navigasi

Rabu, 26 Oktober 2016

Perkembangan Peserta Didik

Perkembangan Peserta Didik

Pendidikan merupakan interaksi  antara pendidik dengan peserta didik  untuk mencapai tujuan pendidikan, dan berlangsung dalam lingkungan pendidikan. Interaksi pendidikan berfungsi untuk mengembangkan seluruh potensi kecakapan dan karakteristik peserta didik diantaranya yaitu karakteristik fisikmotorik, intelektual, sosial, emosional dan moral, spiritual. 

Interaksi antara pendidik dan peserta didik merupakan hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi. Agar para pendidik dapat berinteraksi dengan baik dengan peserta didik, maka pendidik perlu memiliki pemahaman siapa yang menjadi peserta didiknya. Pemahaman yang memadai terhadap potensi, kecakapan dan karakteristik peserta didik akan berkontribusi dalam bentuk perlakuan, tindakan-tindakan yang bijaksana, tepat sesuai  kondisi dan situasi. Pendidik akan menyiapkan dan menyampaikan pelajaran, memberikan tugas, latihan dan bimbingan disesuaikan dengan kemampuan dan tahap perkembangan peserta didik.
1.       Pengertian Individu
Dalam konteks pendidikan peserta didik harus dipandang sebagai pribadi yang  utuh, yaitu sebagai satu kesatuan  sifat makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai satu kesatuan jasmani dan rohani, serta sebagai mahluk Tuhan. Dengan melihat sifat-sifat dan ciri-ciri tersebut pada hakekatnya setiap manusia tidak dapat dibagi, tidak dapat dipisahkan dan bersifat unik (Sunarto, 2002:2).
2.       Keragaman Karakteristik Individu
Usia anak SD berada dalam akhir masa kanak-kanak yang berlangsung dari usia enam sampai 12 tahun (Yusuf, 2014:23). Individu yang melakukan kegiatan belajar adalah peserta didik, oleh karena itu  dalam proses dan kegiatan belajar tidak dapat melepaskan peserta didik dari karakteristik, kemampuan dan perilaku individualnya. Keragaman karakteristik dapat dilihat secara fisik, kepribadian dan perilaku seperti berbicara, bertindak, mengerjakan tugas, memecahkan masalah, dsb. Dari  berbagai  keragaman karakteristik peserta didik yang paling penting dipahami oleh guru adalah keragaman dalam kecakapan (ability) dan kepribadian (Makmun, 2009:53).
3.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adanya Keragaman Individual Karakteristik atau ciri-ciri individual adalah keseluruhan perilaku dan kemampuan individu sebagai hasil pembawaan dan lingkungan.. Pembawaan yang bersifat alamiah (nature) adalah karakteristik individu yang dibawa sejak lahir (diwariskan dari keturunan),sedangkan nurture (pemeliharaan, pengasuhan) adalah faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi individu sejak dari masa pembuahan sampai selanjutnya. Nature dan nurture ini merupakan faktor yang mempengaruhi  keragaman individual. (Desmita, 2014:56).
4.       Makna Perkembangan Individu
Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua istilah yang berbeda tetapi tidak berdiri sendiri. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan alamiah secara kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Menurut Libert, Paulus, dan Strauss (Sunarto, 2002: 39) bahwa  perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksinya dengan lingkungan. Istilah perkembangan lebih mencerminkan perubahan psikologis. Kematangan adalah perubahan yang terjadi pada masa-masa tertentu yang merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan dan merupakan kesiapan awal dari suatu fungsi psikofisik untuk menjalankan fungsinya (Makmun, 2009: 79).
Belajar atau pendidikan dan latihan adalah perubahan perilaku sebagai hasil usaha yang disengaja oleh individu, sedangkan kematangan dan pertumbuhan adalah perubahan yang berlangsung secara alamiah. Pada batas-batas tertentu perkembangan dapat dipercepat melalui proses belajar.
5.       Tahapan Perkembangan
Para ahli psikologi sependapat bahwa terdapat urutan yang teratur dalam perkembangan yang tergantung pada pematangan organisme sewaktu berinteraksi dengan lingkungan. Banyak pendapat ahli mengenai tahapan perkembangan, namun berkaitan dengan pembelajaran (pendidikan) menurut Yusuf (2014 : 23) digunakan pentahapan yang bersifat eklektik.  Berdasarkan pendapat tersebut, perkembangan individu sejak lahir sampai masa kematangan adalah seperti di bawah ini.

Tabel 1.1. Tahap Perkembangan Berdasarkan Usia

TAHAP PERKEMBANGAN
USIA
Masa usia pra sekolah
Masa usia sekolah dasar
Masa sekolah menengah
Masa usia mahasiswa
0,0  -  6,0
6,0  -  12,0
12,0 -  18,0
18,0 -  25,0
                Sumber: Yusuf, 2014:23
Pemahaman tahapan perkembangan yang dapat digunakan oleh pendidik meliputi: (1) apa yang harus diberikan kepada peserta didik pada masa perkembangan tertentu? (2) Bagaimana caranya mengajar atau menyajikan pengalaman belajar kepada peserta didik pada masa-masa tertentu?
Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Umur 6 – 7 tahun umumnya anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya. Masa keserasian bersekolah dibagi menjadi dua fase, yaitu seperti berikut ini.
a. Karakteristik Peserta Didik pada Masa Usia Sekolah Dasar
1) Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira umur 6/7 tahun sampai 9/10 tahun. Menurut Yusuf (2014:24) beberapa sifat anak-anak masa ini adalah sebagai berikut ini.
a)     Ada hubungan positif yang tinggi antara kondisi jasmani dengan prestasi, misalnya bila jasmaninya sehat maka banyak mendapatkan prestasi.
b)    Sikap mematuhikepada peraturan-peraturan permainan tradisional
c)     Terdapat kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut nama sendiri)
d)    Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain
e)    Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka anak akan mengabaikannya karena soal itu dianggap tidak penting.
f)      Pada masa ini (terutama 6,0 – 8,0 tahun) anak menginkan nilai (nilai rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya pantas diberi nilai baik atau tidak.
2) Masa kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9,0/10,0 sampai umur 12,0/13,0 tahun. Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini adalah adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.Hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
a)      Memiliki minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
b)      Sangat realistik, ingin mengetahui, dan ingin belajar
c)       Menjelang akhir masa ini  sudah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus, menurut para ahli aliran teori faktor hal ini ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor atau bakatbakat khusus.
d)      Sampai sekitar umur 11,0 tahun anak memerlukan guru atau orangorang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Setelah ini berakhir, umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya
e)      Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajar di sekolah.
f)       Anak-anak pada umur ini senang  membentuk kelompok sebaya  umumnya agar dapat bermain bersama-sama.  Umumnya anak tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang tradisional yang sudah ada, mereka membuat peraturan sendiri.  
Masa keserasian bersekolah diakhiri dengan suatu masa yang disebut masa poeral . Berdasarkan penelitian banyak ahli, sifat-sifat khas anakanak masa poeral (Yusuf, 2014:25). Ini dapat dirangkum dalam dua hal, yaitu seperti berikut ini.

a)    Diarahkan untuk berkuasa: sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak poeral ditujukan untuk berkuasa; apa yang diidam-idamkannya adalah si kuat, si jujur, si juara, dan sebagainya.
b)   Ekstraversi: berorientasi keluar dirinya;misalnya, mencari teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Anak-anak masa ini membutuhkan kelompok-kelompok sebaya. Dorongan bersaing pada mereka besar sekali, karena itu masa ini sering diberi ciri sebagai masa kompetisi sosial.

Hal yang penting pada masa ini adalah sikap anak terhadap otoritas (kekuasaan), khususnya otoritas orangtua dan guru. Anak-anak poeral menerima otoritas orangtua dan guru sebagai suatu hal yang wajar. Oleh karena itu, anak-anak mengharapkan kehadiran orangtua dan guru serta pemegang otoritas orang dewasa yang lain.
6. Prinsip-prinsip Perkembangan dan Implikasinya terhadap Pendidikan Berikut ini adalah prinsip-prinsip perkembangan yang perlu diperhatikan untuk memahami perkembangan anak. Pemahaman ini akan menolong saat membimbing peserta didik.Menurut Makmun (2009:85) beberapa prinsip atau hukum perkembangan dan implikasinya dalam pendididkan, yaitu seperti di bawah ini.

Tabel 1.2. Prinsip Perkembangan dan Implikasinya Terhadap Pendidikan


Prinsip/Hukum Perkembangan
Implikasi Terhadap Pendidikan

a. Perkembangan dipengaruhi oleh faktorfaktor pembawaan, lingkungan dan kematangan P= f (H,E,T)atau 
P= f a + b1H +b2E + b3T
a. Pengembangan (penyusunan, pemilihan, penggunaan) materi, strategi, metodologi, sumber, evaluasi belajar-mengajar hendaknya memperhatikan ketiga faktor tersebut.

b. Proses    perkembangan   itu   berlangsung secara bertahap (progresif, sistematik, berkesinambungan)
b. Program (kurikulum) bela jar-mengajar disusun secara bertahap dan berjenjang
1)    dari yang sederhana menuju kompleks
2)    dari mudah menuju sukar
3)    sistem belajar-mengajar diorganisasikan agar terlaksananya prinsip
4)    mastery learning (belajar tuntas)
Prinsip/Hukum Perkembangan
Implikasi Terhadap Pendidikan


5) continous progress (maju berkelanjutan)

c. Bagian-bagian dari fungsi-fungsi organisme mempunyai garis perkembangan dan tingkat kematangan masing-masing. Meskipun demikian, sebagai kesatuan organis dalam prosesnya terdapat korelasi dan bahkan kompensatoris antara yang satu dengan yang lainnya
c. Sampai batas tertentu, program dan strategi belajar-mengajar seyogyanya dalam bentuk:
1)    correlated curriculum (kurikulum yang berhubungan) atau
2)    broadfields (ruang lingkup luas), atau
3)    subject matter oriented (berorientasi materi subjek, sampai batas tertentu pula)

d. Terdapat   variasi   dalam tempo dan irama perkembangan antar individu dan kelompok tertentu (menurut latar belakang , jenis geografis dan cultural)
d. Program dan strategi belajar-mengajar, sampai batas tertentu, seyogyanya diorganisasikan agar memungkinkan belajar secara individual di samping secara kelompok (misalnya dengan sistem pengajaran Modula atau SPM)

e. Proses perkembangan itu pada awalnya lebih bersifat diferensiasi dan pada akhirnya lebih bersifat integrasi antar bagian dan fungsi organisme.
e. Program dan strategi pembelajaran seyogyanya diorganisasikan agar memungkinkan proses yang bersifat:
1)    deduktif-induktif
2)    anilisis-sintesis
3)    global-spesifik-global

f. Dalam batas-batas masa peka,  perkembangan dapat dipercepat atau diperlambat oleh kondisi lingkungan.
f. Program dan strategi pembelajaran seyogyanya dikembangkan dan diorganisasikan agar merangsang, mempercepat, dan menghindari ekses memperlambat laju perkembangan anak didik.

g. Laju perkembangan anak berlangsung lebih pesat pada periode kanak-kanak dari periode-periode berikutnya.
g. Lingkungan hidup dan pendidikan kanak-kanak (TK) amat penting untuk memperkaya pengalaman dan mempercepat laju perkembangannya.

      Sumber: Makmun ,2009:85
7.       Tugas-tugas Perkembangan Akhir Masa Kanak-kanak
Menurut Havighurst (Hurlock, 2003:9) tugas-tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu. Apabila individu berhasil menguasai tugas-tugas perkembangan akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas perkembangan selanjutnya. Sebaliknya apabila tidak berhasil maka akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan menimbulkan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas selanjutnya.Pendidikan hakekatnya bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangan. 
Tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak menurut Havighurts (Hurlock, 2003:10) adalah sebagai berikut ini. 
1)    Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan- dan kegiatan fisik.
2)    Membangun sikap hidup yang sehat.
3)    Belajar bergaul dan bekerja sama dengan teman-teman seusianya.
4)    Mulai           belajar menjalankan      peranan               sosial     sesuai   dengan                 jenis kelaminnya.
5)    Mempelajari keterampilan-keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung.
6)    Mengembangkan pengertian-pengertian atau konsep  yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
7)    Mengembangkan hati nurani, pengertian moral,  dan nilai-nilai.
8)    Mempelajari sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembagalembaga. 
9)    Mencapai  kemandirian pribadi.
8.       Identifikasi Keragaman Karakteristik Peserta Didik
Tugas perkembangan memegang peranan penting dalam menentukan arah perkembangan yang normal. Terdapat perbedaan peserta didik dalam penguasaan tugas-tugas perkembangan, mungkin ada yang cepat, lambat dan normal. Untuk kepentingan bimbingan dalam pembelajaran guru perlu mengetahui tingkat penguasaan tugas-tugas perkembangan siswa dalam berbagai aspek perkembangan. Adapun cara untuk mengidentifikasinya adalah sebagai berikut ini.
a.    Pelajari dan pahami tugas-tugas perkembangan masa akhir kanak-kanak (siswa SD).
b.    Jabarkan tugas-tugas perkembangan kepada keterampilan-keterampilan dan pola perilaku yang bersifat operasional. Contoh: Keterampilan dasar berhitung adalah keterampilan menambah, mengurangi,  perkalian,  pembagian pada bilangan bulat dan pecahan. 
c.     Lakukan obervasi. Guru mengamati perilaku peserta didik pada saat pembelajaran dengan menggunakan pedoman pengamatan, yang berisi aspek-aspek yang akan diamati. Pengamatan guru fokus kepada satu orang atau paling banyak tiga orang. Pengamatan dapat dilakukan terhadap kegiatan atau perilaku  peserta didik yang menonjol baik yang positif maupun negatif atau menyimpang dengan cara: 1) menggunakan pedoman observasi, 2) catatan anekdot (tanpa dirancang secara khusus; tanpa pedoman pengamatan; insidental). 
d.    Lakukan wawancara.Pada situasi tertentu jika diperlukan, guru bisa melakukan wawancara kepada peserta didik tertentu untuk memperdalam pemahaman. Dalam melaksanakan hal ini guru dapat pula menggunakan pedoman wawancara.
e.    Menggunakan angket atau inventori (jika tersedia) untuk mengungkap aspek-aspek kepribadian peserta didik.
f.     Menggunakan analisis prestasi belajar, tugas, dan karya peserta didik untuk mengidentifikasi aspek kecakapan dan kepribadian peserta didik.
g.    Informasi dari orangtua serta teman-teman peserta didik
h.    Hasil identifikasi di analisis dan dibuat catatan.
i.      Catatan dikembangkan menjadi langkah-langkah pengembangan atau pemecahan masalah,  dan tindak lanjut. 
9.       Implementasi Dalam Pembelajaran
Tugas utama guru adalah membantu peserta didik mengembangkan prestasi terbaik sesuai dengan potensinya. Oleh karena pemahaman terhadap perkembangan peserta didik sangat penting. Guru dapat mempertimbangkan bantuan yang tepat sesuai dengan tahap dan tugas-tugas  perkembangan anak, serta keragaman karakteristik individu. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan guru. 
a.    Pahami karakteristik perilaku dan kemampuan anak pada tahap perkembangan usia sekolah seperti mengetahui dan memiliki catatan peserta didik yang perkembangannya lambat, normal atau cepat. Selain itu guru mengetahui peserta didik yang memiliki hambatan penguasaan keterampilan, kemampuan, perilaku sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya dan faktor-faktor penyebabnya serta bantuan yang harus diberikan kepada peserta didik.Dengan demikian guru memahami materi-materi yang tepat diberikan kepada peserta didik; memilih pendekatan, metode, teknik, dan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan peserta didik.
b.    Racang strategi pembelajaran yang sesuai dengan keragaman karakteristik peserta didik.
c.     Pahami bahwa setiap individu berbeda satu dengan yang lain, oleh karena itu tidak dapat diharapkan peserta didik akan memberikan reaksi yang sama kepada rangsangan lingkungan yang sama.Misalnya peserta didik yang pemalu akan berbeda dengan peserta didik percaya diri dalam bereaksi. Selain itu guru tidak dapat mengharapkan hasil yang sama dari peserta didik dengan perkembangan usia yang sama dan tingkat kecerdasan yang sama. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan individualitas dalam pembelajaran disamping pembelajaran secara klasikal atau kelompok.
d.    Ciptakan iklim belajar-mengajar yang kondusif bagi pertumbuhan pribadi peserta didik agar setiap individu dapat mengembangkan potensinya  secara optimal.
e.    Bimbing peserta didik untuk menguasai berbagai keterampilan dan kemampuan sesuai dengan tugas dan tahap perkembangannya
f.     Laksanakan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik belajar bergaul, bekerja sama, dan nilai-nilai moral untuk mengembangkan kepribadiannya.
g.    Beri peserta didik motivasi agar melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada masa usia  sekolah. 



 
 
Gambar 1.1. Pendampingan Guru untuk Peserta Didik
Mencapai Tugas-tugas Perkembangan
Sumber: Fifidwiyanti.blogspot.com; kaskushootthreads.blogspot.co.id
D.   Aktivitas Pembelajaran
1.    Kegiatan 1. Perkembangan Peserta Didik
a.    Tujuan: melalui tugas membaca, diskusi, dan membuat peta pikiran peserta diharapkan dapat memahami materi perkembangan peserta didik 
b.    Tugas: 
a.    Buatlah peta pikiran, bagan, atau bentuk lain agar mudah mempelajari ulang tentang: a) Perkembangan Peserta Didik, b) Prinsip-prinsip Perkembangan Peserta Didik, c) Tugas Perkembangan. 
b.    Bekerjalah dalam kelompok dan presentasikanlah hasil kegiatan.

2.    Kegiatan 2. Kasus dan Alternatif Solusi 
a.    Tujuan: melalui tugas pemecahan kasus, dikusi kelompok, dan presentasi hasil kegiatan peserta dapat mengidentifikasi kasus dalam perkembangan peserta didik dan menyusun alternatif solusi untuk itu. 
b.    Tugas
1)    Curah pendapat mengenai indikator masalah dan mengkaji kasus perkembangan peserta didik yang terjadi di kelas peserta diklat.
2)    Pilih satu kasus untuk didiskusikan dalam kelompok, usulkan alternatif solusi dan kemungkinan pelaksanaannya, serta presentasikan hasil kegiatan.


E.    Latihan/Kasus/Tugas
1.    Memahami tahapan dan tugas perkembangan peserta didik merupakan suatu hal sangat penting bagi seorang pendidik. Jelaskan apa manfaat bagi guru memahami tahapan dan tugas perkembangan peserta didik?
2.    Memahami karakteristik kemampuan dan perilaku peserta didik merupakan hal yang sangat penting bagi seorang guru,  jelaskan implikasinya terhadap pembelajaran?
3.    Pelajari kasus perkembangan peserta didik berikut ini, identifikasi indikator masalahnya (fenomena/gejala yang terlihat), apa masalahnya, dan usulkan alternatif solusi untuk itu. Bekerjalah dalam kelompok dan presentasikan hasilnya. 
Pak Akhmad adalah guru kelas 5 SDN 3 Kabupaten Belitung Timur yang sedang berupaya melaksananakan pembelajaran yang dapat mengakomodasi perbedaan perkembangan peserta didik yang memiliki kendala. Beberapa diantaranya, untuk mata pelajaran IPA dan matematik dapat mencapai KKM setelah medapatkan remedial. Informasi pencapaian sejak jenjang awal cenderung sama bahkan sedikit lebih buruk. Dari hasil psiko tes diperoleh informasi bahwa parapeserta didik ini memiliki IQ pada rentang normal rendah, kemampuan nalar yang belum berkembang, jarang bisa menyelesaikan tugas tepat waktu.
4.    Tentukanlah kasus perkembangan peserta didik di kelas Anda, identifikasi indikator masalah dan masalahnya, sertausulkan alternatif solusinya. 
F.    Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah menyelesaikan latihan dan tugas dalam modul ini, lakukanlah uji diri sebelum melanjutkan melaksanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Hal ini dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran lainnya. Jadi setiap kali Anda selesai menyelesaikan kegiatan pembelajaran lakukanlah uji diri. Anda dapat melakukan uji diri dengan cara memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Jika Anda memperkirakan bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 85%, silahkan Anda terus mempelajari Kegiatan Pembelajaran berikutnya, namun jika Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari 85%, sebaiknya Anda ulangi kembali mempelajari kegiatan Pembelajaran ini.
Sebaiknya peserta banyak berlatih mengidentifikasi karakteristik peserta didik dari masalah yang ada dikelas yang Anda asuh. Peserta juga dianjurkan untuk menambah pengetahuan dan wawasan seperti cara membangun motivasi dan meningkatkan kreativitas peserta didik.
G.   Kunci Jawaban
1.    Pemahaman terhadap tahapan perkembangan memberikan informasi yang berguna dalam merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik. Pemahaman terhadap tugas perkembangan akan membantu guru dalam membimbing peserta didik untuk menguasai keterampilan dan pola perilaku yang sesuai dengan tugas perkembangannya.
2.    Interaksi pendidikan berfungsi untuk mengembangkan seluruh potensi, kecakapan, dan karakteristik peserta didik diantaranya yaitu karakteristik fisik-motorik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan spiritual. Pemahaman yang memadai terhadap potensi, kecakapan, dan karakteristik peserta didik akan berkontribusi dalam bentuk perlakuan, tindakan-tindakan yang bijaksana, tepat sesuai kondisi, dan situasi. Pendidik akan menyiapkan dan menyampaikan pelajaran (media, bahan ajar, metode pembelajaran), memberikan tugas, latihan dan bimbingan disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik  peserta didik.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan Pak Akhmad
c.     Identifikasi fenomena dan masalah: anak asuh Pak Akhmad memiliki kendala dalam hal IQ normal rendah, nalar belum berkembang, dan jarang mampu menyelesaikan tugas tepat waktu. Masalah anak tersebut adalah lambat belajar karena fenomena di atas merupakan sebagian dari ciri-ciri peserta didik yang lambat belajar.
d.    Saat perencanaan: 1) mendalami konsep dan cara mengembangkan aspek yang sedang dikembangkan atau dibahas, misalnya kecakapan majemuk; 2) konsultasi kepada beberapa pihak seperti guru BK di SMP/SMA terdekat, 3) menyampaikan rencana dan program kepada kepala sekolah, sejawat, dan orangtua peserta didik asuhannya untuk mendapatkan dukungan; 4) mengumpulkan informasi yang relevan seperti hasil psiko tes, prestasi, rapor, dan informasi terkait dengan perilaku lainnya; 5) mengumpulkan informasi dari orangtua tentang hal yang terkait dengan aspek yang sedang dikembangkan, misalnya kegiatan dan kebiasaan peserta didik di rumah, bagaimana mereka tumbuh berkembang, serta bagaimana pemahaman dan upaya orangtua untuk menumbuhkembangkan aspek karakteristik yang sedang dibahas.
e.    Saat pembelajaran, peserta didik yang memiliki kendala: 1) duduk di bangku deretan depan atau dekat guru sehingga guru mudah memantau dan memberi bantuan; 2) diberi perhatian lebih, pendampingan guru lebih intensif; 2) meminta teman yang lebih pandai dan peduli untuk membantu, ingatkan untuk membantunya dengan cara yang santun, guru perlu memberi contoh cara menegur dengan santun; 3) memberi bintang bagi yang dapat menyelesaikan tugas tepat waktu; 4) selalu mendorong untuk belajar lebih giat dan lebih baik; 5) selalu mengingatkan untuk mencoba terus dan jangan takut salah karena itu bagian dari belajar, 6) selalu mendorong untuk mengerjakan PR sesegera mungkin saat pemahaman masih segar
f.     Di luar pembelajaran guru dapat: 1) memberi waktu lebih untuk menyelesaikan target kurikulum dengan memberi pembelajaran tambahan, 2) memberi latihan tambahan, mintalah seseorang di lingkungan rumah untuk mendampingi saat latihan berlangsung.
g.    Bekerja sama dengan orangtua: 1) agar meminta seseorang di lingkungan rumah (keluarga atau tetangga) untuk mendampingi saat peserta didik berlatih atau mengerjakan PR; 2) berbagi informasi mengenai perkembangan keterampilan peserta didik dengan orangtua dan meminta untuk terus mendukung peserta didik agar tetap giat belajar.
3.    Hasil identifikasi dan alternatif solusi tergantung dari kasus yang diangkat oleh masing-masing peserta.





Kegiatan Pembelajaran 2:
Potensi Peserta Didik

Tujuan pembelajaran hakekatnya adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan potensinya secara optimal, oleh karena itu guru seyogyanya mengenali dan memahami potensi peserta didik yang menjadi siswa asuhnya. Dengan memahami potensi peserta didik, guru dapat memberi gambaran tentang kekuatan dan kelemahan, kelebihan dan kekurangan peserta didik, serta dapat mengetahui potensi yangperlu ditingkatkan dan kelemahan yang perlu diminimalisasi. Dengan demikian sehingga guru dapat merencanakan pembelajaran yang tepat agar peserta didik mencapai prestasi terbaiknya yang optimal sesuai dengan potensinya.
A.   Tujuan
Setelah melaksanakan pembelajaran, peserta diklat diharapkan dapat memahami konsep potensi peserta didik dan pengembangannya serta menentukan pembelajaran yang memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
B.   Indikator Pencapaian Kompetensi
1.    Mendeskripsikan jenis-jenis potensi 
2.    Mengidentifikasi potensi peserta didik
3.    Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
C.   Uraian Materi
Setiap peserta didik dianugerahi potensi  (potential ability) atau kapasitas (capacity).  Terdapat keragaman atau perbedaan potensi yang dimiliki peserta didik yang satu dengan yang lainnya, baik dalam jenis potensi yang dimiliki maupun dalam kualitas potensi.
1.    Pengertian Potensi
Potensi adalah kemampuan yang masih terkandung dalam diri peserta didik yang diperoleh secara herediter (pembawaan). Menurut Sayopdih (2007:159) kecakapan potensial merupakan kecakapan-kecakapan yang masih tersembunyi, masih kuncup belum terwujudkan, dan merupakan kecakapan yang dibawa dari kelahiran. Dengan demikian potensi merupakan modal dan sekaligus batas-batas bagi perkembangan kecakapan nyata atau hasil belajar. Peserta didik yang memiliki potensi yang tinggi memungkinkan memiliki prestasi yang tinggi pula, tapi tidak mungkin prestasinya melebihi potensinya. Melalui proses belajar atau pengaruh lingkungan, maka potensi dapat diwujudkan dalam bentuk prestasi hasil belajar atau kecakapan nyata dalam berbagai aspek kehidupan dan perilaku. Oleh karena potensi merupakan kecakapan yang masih tersembunyi atau yang masih terkandung dalam diri peserta didik, maka guru sebaiknya memiliki kemauan dan kemampuan mengidentifikasi potensi yang dimiliki peserta didik yang menjadi siswa asuhnya, kemudian membantu mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.
2.    Jenis-jenis Potensi
Potensi dibedakan menjadi  potensi fisik dan potensi psikologis (Desmita, 2014:40).Potensi psikologis berkaitan dengan kecerdasan atau inteligensi (intelligence) dan bakat (aptitude) antara lain kecerdasan umum (kemampuan intelektual), kecerdasan majemuk, kecerdasan emosi dan spiritual, serta bakat. Bakat terbagi menjadi bakat sekolah (scholastic aptitude) dan bakat dalam pekerjaan (vocational aptitude).
a.       Potensi Fisik
Potensi fisik berkaitan dengan kondisi dan kesehatan tubuh,  ketahanan dan kekuatan tubuh, serta kecakapan motorik (Desmita,2014:53). Ada di antara individu yang memiliki potensi fisik yang luar biasa, mampu  membuat gerakan fisik yang efektif dan efisien serta memiliki kekuatan fisik yang tangguh. Menurut Gardner (Syaodih, 2007:95) individu yang memiliki kecerdasan kinestetis, berbakat dalam bidang fisik mampu mempelajari olah raga dengan cepat, selalu menunjukkan permainan yang baik, atau individu yang berbakat dalam seni tari mampu menguasai gerakan-gerakan yang indah dan lentur.


b.      Potensi Kecerdasan Umum
Kecerdasan umum (general intelligence) atau kemampuan intelektual merupakan kemampuan mental umum yang mendasari kemampuannya untuk mengatasi kerumitan kognitif (Gunawan, 2006:218) . Kemampuan umum dikaitkan dengan kemampuan untuk pemecahan masalah, berpikir abstrak, keahlian dalam pembelajaran. Menurut Syaodih (2007:256) seseorang yang memiliki kecerdasan yang tinggi maka memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengenal, menerima, dan memahami pengetahuan, menganalisa, mengevaluasi, dan memecahkan masalah, membaca, menulis, serta mengingat fakta. Inteligensi atau kemampuan intelektual merupakan potensi bawaan (potential ability) yang dikaitkan dengan keberhasilan peserta didik dalam bidang akademik di sekolah. Peserta didik yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi atau IQ nya tinggi diprediksi akan memiliki prestasi belajar yang tinggi pula, dan sebaliknya.

b. Kecerdasan Majemuk 
Menurut Gardner (Syaodih, 2011:95) tingkat inteligensi atau IQ bukan satu-satunya kecerdasan yang dapat meramalkan kesuksesan, akan tetapi ada kecerdasan dalam spektrum yang lebih luas yaitu kecerdasan majemuk (multiple intelligentce)  . Dalam diri anak terdapat berbagai potensi atau kecerdasan majemuk. Menurut Gardner setiap anak memiliki kecenderungan dari delapan kecerdasan, meskipun memiliki tingkat penguasaan yang berbeda. 
1)  Kecerdasan bahasa (verbal-linguistic intelligence), kecakapan berpikir melalui kata-kata, menggunakan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks (penulis, ahli bahasa, sastrawan, jurnalis, orator, penyiar adalah orang-orang yang memiliki inteligensi linguistik yang tinggi.
2)  Kecerdasan matematika – logis (logical-mathematical intelligence), kecakapan untuk menyelesaikan operasi matematika (para ilmuwan, ahli matematis, akuntan, insinyur, pemrogram komputer).
3)  Kecerdasan spasial–visual (visual-spatial intelligence), kecakapan berpikir dalam ruang tiga dimensi (pilot, nakhoda, astronot, pelukis, arsitek, dll.)
4)  Kecerdasan kinestetis atau gerakan fisik (kinesthetic intelligence). Kecakapan melakukan gerakan dan keterampilan-kecekatan fisik (olahragawan, penari, pencipta tari, perajin profesional, dokter bedah).
5)  Kecerdasan musik (musical intelligence). Kecakapan untuk menghasilkan dan menghargai musik, sensitivitas terhadap melodi, ritme, nada, tangga nada, (komposer, musisi, kritikus musik, penyanyi, pengamat musik).
6)  Kecerdasan hubungan sosial(interpersonal intelligence). Kecakapan memahami dan merespon serta berinteraksi dengan orang lain secara efektif (guru, konselor, pekerja sosial, aktor, pimpinan masyarakat, politikus)
7)  Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence). Kecakapan mengenali dan memahami diri serta menata diri sendiri secara efektif (agamawan, psikolog, psikiater, filsuf). 
8)  Kecerdasan naturalis adalah kecakapan manusia untuk mengenali tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta (petani, ahli botani, arkeolog, antropolog, ahli ekologi, ahli tanah,atau pecinta lingkungan).

Konsep kecerdasan majemuk bukanlah hal baru, ahli-ahli lain menyebutnya sebagai bakat atau aptitude.  Dalam pandangan Gardner tidak ada manusia bodoh, terutama jika individu diberikan rangsangan yang tepat. Setiap peserta didik memilikitingkat kecerdasan yang berbedabeda  dari 8 kecerdasan majemuk. Setiap kecerdasan akan menjadi suatu kemampuan yang luar biasa jika lingkungan (orangtua dan guru) memberikan rangsangan yang tepat. 

c.       Bakat
Bakat merupakan kecakapan dasar atau suatu potensi yang merupakan pembawaan untuk memperoleh suatu pengetahuan atau keterampilan pada bidang tertentu. Setiap individu memiliki bakat hanya berbeda baik dalam derajat maupun jenisnya. Bakat dapat dikelompokkan menjadi bakat bilangan, bakat bahasa, bakat tilikan ruang, tilikan hubungan sosial, dan bakat gerak motoris (Makmun, 2009:55). Pembagian jenis bakat mungkin dikaitkan dengan bidang studi atau bakat sekolah (scholastic aptitude) atau bidang pekerjaan (vocational aptitude). Bakat sekolah berkaitan dengan kemampuan penguasaan ilmu, penguasaan mata pelajaran, seperti bakat matematika, bahasa, fisika, sejarah, IPS, olah raga, musik, menggambar dan keterampilan. Bakat pekerjaan berkaitan dengan penguasaan bidang pekerjaan seperti bidang teknik, pertanian, dan ekonomi.

d.      Kreativitas
Kreativitas memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Dengan kreativitas individu dapat mencapai keberhasilan dan kebahagiaan. Orang kreatif adalah orang yang unggul, mereka terus belajar, dan membuat kreasi. Setiap orang memiliki potensi kreatif meskipun dalam derajat yang berbeda (DePorter, 2001:293). Kreativitas mengarah ke penciptaan sesuatu yang baru, berbeda, unik, baik itu berbentuk lisan, tulisan, maupun konkret atau abstrak. Kreativitas timbul dari pemikiran divergen. Berpikir divergen mempertimbangkan beberapa jawaban yang mungkin ada untuk suatu masalah (Hurlock, 2013:5). Sedangkan De Bono (1991:8) menyebutnya berpikir lateral, pola berpikir lateral selalu berkaitan dengan ide-ide baru sehingga nampak erat kaitannya dengan pola berpikir kreatif. 
a)    Hubungan Kreativitas dengan Kecerdasan
Menurut Hurlock (2013:4-5) tidak selamanya orang yang kreatif memiliki inteligensi yang tinggi. Kadang-kadang ditemukan orang yang memiliki bakat kreatifnya tinggi tetapi tingkat kecerdasannya rendah, dan tidak semua orang yang tingkat kecerdasannya tinggi adalah pencipta. Kreativitas dan kecerdasan akan berjalan seiring apabila faktor lingkungan dan dalam diri individu tidak mengganggu perkembangan kreativitas. Apabila tidak ada hambatan yang mengganggu perkembangan kreativitas, maka semakin cerdas anak semakin dapat ia menjadi kreatif.

b)   Kondisi yang Meningkatkan Kreativitas
Kreativitas itu mengutamakan proses bukan hasil, berkembang dalam iklim yang demokratis dan permisif, serta diperlukan sarana dan prasarana untuk mengembangkannya. Seperti halnya potensi yang lain bakat kreatif dikembangkan melalui interaksinya dengan lingkungan Hurlock (2013:11) menyatakan terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan kreativitas, seperti berikut ini. 
 Waktu.Beri kesempatan kepada anak untuk memiliki waktu bebas untuk menemukan ide-ide dan mempraktekkan idenya.
 Kesempatan. Berikan waktu dan kesempatan menyendiri untuk mengembangkan kehidupan imajinatif yang kaya, bebas dari tekanan kelompok sosial.
 Dorongan. Berikan dorongan untuk kreatif meskipun prestasinya tidak sesuai dengan standar orang dewasa, jangan diejek atau dikritik
 Sarana. Sedakan sarana yang merupakan hal penting untuk merangsang dorongan eksperimen dan eksplorasi.
 Lingkungan. Berikan lingkungan rumah dan sekolah yang merangsang kreativitas anak. Bimbinglah untuk menggunakan sarana yang akan mendorong kreativitas dan berikan sedini mungkin sejak anak masih bayi dan lanjutkan hingga masa sekolah 
 Percaya diri. Bangun hubungan orangtua dan anak yang tidak posesif, agar memberikan rasa percaya diri dan mandiri. 
 Cara mendidik. Didiklah anak secara demokratis dan permisif baik di rumah dan di sekolah akan meningkatkan kreativitas.
 Pengetahuan. Kreativitas tidak muncul dalam kehampaan. Berikan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan yang dapat diperoleh anak, semakin baik dasar untuk mencapai hasil yang kreatif. Pulaski mengatakan, “Anak-anak harus berisi agar dapat berfantasi”.
c)    Karakteristik Kreativitas
Beberapa ahli psikologi mengemukakan karakteristik kreativitas berdasarkan hasil studi terhadap kreativitas. Menurut Munandar (Ali, 2014:52) ciri-ciri kreativitas antara lain sebagai berikut: (1) senang mencari pengalaman baru; (2) memiliki keasyikan dalam mengerjakan tugas-tugas sulit; (3) memiliki inisiatif; (4) sangat tekun; (4) cenderung bersikap kritis terhadap orang lain; (6) berani menyatakan pendapat dan keyakinannya; (7) selalu ingin tahu; (8) peka atau perasa; (9) enerjik dan ulet; (10) menyenangi tugas-tugas yang majemuk; (11) percaya diri; (12) memiliki rasa humor: (13)  memiliki rasa keindahan;
(14) berwawasan masa depan dan penuh imajinasi. 
d)   Tahapan Kreativitas
Menurut Wallas (Ali, 2014:51) keberhasilan orang-orang kreatif dalam mencapai ide, gagasan, pemecahan, cara kerja, dan karya baru biasanya melewati beberapa tahapan seperti berikut ini.
 Persiapan meletakan dasar:mempelajari latar belakang masalah, seluk beluk dan problematiknya. Pada tahapan ini diperlukan minat dan antusiasme untuk memperoleh pengetahuan dan informasi sebagai persiapan untuk kreativitas
 Inkubasi: mengambil waktu untuk meninggalkan masalah, istirahat, santai. Mencari kegiatan yang melepaskan diri dari kesibukan pikiran mengenai masalah yang sedang dihadapi. Pada tahap ini proses pemecahan masalah diendapkan dalam alam pra sadar.
 Iluminasi: tahap ini disebut sebagai tahap pemahaman, suatu tahap  mendapatkan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, dan jawaban baru.  
 Verifikasi/produksi: menghadapi dan memecahkan masalah-masalah praktis, sehubungan dengan perwujudan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, dan jawaban baru. Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah untuk mewujudkan ide dan gagasan kreatif menjadi karya kreatif dan inovatif.






 
 
Gambar 2.1 Pembelajaran untuk Mengembangkan kreativitas
Sumber: sd-yosef-lht; sdmtamanagung.wordpress.com; vanywulandary31.wordpress.com

Gambar  1 dan 2 aktivitas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik menciptakan satu karya. Gambar 3 menunjukkan siswa sedang bereksperimen tentang pesawat sederhana yang memberikan kesempatan mengetahui berbagai titik berat benda yang dapat menggerakan benda lain tanpa menyentuh. 

e.      Kecerdasan Emosi
Konsep kecerdasan emosi semakin popular dan meluas serta menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kecerdasan emosi dalam mencapai keberhasilan, hal itu terjadi setelah Goleman menerbitkan buku Emotional Intelligence tahun 1995. Kecerdasan emosi memiliki peran yang penting dalam pendidikan, maupun dunia kerja bahkan ke semua bidang kehidupan yang melibatkan hubungan antar manusia. Menurut Goleman (1997:57) setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam wilayah kecerdasan emosi, misalnya beberapa orang amat terampil dalam menangani kecemasan sendiri tetapi sulit mengatasi rasa marah. Kecerdasan emosi dikembangkan melalui proses belajar. Kecerdasan emosional memiliki lima wilayah utama. Materi kecerdasan emosi akan dibahas pada materi khusus.
f.        KecerdasanSpiritual
Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan fitrah sebagai hambaNya untuk beribadah kepadaNya. Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian ahli psikologi/syaraf Michael Persinger dan V.S.Ramachandran ahli syaraf dari universitas California yang menemukan eksistensi God-Spot dalam otak manusia. Pada God-spot itulah terdapat fitrah manusia yang terdalam.Danah Zohar dan Ian Marshal adalah penggagas pertama mengenai konsep kecerdasan spiritual (SQ). Materi kecerdasan spiritual akan dibahas pada materi khusus(Agustian, 2001: xxxix).
3.    Cara Identifikasi Potensi Peserta Didik
Guru dapat mengidentifikasi kemampuan intelektual atau kecerdasan umum , kecerdasan majemuk, bakat peserta didik melalui cara berikut ini.
a.    Pengamatan
Meskipun hasil identifikasi kemampuan intelektual melalui pengamatan ini hanya bersifat tentatif, tetapi dapat memberi kontribusi kepada guru untuk melakukan penyesuaian yang memadai terhadap kondisi objektif peserta didik. Menurut Makmun (2009:56) guru dapat menandai peserta didik dengan membandingkannya dengan peserta didik lainnya di kelas. 
1)    Peserta didik yang cenderung selalu lebih cepat dan mudah memahami materi pelajaran dan menyelesaikan tugasnya, dibandingkan dengan teman-temannya, lebih awal dari waktu yang telah ditetapkan
(accelerated students).
2)    Peserta didik yang cenderung selalu mencapai hasil rata-rata saja, dan hanya dapat menyelesaikan tugasnya sesuai batas waktu yang telah ditetapkan dibandingkan dengan teman-temannya (average students).
3)    Peserta didik cenderung selalu memiliki kesulitan dalam memahami materi pelajaran, mencapai hasil yang lebih rendah dari temantemannya, dan hampir selalu tidak dapat menyelesaikan tugasnya sesuai batas waktu yang telah ditetapkan (slow learners).
Mengidentifikasi bakat dan kecerdasan majemuk peserta didik dapat menggunakan cara yang sama dengan identifikasi kemampuan intelektual, namun lebih diarahkan kepada bidang studi atau kelompok bidang studi.
Namun biasanya bakat khusus di suatu bidang studi biasanya baru nampak jelas pada awal masa remaja.
b.    Analisis hasil ulangan atau tes, tugas, wawancara, analisis himpunan data prestasi belajar (nilai rapor) sebelumnya, sikap perilaku, dan hasil psikotes, dsb.
c.     Cara-cara identifikasi tersebut di atas dapat saling melengkapi untuk mendapatkan informasi yang komprehensif mengenai potensi peserta didik. Hal penting yang perlu mendapat perhatian khusus dan menjadi prioritas untuk diidentifikasi adalah peserta didik prestasinya sering di bawah KKM, yang lambat belajar, serta tingkat kreativitasnya rendah.
4.    Uji Kreativitas
Untuk mengidentifikasi kreativitas dapat menggunakan cara: 1) pengamatan,  yaitu mengamati proses ketika anak sedang membuat karya kreatif; 2) analisis tes (bila peserta didik diberikan kebebasan untuk memberikan beberapa alternatif jawaban); 3) Analisis karya kreatif dan inovatif; 4)  Uji kreativitas dari Jordan E. Ayan yaitu dengan uji kaleng.
5.    Implementasi dalam Pembelajaran untuk Mengembangkan Potensi
a.    Pahami potensi peserta didik dengan keragamannya.
b.    Terimalah peserta didik dengan segala kelebihan dan kelemahannya.
c.     Ciptakanlah iklim belajar yang kondusif untuk pertumbuhan dan pengembangan diri peserta didik melalui interaksi yang berkualitas, yaitu yang mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensinya.
d.    Rancanglah pembelajaran yang sesuai dengan keragaman potensi peserta didik sehingga tercapai prestasi terbaiknya sesuai dengan potensinya. berkembang secara optimal.
e.    Bersikaplah demokratis, hangat, bersabahat, menimbulkan rasa senang dan rasa aman, bersikap menuntun, mendorong, mencoba membantu memecahkan masalah, bersikap menghindari kritik yang negatif dan ancaman kepada peserta didik. 
f.     Bantulah dan bimbinglah peserta didik agar mencapai prestasi sesuai dengan potensinya, sehingga tumbuh kepercayaan dirinya, diantaranya dengan memberikan layanan individual disamping kelompok.
g.    Kembangkanlah kreativitas dalam pembelajaran antara lain dengan: 1) memberikan kesempatan berpikir divergen, memberikan beberapa alternatif  jawaban dalam memecahkan masalah, memberikan ide-ide; 2) pembelajaran yang merangsang rasa ingin tahu misalnya dengan model pembelajaran diskaveri/inkuiri; 3) mendorong pemanfaatan sarana dan prasarana untuk berekpserimen dan eksplorasi; 4) mendorong dan memberi kesempatan untuk membuat karya kreatif dan inovatif.
D.   Aktivitas Pembelajaran
1.    Kegiatan 1. Potensi Peserta Didik
a.    Tujuan: melalui tugas membaca, diskusi, dan membuat peta pikiran peserta diharapkan dapat memahami materitentangpotensi peserta didik 
b.    Tugas: 
1)        Buatlah peta pikiran, bagan, atau bentuk lain agar mudah mempelajari ulang tentang: a) jenis-jenis potensi, b) identifikasi potensi peserta didik, c) pengembangan potensi dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan potensi peserta didk.
2)        Bekerjalah dalam kelompok dan presentasikanlah hasil kegiatan.
2.    Kegiatan 2. Kasus dan Alternatif Solusi 
a.    Tujuan: melalui tugas pemecahan kasus, dikusi kelompok, dan presentasi hasil kegiatan peserta dapat mengidentifikasi kasus dalam potensi peserta didik dan menyusun alternatif solusi untuk itu. 
b.    Tugas
1)        Iur pendapat mengenai kasus keragaman potensi peserta didik yang terjadi di kelas peserta diklat dan mengkaji kasus yang termasuk dalam lingkup potensi peserta didik. 
2)        Pilih satu kasus, yang menggambarkan potensi peserta didik yang belum berkembang, diskusikan dalam kelompok, usulkan alternaif solusi dan kemungkinan pelaksanaannya, dan presentasikan hasil kegiatan.
E.    Latihan/Kasus/Tugas
1.    Menurut Howard Gardner penggagas konsep kecerdasan majemuk, tidak ada peserta didik yang bodoh, jelaskan?!
2.    Kreativitas sangat penting dalam mencapai keberhasilan atau suatu prestasi, jelaskan? !
3.    Kerjakanlah kasus di kelas yang diasuh Bu Aisyah berikut, apa yang harus dilakukan beliau untuk mengidentifikasi kecerdasan majemuk dari anak asuhnya dan apa yang bisa dilakukan untuk menghantarkan mereka mencapai prestasi terbaiknya sesuai dengan kecerdasan majemuk yang dimiliki anak asuhnya tersebut. Bekerjalah dalam kelompok dan presentasikan hasilnya.
Bu Aisyah baru saja mengikuti diklat pengembangan kreativitas dan sangat bersemangat untuk menerapkannya terhadap anak-anak asuhannya. Agar utuh, tujuan program yang disusunnyatermasuk mengembangkan potensi kemampuan intelektual. Sekolah Bu Aisyah adalah sekolah negeri yang berada di pedesaan dengan anak-anak yang sebagian berasal dari keluarga kurang mampu namun sangat mendukung dan mudah diajak kerja sama terhadap kegiatan sekolah selama tidak banyak dana yang harus disediakan.

4.    Tentukanlah kasus pengembangan potensi peserta didik di kelas Anda, identifikasi masalahnya, dan rancang apa yang sebaiknya Anda lakukan!
F.    Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Lakukanlah uji diri seperti pada pembelajaran ke-1. Anda dianjurkan banyak berlatih mengidentifikasi potensi peserta didik dari kasus di kelas yang diasuh. Sebaiknya Anda juga menambah pengetahuan dan wawasan terkait materi misalnya kecerdasan majemuk, kreativitas, atau bakat termasuk mempelajari instrumen-instrumen yang digunakan untuk identifikasinya.
G.   Kunci Jawaban
1.    Menurut Gardner untuk meraih sukses, tidak hanya satu kecerdasan yang yang penting, akan tetapi ada kecerdasan dalam spektrum yang lebih luas yaitu kecerdasan majemuk. Setiap anak memiliki kecenderungan dari delapankecerdasan, tetapi tiap individu memiliki tingkat penguasaan yang berbeda. Bila individu diberikan rangsangan yang tepat oleh orangtua dan guru, maka setiap kecerdasannya akan menjadi suatu kemampuan yang luar biasa.

2.    Orang kreatif adalah orang yang unggul, mereka terus belajar dan membuat kreasi. Oleh karena memiliki rasa ingin tahu yang besar, tekun dan percaya diri, selain orang itu kreatif juga memiliki corak berpikir divergen yaitu mencari cara-cara baru dalam pemecahan masalah.

3.    Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Bu Aisyah. 
a.    Identitifkasi fenomena: SDN di pedesaan, sebagian anak-anak berasal dari keluarga kurang mampu, sangat mendukung dan mudah diajak kerja sama selama tidak banyak dana yang harus disediakan. Program yang harus dikembangkan Bu Aisyah tentu perlu mengoptimalkan kondisi geografis pedesaan dan dukungan orangtua namun mempertimbangkan dana yang terbatas. Untuk menangani dana yang terbatas, bisa dipertimbangkan untuk melakukan subsidi silang dari kontribusi keluarga yang lebih mampu atau dengan bantuan dana lain yang tersedia di sekolah seperti BOS. 
b.    Saat perencanaan: seperti dijelaskan pada pembelajaran ke-1.
a. Saat pembelajaran: 1) melakukan pengamatan berbagai respon, proses, dan hasil peserta didik dalam melaksanakan berbagai tugas dalam hal kemampuan intelektual dan kreativitas; 2) menganalisis data yang diperoleh untuk mengetahui karakteristik masing-masing peserta didik; 3) membangun pemahaman peserta didik bahwa semua orang itu pandai tapi di bidang yang berbeda, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan karenanya punya kesempatan yang untuk mampu menghasilkan atau menciptakan sesuatu 4) mendorong siswa untuk berani mencoba; 5) menggunakan sistem bintang untuk semua pencapaian peserta didik pada banyak kegiatan/ tugas, untuk membangun kepercayaan diri bahwa semua orang juara/ pandai, 6) menggunakan metode pembelajaran yang variatif dan kondusif untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kreativitas, mis. pembelajaran berbasis proyek; 7) memberi tugas yang memacu meningkatkan kemampuan intelektual dan kreativitas; 8) untuk materi yang memungkinkan, memberi pilihan bentuk tugas atau hasil sesuai dengan minat dan kreativitas mereka; 9) menjadikan tutor sebaya saat materi yang dibahas adalah kekuatan mereka sesuai dengan kecerdasan masing-masing; 10) saat pembelajaran berbasis proyek, jika memungkinkan isu yang diangkat adalah yang dapat mengembangkan berbagai jenis kecerdasan; 11) rincian apa yang bisa dilakukan untuk mengembangkan setiap kecerdasan majemuk bisa dipelajari melalui karakteristik masing-masing kecerdasan.
c.     Di luar pembelajaran, guru dapat: 1) memberi kesempatan dan memberi bimbingan mengikuti berbagai lomba dengan memperhatikan delapan keragaman kecerdasan; 2) jika diperlukan dan memungkinkan memberi pendamping ahli agar lebih siap berlomba;
d.    Bekerja sama dengan orangtua: 1) memfasilitasi orangtua cara mengembangkan kecerdasan majemuk putera/i nya, 2) agar memperhatikan dan memfasilitasi perkembangan putera/i mereka; 3)  bertukar informasi terkait perkembangan kecerdasan majemuk peserta didik; 3) berbagi informasi tentang perkembangan peserta didik dengan orangtua 
e.    Bekerja sama dengan berbagai pihak: 1) menyelenggarakan berbagai lomba untuk mengembangkan kecerdasan majemuk peserta didik, baik tingkat sekolah maupun di tingkat yang lebih luas. 
4. Jawaban sangat variatif tergantung kasus yang diangkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar