mencapai pubertas.
Gambar 3.1 Tipe-tipe Tubuh Anak-anak
Sumber: Hurlock,2003:111
2.
Perkembangan Keterampilan Motorik
Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang
mengatur otot memungkinkan berkembangnya keterampilan motorik anak.
Keterampilan motorik terdiri dari dua, yaitu a) keterampilan motorik kasar
seperti berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga, dan b) keterampilan
motorik halus atau keterampilan memanipulasi seperti, menulis, menggambar,
memotong, melempar, dan menangkap bola, serta memainkan benda-benda atau alat-alat
mainan.
Perkembangan keterampilan motorik merupakan faktor yang
sangat penting bagi perkembangan pribadi secara keseluruhan. Menurut Hurlock
(2013:150) perkembangan motorik memberikan sumbangan kepada penyesuaian sosial
dan pribadi anak, diantaranya sebagai
berikut ini.
a.
Dapat menghibur dirinya sendiri
dan mendapatkan perasaan senang.
b.
Anak dapat bergerak bebas dan
mandiri. Kondisi ini akan mendukung perkembangan rasa percaya diri.
c.
Anak dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekolah. Anak TK atau usia kelas awal SD, sudah dapat dilatih
menulis, menggambar, melukis, dan baris berbaris.
d.
Perkembangan motorik yang normal
memungkinkan anak dapat bergaul atau bermain dengan teman sebayanya. Anak yang
tidak normal akan mendapatkan hambatan dalam bermain atau bergaul dengan teman
sebayanya, selain itu anak akan terkucilkan atau menjadi anak fringer
(terpinggirkan).
e.
Perkembangan keterampilan motorik
sangat penting bagi perkembangan kosep diriatau kepribadian anak.
Salah satu tugas perkembangan pada akhir masa
kanak-kanak adalah mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk
permainan dan kegiatan fisik. Keterampilan bermain pada anak-anak laki-laki
adalah yang melibatkan otot-otot yang lebih kasar, seperti melempar bola,
menendang bola, dan melakukan lompat jauh. Sedangkan anak-anak perempuan lebih banyak pada keterampilan yang
melibatkan otot-otot yang lebih halus, seperti melukis, menjahit, dan
menganyam.
Menurut
Hurlock (2003: 151) berikut adalah kategori keterampilan akhir masa kanak-kanak.
a.
Keterampilan menolong diri
sendiri. Anak yangmemiliki fisik yang sesuai dengan tugas perkembangan harus
lebih mandiri dalam hal makan, mandi, dan berpakaian, serta dapat melakukannya
hampir seterampil orang dewasa.
b.
Keterampilan dalam menolong orang
lain. Keterampilan yang berkaitan dengan membantu pekerjaan: 1) di rumah
(merapihkan tempat tidur,
menyapu dsb.); 2) di sekolah (membersihkan papan tulis,
dsb.); serta 3) di dalam kelompok
bermain (menolong membuat rumah-rumahan dsb.).
c.
Keterampilan Sekolah. Anak belajar
berbagai keterampilan yang diperlukan untuk menulis, menggambar, melukis,
membentuk tanah liat, menari, mewarnai, menjahit, memasak, dan pekerjaan tangan
dengan menggunakan kayu.
d.
Keterampilan Bermain. Anak yang
memiliki fisik yang sesuai dengan tugas perkembangan belajar berbagai
keterampilan seperti melempar dan menangkap bola, naik sepeda, sepatu roda, dan
berenang.
3.
Karakteristik Perkembangan
Fisik dan Motorik Usia SD
Pertumbuhan fisik pada usia sekolah dasar menunjukkan
pertumbuhan berat badan lebih banyak daripada pertumbuhan tinggi badan.
Terjadinya pertumbuhan berat badan anak
pada masa usia sekolah dasar terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka
dan otot, serta ukuran beberapa bagian tubuh. Pada masa ini berangsur-angsur
terjadi pertambahan massa dan kekuatan otot-otot dan berkurangnya lemak bayi.
Dengan bertambahnya berat badan dan kekuatan otot, maka perkembangan psikomotor pada usia sekolah
lebih halus, lebih sempurna, dan terkoordinasi dengan baik. Mereka sudah mampu
mengendalikan dan mengkoordinasikan gerakan anggota badannya seperti tangan dan
kaki, serta semakin mampu menjaga keseimbangan badannya. Penguasaan badan
semakin berkembang pesat dalam melakukan gerakan membungkuk, berbagai gerakan
senam, serta kegiatan olahraga.
Menurut Santrock (Desmita, 2014:80) perkembangan
motorik pada anak usia sekolah dasar adalah sebagai berikut:
1)
Mulai usia 6 tahun sudah
berkembang koordinasi antara mata dan
tangan (visio motoric) yang dibutuhkan untuk membidik, menyepak, melempar, dan
menangkap.
2)
Usia 7 tahun, tangan anak semakin
kuat dan anak lebih menyukai menggunakan pensil daripada krayon untuk
melukis.
3)
Usia 8 sampai 10 tahun, anak dapat menggunakan tangan secara bebas,
mudah, dan tepat. Koordinasi motorik halus berkembang, sehingga anak dapat menulis dengan baik, ukuran huruf
menjadi lebih kecil dan rata.
4)
Usia 10 sampai 12 tahun, anak-anak
mulai memiliki keterampilanketerampilan manipulatif menyerupai kemampuan orang
dewasa. Mereka mulai menampilkan gerakan-gerakan kompleks, rumit, dan cepat
yang diperlukan untuk menghasilkan karya kerajinan yang berkualitas atau
memainkan alat musik tertentu.
4.
Pengaruh Perkembangan Fisik
terhadap Perilaku Peserta Didik Menurut Makmun (2009:95) normalitas dan kondisi
fisik seorang anak akan mempengaruhi kepribadiannya, terutama yang bekaitan
dengan masalah citra tubuh (body –image), konsep diri, dan rasa harga dirinya.
Selain itu terlalu cepat atau keterlambatan dalam mencapai kematangan
pertumbuhan fisik dan kesehatan peserta didik juga akan menimbulkan
permasalahan terhadap sikap dan perilaku peserta didik pada umumnya, dan
khususnya pada kegiatan belajar.
Perubahan fisik berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
peserta didik, terutama dalam memandang dirinya sendiri dan orang lain.
Perubahan fisik akan berpengaruh terhadap konsep diri peserta didik. Timbulnya
kesadaran dalam diri peserta didik terhadap tubuhnya, tubuhnya terlalu gemuk
atau terlalu tinggi, terlalu kecil atau terlalu pendek dibandingkan dengan
temanteman sekelasnya. Hal tersebut akan mempengaruhi pola sikap dan
perilakunya, baik ketika berada di dalam kelas maupun di luar kelas.
Sikap dan perilakunya tergantung kepada konsep diri
anak itu positif atau negatif. Bila peserta didik memiliki konsep yang negatif
terhadap tubuhnya, misalnya anak terlalu gemuk
menyadari bahwa dirinya tidak mampu mengkuti permainan yang dilakukan
oleh teman-temannya, di pihak lain teman-temannya akan menganggap anak gendut
terlalu lamban, sehingga jarang diajak bermain. Maka timbul perasaan tidak
mampu dan perasaan bernasib buruk. Hal ini akan mempengaruhi terhadap
perkembangan kepribadiannya. Oleh karena itu guru seyogyanya memperhatikan
peserta didik tersebut, untuk membantunya agar memiliki konsep diri yang
positif
5.
Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Fisik
Menurut Hurlock (2003:148) pertumbuhan dan perkembangan
fisik anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut ini.
1.
Kesehatan dan gizi merupakan
faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Anak
yang mendapatkan imunisasi cenderung tumbuh menjadi lebih besar dibandingkan
anak yang tidak mendapat imunisasi.
2.
Ketegangan emosional mempengaruhi
pertumbuhan fisik. Anak yang tenang cenderung tumbuh lebih cepat daripada anak
yang mengalami gangguan emosi, walaupun sebenarnya gangguan emosional lebih
berpengaruh kepada berat badan daripada tinggi badan.
3.
Kecerdasan, anak yang cerdas cenderung lebih tinggi dan lebih
besar daripada anak tingkat
kecerdasannya rata-rata atau di bawah rata-rata. Laycock dan Caylor (Hurlock,
1980:148) mengemukakan bahwa anak yang berbakat mungkin berasal dari semua anak
yang tumbuh lebih besar karena memiliki perawatan kesehatan dan gizi yang lebih
baik.
4.
Bentuk tubuh akan mempengaruhi
pertumbuhan fisik pada masa akhir kanak-kanak. Anak yang memiliki tubuh
ektomorfik, dapat diramalkan tidak seberat anak yang mesomorfik. .Anak yang
mesomorfik cenderung tumbuh lebih cepat dibandingkan anak ektomorfik dan
endomorfik, dan lebih cepat menjadi pubertas.
5.
Jenis Kelamin. Pengaruh perbedaan
jenis kelamin terhadap pertumbuhan fisik pada masa akhir kanak-kanak tidak
menonjol. Pengaruh itu baru tampak jelas ketika anak memasuki masa pubertas.
Pertumbuhan fisik anak wanita lebih cepat daripada anak laki-laki.
6.
Identifikasi Perkembangan Fisik Peserta Didik
Identifikasi kondisi dan kesehatan fisik peserta didik
dalam pembelajaran yang bisa dilakukan guru, antara lain melalui pengamatan,
wawancara, angket, tes (lisan tulis dan tindakan), studi dokumentasi, angket
atau inventori, seperti telah dijelaskan di materi perkembangan peserta didik.
7.
Implementasi dalam
Pembelajaran
Dalam pembelajaran kegiatan fisik memiliki arti yang
penting, selain sebagai pendukung kegiatan belajar juga berperan untuk
memperoleh keterampilanketerampilan tertentu, serta berpengaruh kepada perkembangan aspek intelektual, emosional, sosial, moral dan
kepribadian. Berikut adalah yang dapat dilakukan guru.
a.
Identifikasi keadaan fisik dan
kesehatan peserta didik, prioritaskan
peserta didik yang diduga memiliki kondisi fisik dan kesehatan yang kurang
baik.
b.
Miliki data kondisi fisik dan
kesehatan setiap peserta didik yang diasuh. Adakah yang memiliki penyakit
kronis, penyakit bawaan, gangguan panca indera, kecacatan, dsb.
c.
Setiap awal pembelajaran,
perhatikan dan tanyakan kesehatan peserta didik.
d.
Bimbinglah dan latihlah peserta
didik kelas awal yang motorik halusnya belum baik, terutama keterampilan
menulis. Untuk peserta didik di kelas tinggi dalam motorik kasar dan penguasaan
keseimbangan tubuh.
e.
Berikan perhatian khusus (bukan
perlakukan istimewa) kepada peserta didik yang mengalami gangguan panca indera,
seperti gangguan penglihatan agar ditempatkan di kursi paling depan.
f.
Berempatilah dan berikan perhatian
khsusus kepada peserta didik yang memiliki tubuh kurang normal, seperti cacat
fisik, terlalu kecil, terlalu gemuk supaya tidak berpengaruh negatif kepada
perkembangan keperibadiannya. Berikan pengertian kepada teman-temannya untuk
tidak mengejeknya. Beri perlakukan khusus dengan memberikan tugas yang sesuai
dengan kondisi fisiknya, jangan memberikan tugas di luar kemampuan fisiknya.
g.
Lakukanlah pembelajaran yang
memfasilitasi pembiasaan sikap hidup sehat dan pengembangan keterampilan
psikomotorik.
h.
Bekerja samalah dengan rekan
sejawat dan orangtua peserta didik.
i.
Bekerja samalah dengan tenaga ahli
(dokter dan psikolog) bila ada peserta didik yang memerlukan penanganan khusus,
misalnya penderita thalasemia, gangguan
konsentrasi, atau hiperaktif. Dengan
begitu guru memahami bagaimana memberikan perlakukan yang tepat kepada peserta
didik.
|
|
Gambar 3.2 Pembelajaran untuk Perkembangan Fisik dan
Motorik
Sumber: Joglosemar.com ;m.solopos.com
D.
Aktivitas Pembelajaran
1.
Kegiatan 1. Perkembangan Fisik dan
MotorikPeserta Didik
a.
Tujuan: melalui tugas membaca,
diskusi, dan membuat peta pikiran peserta diharapkan dapat memahami materi
perkembangan fisik dan motorik peserta didik
b.
Tugas:
1)
Buatlah peta pikiran, bagan, atau
bentuk lain agar mudah mempelajari ulang tentang: a) Perkembangan aspek fisik, b)
Perkembangan keterampilan motorik, c) pengaruh perkembangan fisik terhadap
perilaku, d) faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik.
2)
Bekerjalah dalam kelompok dan
presentasikanlah hasil kegiatan.
2.
Kegiatan 2. Kasus dan Alternatif Solusi
a.
Tujuan: melalui tugas pemecahan
kasus, dikusi kelompok, dan presentasi hasil kegiatan peserta dapat
mengidentifikasi kasus dalam perkembangan fisik dan motorik peserta didik dan
menyusun alternatif solusi untuk itu. b. Tugas
1)
Curah pendapat mengenai kasus
perkembangan fisik dan motorik peserta didik yang terjadi di kelas peserta
diklat dan mengkaji kasus yang termasuk dalam lingkup perkembangan fisik dan
motorik peserta didik.
2)
Pilih satu kasus, diskusikan dalam
kelompok, usulkan alternatif untuk membantu kasus tersebutdan presentasikan
hasil kegiatan.
E.
Latihan/Kasus/Tugas
1.
Kondisi fisik atau perubahan fisik
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku peserta didik. Jelaskan bagaimana
kondisi fisik berpengaruh terhadap konsep diri anak?
2.
Perkembangan motorik penting dipahami
oleh guru karena memiliki fungsi penyesuaian
sosial dan pribadi peserta didik,
jelaskan?
3.
Kerjakanlah kasus berikut,
identifikasi fenomena dan masalahnya, serta usulkan alternatif solusi untuk
itu. Bekerjalah dalam kelompok dan presentasikan hasilnya.
Pak Salman adalah guru kelas 4 SD sedang
berupaya untuk merancang pembelajaran yang dapat memfasilitasi beberapa peserta
didik yang memiliki gangguan dalam penglihatan dan seorang penderita
thalassemia. Peserta didik yang mengalami gangguan penglihatan sudah mengunakan
kaca mata dan sering mendekati papan tulis saat acuan kegiatan ditulis di papan
tulis. Thalasemia adalah penyakit yang termasuk berat, dan gejala yang menjadi
kendala bagi pembelajar adalah mereka lebih cepat lelah sementara peserta didik
seusianya dalam masa yang sangat aktif sehingga saat istirahat cenderung
sedikit teman yang menemai bahkan kadang hanya ditemani teman sebangku. Saat
mereka perlu terapi atau kondisi fisik sedang turun kadang-kadang perlu
beristirahat dan tidak bisa mengikuti pembelajaran.
4.
Tentukanlah kasus perkembangan
fisik dan motorik peserta didik yang terjadi di kelas Anda, identifikasi
masalahnya, dan rancang apa yang sebaiknya Anda lakukan sebagai solusi!
F.
Umpan Balik dan Tindak
Lanjut
Lakukan uji diri seperti yang dijelaskan pada
pembelajaran ke-1. Anda dianjurkan untuk banyak berlatih dengan menggunakan
kasus kelas yang Anda ampu sebagai subjek latihan. Untuk menambah pengetahuan
dan wawasan sebaiknya mempelajari pengembangan aspek-aspek yang berpengaruh
terhadap kepribadian khususnya yang berkaitan dengan masalah imej fisik
(body-image), konsep diri (selfconcept), self-esteem, dan harga diri. Identifikasi dan penanganan
kematangan pertumbuhan fisik dan kesehatan yang terlalu cepat atau lambat juga
perlu diperdalam agar bisa ditangani dengan tepat sehingga tidak sampai
menimbulkan permasalahan terhadap sikap, perilaku, dan pembelajaran.
G.
Kunci Jawaban
1.
Anak menyadari bahwa dirinya
memiliki tubuh yang tidak ideal misalnya terlalu gemuk sehingga tidak mampu
mengkuti permainan yang dilakukan oleh teman-temannya, di pihak lain
teman-temannya akan menganggap anak gendut terlalu lamban, sehingga jarang
diajak bermain. Penilaian temantemannya terhadap diri anak akan mempengaruhi
pembentukan konsep diri anak.
2.
Melalui keterampilan motorik, anak
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Anak usia kelas awal SD,
sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris berbaris. Melalui
perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bergaul atau bermain
dengan teman sebayanya, sedangkan anak
yang tidak normal akan menghambat anak dalam bermain atau bergaul dengan teman
sebayanya, selain itu anak akan terkucilkan .
3.
Berikut adalah beberapa hal yang
dapat dilakukan Pak Salman.
a.
Identifikasi fenomena dan masalah:
dari informasi di muka, anak asuh didik Pak Salman:
1)
mengunakan kaca mata, dan sering
mendekati papan tulis untuk membaca tulisan di papan tulis. Masalah anak ini
adalah gangguan penglihatan.
2)
penderita thalasemia, cepat lelah,
saat istirahat sedikit teman yang menemai kadang hanya ditemani teman sebangku,
saat terapi atau kondisi fisik sedang turun tidak masuk sekolah. Masalah anak
ini kesehatannya kurang prima sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan baik
pembelajaran maupun diluar pembelajaran.
b.
Saat perencanaan: lakukan seperti
dijelaskan pada pembelajaran ke-1.
c.
Saat pembelajaran, peserta didik yang memiliki kendala: 1) duduk di
bangku deretan depan atau dekat guru sehingga guru mudah memantau dan memberi
bantuan; 2) diberi perhatian lebih, pendampingan guru lebih intensif; 3)
meminta teman di sekitar tempat duduk untuk membantu, mis. membacakan tulisan
di papan tulis atau mengulang apa yang disampaikan guru; 4) menggunakan tulisan
yang lebih besar di papan tulis; 5) menggunakan media, misalnya poster dan
lebih banyak menggunakan simbol agar lebih komunikatif, LK, atau jika
memungkinkan menggunakan multi media projector (MMP); 6) menggunakan
pembelajaran PAKEM sekaligus memperhitungkan agar penderita thalassemia bisa
mengikuti, paling tidak bisa berpartisipasi sesuai kondisi ybs.7) membangun
sikap empati; 8) menjelaskan pada pembelajaran yang sesuai, pola hidup sehat
dan cara belajar yang sehat sehingga mengurangi resiko terganggunya penglihatan
dan menjaga kesehatan termasuk penderita thalassemia.
d.
Di luar pembelajaran: 1) memberi
waktu lebih untuk menyelesaikan target kurikulum dengan memberi pembelajaran
tambahan bagi penderita thalassemia karena harus sering ijin saat kondisi fisik
sedang turun, 2) meminta teman-temannya untuk empati sehingga saat waktu
istirahat penderita thalassemia tidak pernah kekurangan teman atau jika
memungkinkan di sekitar kelas disediakan permainan yang tidak melelahkan.
e. Bekerja sama dengan orangtua, agar: 1) agar
mendampingi penderita thalassemia untuk menyelesaikan tugas sehingga tidak
terlalu melelahkan; 2) berbagi informasi dengan orangtua mengenai perkembangan
pencapaian peserta didik dan meminta untuk terus mendukung peserta didik agar
tetap giat belajar sekalipun dalam kecepatan yang berbeda dengan teman-temannya;
3) meminta orangtua agar menginformasikan kondisi penderita thalassemia agar
sekolah bisa menyesuaikan kegiatan sehingga pencapaian target kurikulum tidak
terlalu jauh tetinggal; 4) meminta orangtua peserta didik yang berkacamata
untuk menjaga pola makan dan cara belajar yang sehat untuk menjaga kesehatan
matanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar