Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, dan
berlangsung dalam lingkungan pendidikan. Interaksi pendidikan berfungsi untuk
mengembangkan seluruh potensi kecakapan dan karakteristik peserta didik
diantaranya yaitu karakteristik fisikmotorik, intelektual, sosial, emosional
dan moral, spiritual.
Interaksi antara pendidik dan peserta didik merupakan
hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi. Agar para pendidik dapat
berinteraksi dengan baik dengan peserta didik, maka pendidik perlu memiliki
pemahaman siapa yang menjadi peserta didiknya. Pemahaman yang memadai terhadap
potensi, kecakapan dan karakteristik peserta didik akan berkontribusi dalam
bentuk perlakuan, tindakan-tindakan yang bijaksana, tepat sesuai kondisi dan situasi. Pendidik akan menyiapkan
dan menyampaikan pelajaran, memberikan tugas, latihan dan bimbingan disesuaikan
dengan kemampuan dan tahap perkembangan peserta didik.
1.
Pengertian Individu
Dalam konteks pendidikan peserta didik harus dipandang
sebagai pribadi yang utuh, yaitu sebagai
satu kesatuan sifat makhluk individu dan
makhluk sosial, sebagai satu kesatuan jasmani dan rohani, serta sebagai mahluk
Tuhan. Dengan melihat sifat-sifat dan ciri-ciri tersebut pada hakekatnya setiap
manusia tidak dapat dibagi, tidak dapat dipisahkan dan bersifat unik (Sunarto,
2002:2).
2.
Keragaman Karakteristik Individu
Usia anak SD berada dalam akhir masa kanak-kanak yang
berlangsung dari usia enam sampai 12 tahun (Yusuf, 2014:23). Individu yang
melakukan kegiatan belajar adalah peserta didik, oleh karena itu dalam proses dan kegiatan belajar tidak dapat
melepaskan peserta didik dari karakteristik, kemampuan dan perilaku
individualnya. Keragaman karakteristik dapat dilihat secara fisik, kepribadian
dan perilaku seperti berbicara, bertindak, mengerjakan tugas, memecahkan masalah,
dsb. Dari berbagai keragaman karakteristik peserta didik yang
paling penting dipahami oleh guru adalah keragaman dalam kecakapan (ability)
dan kepribadian (Makmun, 2009:53).
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Adanya Keragaman Individual Karakteristik atau ciri-ciri individual adalah
keseluruhan perilaku dan kemampuan individu sebagai hasil pembawaan dan
lingkungan.. Pembawaan yang bersifat alamiah (nature) adalah karakteristik
individu yang dibawa sejak lahir (diwariskan dari keturunan),sedangkan nurture
(pemeliharaan, pengasuhan) adalah faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
individu sejak dari masa pembuahan sampai selanjutnya. Nature dan nurture ini
merupakan faktor yang mempengaruhi
keragaman individual. (Desmita, 2014:56).
4.
Makna Perkembangan Individu
Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua
istilah yang berbeda tetapi tidak berdiri sendiri. Pertumbuhan berkaitan dengan
perubahan alamiah secara kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan
struktur biologis. Menurut Libert, Paulus, dan Strauss (Sunarto, 2002: 39)
bahwa perkembangan adalah proses
perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan
interaksinya dengan lingkungan. Istilah perkembangan lebih mencerminkan perubahan
psikologis. Kematangan adalah perubahan yang terjadi pada masa-masa tertentu
yang merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan dan merupakan
kesiapan awal dari suatu fungsi psikofisik untuk menjalankan fungsinya (Makmun,
2009: 79).
Belajar atau pendidikan dan latihan adalah
perubahan perilaku sebagai hasil usaha yang disengaja oleh individu, sedangkan
kematangan dan pertumbuhan adalah perubahan yang berlangsung secara alamiah.
Pada batas-batas tertentu perkembangan dapat dipercepat melalui proses belajar.
5.
Tahapan Perkembangan
Para ahli psikologi sependapat bahwa
terdapat urutan yang teratur dalam perkembangan yang tergantung pada pematangan
organisme sewaktu berinteraksi dengan lingkungan. Banyak pendapat ahli mengenai
tahapan perkembangan, namun berkaitan dengan pembelajaran (pendidikan) menurut
Yusuf (2014 : 23) digunakan pentahapan yang bersifat eklektik. Berdasarkan pendapat tersebut, perkembangan
individu sejak lahir sampai masa kematangan adalah seperti di bawah ini.
Tabel 1.1. Tahap Perkembangan Berdasarkan Usia
TAHAP PERKEMBANGAN
|
USIA
|
Masa usia
pra sekolah
Masa usia
sekolah dasar
Masa
sekolah menengah
Masa usia mahasiswa
|
0,0 - 6,0
6,0 - 12,0
12,0 - 18,0
18,0 - 25,0
|
Sumber:
Yusuf, 2014:23
Pemahaman tahapan perkembangan yang dapat digunakan
oleh pendidik meliputi: (1) apa yang harus diberikan kepada peserta didik pada
masa perkembangan tertentu? (2) Bagaimana caranya mengajar atau menyajikan
pengalaman belajar kepada peserta didik pada masa-masa tertentu?
Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa
intelektual atau masa keserasian bersekolah. Umur 6 – 7 tahun umumnya anak
telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa ini secara relatif
anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya. Masa
keserasian bersekolah dibagi menjadi dua fase, yaitu seperti berikut ini.
a. Karakteristik Peserta Didik pada
Masa Usia Sekolah Dasar
1) Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar,
kira-kira umur 6/7 tahun sampai 9/10 tahun. Menurut Yusuf (2014:24) beberapa
sifat anak-anak masa ini adalah sebagai berikut ini.
a)
Ada hubungan positif yang tinggi
antara kondisi jasmani dengan prestasi, misalnya bila jasmaninya sehat maka
banyak mendapatkan prestasi.
b)
Sikap mematuhikepada
peraturan-peraturan permainan tradisional
c)
Terdapat kecenderungan memuji diri
sendiri (menyebut nama sendiri)
d)
Suka membanding-bandingkan dirinya
dengan anak lain
e)
Apabila tidak dapat menyelesaikan
suatu soal, maka anak akan mengabaikannya karena soal itu dianggap tidak
penting.
f)
Pada masa ini (terutama 6,0 – 8,0
tahun) anak menginkan nilai (nilai rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah
prestasinya pantas diberi nilai baik atau tidak.
2) Masa kelas tinggi sekolah dasar,
kira-kira umur 9,0/10,0 sampai umur 12,0/13,0 tahun. Beberapa sifat khas
anak-anak pada masa ini adalah adanya minat terhadap kehidupan praktis
sehari-hari yang konkret.Hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk
membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
a)
Memiliki minat terhadap kehidupan
praktis sehari-hari yang konkret.
b)
Sangat realistik, ingin mengetahui,
dan ingin belajar
c)
Menjelang akhir masa ini sudah ada minat kepada hal-hal dan mata
pelajaran khusus, menurut para ahli aliran teori faktor hal ini ditafsirkan
sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor atau bakatbakat khusus.
d)
Sampai sekitar umur 11,0 tahun
anak memerlukan guru atau orangorang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas
dan memenuhi keinginannya. Setelah ini berakhir, umumnya anak menghadapi
tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya
e)
Pada masa ini, anak memandang
nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajar di
sekolah.
f)
Anak-anak pada umur ini
senang membentuk kelompok sebaya umumnya agar dapat bermain bersama-sama. Umumnya anak tidak lagi terikat kepada peraturan
permainan yang tradisional yang sudah ada, mereka membuat peraturan
sendiri.
Masa keserasian bersekolah diakhiri dengan
suatu masa yang disebut masa poeral . Berdasarkan penelitian banyak ahli,
sifat-sifat khas anakanak masa poeral (Yusuf, 2014:25). Ini dapat dirangkum
dalam dua hal, yaitu seperti berikut ini.
a)
Diarahkan untuk berkuasa: sikap,
tingkah laku, dan perbuatan anak poeral ditujukan untuk berkuasa; apa yang
diidam-idamkannya adalah si kuat, si jujur, si juara, dan sebagainya.
b)
Ekstraversi: berorientasi keluar
dirinya;misalnya, mencari teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan fisiknya.
Anak-anak masa ini membutuhkan kelompok-kelompok sebaya. Dorongan bersaing pada
mereka besar sekali, karena itu masa ini sering diberi ciri sebagai masa
kompetisi sosial.
Hal yang penting pada masa ini adalah sikap anak
terhadap otoritas (kekuasaan), khususnya otoritas orangtua dan guru. Anak-anak
poeral menerima otoritas orangtua dan guru sebagai suatu hal yang wajar. Oleh
karena itu, anak-anak mengharapkan kehadiran orangtua dan guru serta pemegang
otoritas orang dewasa yang lain.
6. Prinsip-prinsip
Perkembangan dan Implikasinya terhadap Pendidikan Berikut ini adalah
prinsip-prinsip perkembangan yang perlu diperhatikan untuk memahami
perkembangan anak. Pemahaman ini akan menolong saat membimbing peserta
didik.Menurut Makmun (2009:85) beberapa prinsip atau hukum perkembangan dan
implikasinya dalam pendididkan, yaitu seperti di bawah ini.
Tabel 1.2.
Prinsip Perkembangan dan Implikasinya Terhadap Pendidikan
Prinsip/Hukum Perkembangan
|
Implikasi Terhadap Pendidikan
|
|||
a. Perkembangan dipengaruhi oleh
faktorfaktor pembawaan, lingkungan dan kematangan P= f (H,E,T)atau
P= f a + b1H +b2E + b3T
|
a. Pengembangan
(penyusunan, pemilihan, penggunaan) materi, strategi, metodologi, sumber,
evaluasi belajar-mengajar hendaknya memperhatikan ketiga faktor tersebut.
|
|||
b. Proses perkembangan itu
berlangsung secara bertahap (progresif, sistematik, berkesinambungan)
|
b. Program (kurikulum) bela
jar-mengajar disusun secara bertahap dan berjenjang
1)
dari yang sederhana menuju kompleks
2)
dari mudah menuju sukar
3)
sistem belajar-mengajar
diorganisasikan agar terlaksananya prinsip
4) mastery learning (belajar tuntas)
|
|||
Prinsip/Hukum Perkembangan
|
Implikasi Terhadap Pendidikan
|
|||
|
5) continous
progress (maju berkelanjutan)
|
|||
c. Bagian-bagian
dari fungsi-fungsi organisme mempunyai garis perkembangan dan tingkat
kematangan masing-masing. Meskipun demikian, sebagai kesatuan organis dalam
prosesnya terdapat korelasi dan bahkan kompensatoris antara yang satu dengan
yang lainnya
|
c. Sampai batas tertentu,
program dan strategi belajar-mengajar seyogyanya dalam bentuk:
1)
correlated curriculum (kurikulum
yang berhubungan) atau
2)
broadfields (ruang lingkup luas),
atau
3)
subject matter oriented
(berorientasi materi subjek, sampai batas tertentu pula)
|
|||
d. Terdapat variasi
dalam tempo dan irama perkembangan antar individu dan kelompok
tertentu (menurut latar belakang , jenis geografis dan cultural)
|
d. Program
dan strategi belajar-mengajar, sampai batas tertentu, seyogyanya diorganisasikan
agar memungkinkan belajar secara individual di samping secara kelompok
(misalnya dengan sistem pengajaran Modula atau SPM)
|
|||
e. Proses
perkembangan itu pada awalnya lebih bersifat diferensiasi dan pada akhirnya
lebih bersifat integrasi antar bagian dan fungsi organisme.
|
e. Program
dan strategi pembelajaran seyogyanya diorganisasikan agar memungkinkan proses
yang bersifat:
1)
deduktif-induktif
2)
anilisis-sintesis
3) global-spesifik-global
|
|||
f. Dalam
batas-batas masa peka, perkembangan
dapat dipercepat atau diperlambat oleh kondisi lingkungan.
|
f. Program
dan strategi pembelajaran seyogyanya dikembangkan dan diorganisasikan agar
merangsang, mempercepat, dan menghindari ekses memperlambat laju perkembangan
anak didik.
|
|||
g. Laju
perkembangan anak berlangsung lebih pesat pada periode kanak-kanak dari
periode-periode berikutnya.
|
g. Lingkungan
hidup dan pendidikan kanak-kanak (TK) amat penting untuk memperkaya
pengalaman dan mempercepat laju perkembangannya.
|
|||
Sumber: Makmun ,2009:85
7.
Tugas-tugas Perkembangan Akhir
Masa Kanak-kanak
Menurut Havighurst (Hurlock, 2003:9) tugas-tugas
perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode
tertentu dari kehidupan individu. Apabila individu berhasil menguasai
tugas-tugas perkembangan akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah
keberhasilan dalam melaksanakan tugas perkembangan selanjutnya. Sebaliknya
apabila tidak berhasil maka akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan menimbulkan
kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas selanjutnya.Pendidikan hakekatnya
bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangan.
Tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak menurut
Havighurts (Hurlock, 2003:10) adalah sebagai berikut ini.
1)
Mempelajari keterampilan fisik
yang diperlukan untuk permainan- dan kegiatan fisik.
2)
Membangun sikap hidup yang sehat.
3)
Belajar bergaul dan bekerja sama
dengan teman-teman seusianya.
4)
Mulai belajar menjalankan peranan sosial
sesuai dengan jenis
kelaminnya.
5)
Mempelajari
keterampilan-keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung.
6)
Mengembangkan
pengertian-pengertian atau konsep yang
diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
7)
Mengembangkan hati nurani,
pengertian moral, dan nilai-nilai.
8)
Mempelajari sikap terhadap
kelompok-kelompok sosial dan lembagalembaga.
9)
Mencapai kemandirian pribadi.
8.
Identifikasi Keragaman
Karakteristik Peserta Didik
Tugas perkembangan memegang peranan penting dalam
menentukan arah perkembangan yang normal. Terdapat perbedaan peserta didik
dalam penguasaan tugas-tugas perkembangan, mungkin ada yang cepat, lambat dan
normal. Untuk kepentingan bimbingan dalam pembelajaran guru perlu mengetahui
tingkat penguasaan tugas-tugas perkembangan siswa dalam berbagai aspek
perkembangan. Adapun cara untuk mengidentifikasinya adalah sebagai berikut ini.
a.
Pelajari dan pahami tugas-tugas
perkembangan masa akhir kanak-kanak (siswa SD).
b.
Jabarkan tugas-tugas perkembangan
kepada keterampilan-keterampilan dan pola perilaku yang bersifat operasional.
Contoh: Keterampilan dasar berhitung adalah keterampilan menambah,
mengurangi, perkalian, pembagian pada bilangan bulat dan
pecahan.
c.
Lakukan obervasi. Guru mengamati
perilaku peserta didik pada saat pembelajaran dengan menggunakan pedoman
pengamatan, yang berisi aspek-aspek yang akan diamati. Pengamatan guru fokus
kepada satu orang atau paling banyak tiga orang. Pengamatan dapat dilakukan
terhadap kegiatan atau perilaku peserta
didik yang menonjol baik yang positif maupun negatif atau menyimpang dengan cara:
1) menggunakan pedoman observasi, 2) catatan anekdot (tanpa dirancang secara
khusus; tanpa pedoman pengamatan; insidental).
d.
Lakukan wawancara.Pada situasi
tertentu jika diperlukan, guru bisa melakukan wawancara kepada peserta didik
tertentu untuk memperdalam pemahaman. Dalam melaksanakan hal ini guru dapat
pula menggunakan pedoman wawancara.
e.
Menggunakan angket atau inventori
(jika tersedia) untuk mengungkap aspek-aspek kepribadian peserta didik.
f.
Menggunakan analisis prestasi
belajar, tugas, dan karya peserta didik untuk mengidentifikasi aspek kecakapan
dan kepribadian peserta didik.
g.
Informasi dari orangtua serta
teman-teman peserta didik
h.
Hasil identifikasi di analisis dan
dibuat catatan.
i.
Catatan dikembangkan menjadi
langkah-langkah pengembangan atau pemecahan masalah, dan tindak lanjut.
9.
Implementasi Dalam Pembelajaran
Tugas utama guru adalah membantu peserta didik
mengembangkan prestasi terbaik sesuai dengan potensinya. Oleh karena pemahaman
terhadap perkembangan peserta didik sangat penting. Guru dapat mempertimbangkan
bantuan yang tepat sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan anak, serta keragaman
karakteristik individu. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan
guru.
a.
Pahami karakteristik perilaku dan
kemampuan anak pada tahap perkembangan usia sekolah seperti mengetahui dan
memiliki catatan peserta didik yang perkembangannya lambat, normal atau cepat.
Selain itu guru mengetahui peserta didik yang memiliki hambatan penguasaan
keterampilan, kemampuan, perilaku sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya dan
faktor-faktor penyebabnya serta bantuan yang harus diberikan kepada peserta
didik.Dengan demikian guru memahami materi-materi yang tepat diberikan kepada
peserta didik; memilih pendekatan, metode, teknik, dan media pembelajaran yang
sesuai dengan perkembangan peserta didik.
b.
Racang strategi pembelajaran yang
sesuai dengan keragaman karakteristik peserta didik.
c.
Pahami bahwa setiap individu
berbeda satu dengan yang lain, oleh karena itu tidak dapat diharapkan peserta
didik akan memberikan reaksi yang sama kepada rangsangan lingkungan yang
sama.Misalnya peserta didik yang pemalu akan berbeda dengan peserta didik
percaya diri dalam bereaksi. Selain itu guru tidak dapat mengharapkan hasil
yang sama dari peserta didik dengan perkembangan usia yang sama dan tingkat kecerdasan
yang sama. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan individualitas dalam
pembelajaran disamping pembelajaran secara klasikal atau kelompok.
d.
Ciptakan iklim belajar-mengajar
yang kondusif bagi pertumbuhan pribadi peserta didik agar setiap individu dapat
mengembangkan potensinya secara optimal.
e.
Bimbing peserta didik untuk
menguasai berbagai keterampilan dan kemampuan sesuai dengan tugas dan tahap
perkembangannya
f.
Laksanakan pembelajaran yang
memfasilitasi peserta didik belajar bergaul, bekerja sama, dan nilai-nilai
moral untuk mengembangkan kepribadiannya.
g.
Beri peserta didik motivasi agar
melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada masa
usia sekolah.
|
|
Gambar 1.1. Pendampingan Guru untuk Peserta Didik
Mencapai Tugas-tugas Perkembangan
Sumber:
Fifidwiyanti.blogspot.com; kaskushootthreads.blogspot.co.id
D.
Aktivitas Pembelajaran
1.
Kegiatan 1. Perkembangan Peserta
Didik
a.
Tujuan: melalui tugas membaca,
diskusi, dan membuat peta pikiran peserta diharapkan dapat memahami materi
perkembangan peserta didik
b.
Tugas:
a.
Buatlah peta pikiran, bagan, atau
bentuk lain agar mudah mempelajari ulang tentang: a) Perkembangan Peserta
Didik, b) Prinsip-prinsip Perkembangan Peserta Didik, c) Tugas
Perkembangan.
b.
Bekerjalah dalam kelompok dan
presentasikanlah hasil kegiatan.
2.
Kegiatan 2. Kasus dan Alternatif
Solusi
a.
Tujuan: melalui tugas pemecahan
kasus, dikusi kelompok, dan presentasi hasil kegiatan peserta dapat
mengidentifikasi kasus dalam perkembangan peserta didik dan menyusun alternatif
solusi untuk itu.
b.
Tugas
1)
Curah pendapat mengenai indikator
masalah dan mengkaji kasus perkembangan peserta didik yang terjadi di kelas
peserta diklat.
2)
Pilih satu kasus untuk
didiskusikan dalam kelompok, usulkan alternatif solusi dan kemungkinan pelaksanaannya,
serta presentasikan hasil kegiatan.
E.
Latihan/Kasus/Tugas
1.
Memahami tahapan dan tugas
perkembangan peserta didik merupakan suatu hal sangat penting bagi seorang
pendidik. Jelaskan apa manfaat bagi guru memahami tahapan dan tugas perkembangan
peserta didik?
2.
Memahami karakteristik kemampuan
dan perilaku peserta didik merupakan hal yang sangat penting bagi seorang
guru, jelaskan implikasinya terhadap
pembelajaran?
3.
Pelajari kasus perkembangan
peserta didik berikut ini, identifikasi indikator masalahnya (fenomena/gejala
yang terlihat), apa masalahnya, dan usulkan alternatif solusi untuk itu.
Bekerjalah dalam kelompok dan presentasikan hasilnya.
Pak Akhmad adalah guru kelas 5 SDN 3
Kabupaten Belitung Timur yang sedang berupaya melaksananakan pembelajaran yang
dapat mengakomodasi perbedaan perkembangan peserta didik yang memiliki kendala.
Beberapa diantaranya, untuk mata pelajaran IPA dan matematik dapat mencapai KKM
setelah medapatkan remedial. Informasi pencapaian sejak jenjang awal cenderung
sama bahkan sedikit lebih buruk. Dari hasil psiko tes diperoleh informasi bahwa
parapeserta didik ini memiliki IQ pada rentang normal rendah, kemampuan nalar
yang belum berkembang, jarang bisa menyelesaikan tugas tepat waktu.
4.
Tentukanlah kasus perkembangan
peserta didik di kelas Anda, identifikasi indikator masalah dan masalahnya,
sertausulkan alternatif solusinya.
F.
Umpan Balik dan Tindak
Lanjut
Setelah menyelesaikan latihan dan tugas
dalam modul ini, lakukanlah uji diri sebelum melanjutkan melaksanakan kegiatan
pembelajaran selanjutnya. Hal ini dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran
lainnya. Jadi setiap kali Anda selesai menyelesaikan kegiatan pembelajaran
lakukanlah uji diri. Anda dapat melakukan uji diri dengan cara memperkirakan
tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci jawaban yang terdapat pada
bagian akhir modul ini. Jika Anda memperkirakan bahwa pencapaian Anda sudah
melebihi 85%, silahkan Anda terus mempelajari Kegiatan Pembelajaran berikutnya,
namun jika Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari 85%, sebaiknya
Anda ulangi kembali mempelajari kegiatan Pembelajaran ini.
Sebaiknya peserta banyak berlatih mengidentifikasi
karakteristik peserta didik dari masalah yang ada dikelas yang Anda asuh.
Peserta juga dianjurkan untuk menambah pengetahuan dan wawasan seperti cara
membangun motivasi dan meningkatkan kreativitas peserta didik.
G.
Kunci Jawaban
1.
Pemahaman terhadap tahapan
perkembangan memberikan informasi yang berguna dalam merencanakan pembelajaran
yang sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik. Pemahaman terhadap tugas
perkembangan akan membantu guru dalam membimbing peserta didik untuk menguasai
keterampilan dan pola perilaku yang sesuai dengan tugas perkembangannya.
2.
Interaksi pendidikan berfungsi
untuk mengembangkan seluruh potensi, kecakapan, dan karakteristik peserta didik
diantaranya yaitu karakteristik fisik-motorik, intelektual, sosial, emosional,
moral, dan spiritual. Pemahaman yang memadai terhadap potensi, kecakapan, dan
karakteristik peserta didik akan berkontribusi dalam bentuk perlakuan,
tindakan-tindakan yang bijaksana, tepat sesuai kondisi, dan situasi. Pendidik
akan menyiapkan dan menyampaikan pelajaran (media, bahan ajar, metode
pembelajaran), memberikan tugas, latihan dan bimbingan disesuaikan dengan kemampuan
dan karakteristik peserta didik.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan Pak
Akhmad
c.
Identifikasi fenomena dan masalah:
anak asuh Pak Akhmad memiliki kendala dalam hal IQ normal rendah, nalar belum
berkembang, dan jarang mampu menyelesaikan tugas tepat waktu. Masalah anak
tersebut adalah lambat belajar karena fenomena di atas merupakan sebagian dari
ciri-ciri peserta didik yang lambat belajar.
d.
Saat perencanaan: 1) mendalami
konsep dan cara mengembangkan aspek yang sedang dikembangkan atau dibahas,
misalnya kecakapan majemuk; 2) konsultasi kepada beberapa pihak seperti guru BK
di SMP/SMA terdekat, 3) menyampaikan rencana dan program kepada kepala sekolah,
sejawat, dan orangtua peserta didik asuhannya untuk mendapatkan dukungan; 4)
mengumpulkan informasi yang relevan seperti hasil psiko tes, prestasi, rapor,
dan informasi terkait dengan perilaku lainnya; 5) mengumpulkan informasi dari
orangtua tentang hal yang terkait dengan aspek yang sedang dikembangkan,
misalnya kegiatan dan kebiasaan peserta didik di rumah, bagaimana mereka tumbuh
berkembang, serta bagaimana pemahaman dan upaya orangtua untuk
menumbuhkembangkan aspek karakteristik yang sedang dibahas.
e.
Saat pembelajaran, peserta didik
yang memiliki kendala: 1) duduk di bangku deretan depan atau dekat guru
sehingga guru mudah memantau dan memberi bantuan; 2) diberi perhatian lebih,
pendampingan guru lebih intensif; 2) meminta teman yang lebih pandai dan peduli
untuk membantu, ingatkan untuk membantunya dengan cara yang santun, guru perlu
memberi contoh cara menegur dengan santun; 3) memberi bintang bagi yang dapat
menyelesaikan tugas tepat waktu; 4) selalu mendorong untuk belajar lebih giat
dan lebih baik; 5) selalu mengingatkan untuk mencoba terus dan jangan takut
salah karena itu bagian dari belajar, 6) selalu mendorong untuk mengerjakan PR
sesegera mungkin saat pemahaman masih segar
f.
Di luar pembelajaran guru dapat:
1) memberi waktu lebih untuk menyelesaikan target kurikulum dengan memberi
pembelajaran tambahan, 2) memberi latihan tambahan, mintalah seseorang di
lingkungan rumah untuk mendampingi saat latihan berlangsung.
g.
Bekerja sama dengan orangtua: 1)
agar meminta seseorang di lingkungan rumah (keluarga atau tetangga) untuk
mendampingi saat peserta didik berlatih atau mengerjakan PR; 2) berbagi
informasi mengenai perkembangan keterampilan peserta didik dengan orangtua dan
meminta untuk terus mendukung peserta didik agar tetap giat belajar.
3.
Hasil identifikasi dan alternatif
solusi tergantung dari kasus yang diangkat oleh masing-masing peserta.
Kegiatan
Pembelajaran 2:
Potensi
Peserta Didik
Tujuan pembelajaran hakekatnya adalah
membantu peserta didik untuk mengembangkan potensinya secara optimal, oleh
karena itu guru seyogyanya mengenali dan memahami potensi peserta didik yang
menjadi siswa asuhnya. Dengan memahami potensi peserta didik, guru dapat
memberi gambaran tentang kekuatan dan kelemahan, kelebihan dan kekurangan
peserta didik, serta dapat mengetahui potensi yangperlu ditingkatkan dan
kelemahan yang perlu diminimalisasi. Dengan demikian sehingga guru dapat
merencanakan pembelajaran yang tepat agar peserta didik mencapai prestasi
terbaiknya yang optimal sesuai dengan potensinya.
A.
Tujuan
Setelah
melaksanakan pembelajaran, peserta diklat diharapkan dapat memahami konsep
potensi peserta didik dan pengembangannya serta menentukan pembelajaran yang
memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
B.
Indikator Pencapaian
Kompetensi
1.
Mendeskripsikan jenis-jenis
potensi
2.
Mengidentifikasi potensi peserta
didik
3.
Menentukan kegiatan pembelajaran
yang memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
C.
Uraian Materi
Setiap peserta didik dianugerahi
potensi (potential ability) atau
kapasitas (capacity). Terdapat keragaman
atau perbedaan potensi yang dimiliki peserta didik yang satu dengan yang
lainnya, baik dalam jenis potensi yang dimiliki maupun dalam kualitas potensi.
1.
Pengertian Potensi
2.
Jenis-jenis Potensi
Potensi dibedakan menjadi potensi fisik dan potensi psikologis
(Desmita, 2014:40).Potensi psikologis berkaitan dengan kecerdasan atau
inteligensi (intelligence) dan bakat (aptitude) antara lain kecerdasan umum
(kemampuan intelektual), kecerdasan majemuk, kecerdasan emosi dan spiritual,
serta bakat. Bakat terbagi menjadi bakat sekolah (scholastic aptitude) dan
bakat dalam pekerjaan (vocational aptitude).
a.
Potensi Fisik
Potensi fisik berkaitan dengan kondisi dan kesehatan
tubuh, ketahanan dan kekuatan tubuh,
serta kecakapan motorik (Desmita,2014:53). Ada di antara individu yang memiliki
potensi fisik yang luar biasa, mampu
membuat gerakan fisik yang efektif dan efisien serta memiliki kekuatan
fisik yang tangguh. Menurut Gardner (Syaodih, 2007:95) individu yang memiliki
kecerdasan kinestetis, berbakat dalam bidang fisik mampu mempelajari olah raga
dengan cepat, selalu menunjukkan permainan yang baik, atau individu yang
berbakat dalam seni tari mampu menguasai gerakan-gerakan yang indah dan lentur.
b.
Potensi Kecerdasan Umum
Kecerdasan umum (general intelligence) atau kemampuan
intelektual merupakan kemampuan mental umum yang mendasari kemampuannya untuk
mengatasi kerumitan kognitif (Gunawan, 2006:218) . Kemampuan umum dikaitkan
dengan kemampuan untuk pemecahan masalah, berpikir abstrak, keahlian dalam
pembelajaran. Menurut Syaodih (2007:256) seseorang yang memiliki kecerdasan
yang tinggi maka memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengenal, menerima, dan
memahami pengetahuan, menganalisa, mengevaluasi, dan memecahkan masalah,
membaca, menulis, serta mengingat fakta. Inteligensi atau kemampuan intelektual
merupakan potensi bawaan (potential ability) yang dikaitkan dengan keberhasilan
peserta didik dalam bidang akademik di sekolah. Peserta didik yang memiliki
kecerdasan intelektual tinggi atau IQ nya tinggi diprediksi akan memiliki
prestasi belajar yang tinggi pula, dan sebaliknya.
b. Kecerdasan Majemuk
Menurut Gardner (Syaodih, 2011:95) tingkat inteligensi
atau IQ bukan satu-satunya kecerdasan yang dapat meramalkan kesuksesan, akan tetapi ada kecerdasan dalam spektrum yang
lebih luas yaitu kecerdasan majemuk (multiple intelligentce) . Dalam diri anak terdapat berbagai potensi
atau kecerdasan majemuk. Menurut Gardner setiap anak memiliki kecenderungan
dari delapan kecerdasan, meskipun memiliki tingkat penguasaan yang
berbeda.
1) Kecerdasan bahasa (verbal-linguistic intelligence), kecakapan
berpikir melalui kata-kata, menggunakan bahasa untuk menyatakan dan memaknai
arti yang kompleks (penulis, ahli bahasa, sastrawan, jurnalis, orator, penyiar
adalah orang-orang yang memiliki inteligensi linguistik yang tinggi.
2) Kecerdasan matematika – logis (logical-mathematical
intelligence), kecakapan untuk menyelesaikan operasi matematika (para ilmuwan,
ahli matematis, akuntan, insinyur, pemrogram komputer).
3) Kecerdasan spasial–visual (visual-spatial intelligence),
kecakapan berpikir dalam ruang tiga dimensi (pilot, nakhoda, astronot, pelukis,
arsitek, dll.)
4) Kecerdasan kinestetis atau gerakan fisik (kinesthetic
intelligence). Kecakapan melakukan gerakan dan keterampilan-kecekatan fisik
(olahragawan, penari, pencipta tari, perajin profesional, dokter bedah).
5) Kecerdasan musik (musical intelligence). Kecakapan untuk
menghasilkan dan menghargai musik, sensitivitas terhadap melodi, ritme, nada,
tangga nada, (komposer, musisi, kritikus musik, penyanyi, pengamat musik).
6) Kecerdasan hubungan sosial(interpersonal intelligence).
Kecakapan memahami dan merespon serta berinteraksi dengan orang lain secara
efektif (guru, konselor, pekerja sosial, aktor, pimpinan masyarakat, politikus)
7) Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence). Kecakapan
mengenali dan memahami diri serta menata diri sendiri secara efektif (agamawan,
psikolog, psikiater, filsuf).
8) Kecerdasan naturalis adalah kecakapan manusia untuk mengenali
tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta (petani, ahli botani,
arkeolog, antropolog, ahli ekologi, ahli tanah,atau pecinta lingkungan).
Konsep kecerdasan majemuk bukanlah hal baru, ahli-ahli
lain menyebutnya sebagai bakat atau aptitude.
Dalam pandangan Gardner tidak ada manusia bodoh, terutama jika individu
diberikan rangsangan yang tepat. Setiap peserta didik memilikitingkat
kecerdasan yang berbedabeda dari 8
kecerdasan majemuk. Setiap kecerdasan akan menjadi suatu kemampuan yang luar
biasa jika lingkungan (orangtua dan guru) memberikan rangsangan yang
tepat.
c.
Bakat
Bakat merupakan kecakapan dasar atau suatu potensi yang
merupakan pembawaan untuk memperoleh suatu pengetahuan atau keterampilan pada
bidang tertentu. Setiap individu memiliki bakat hanya berbeda baik dalam
derajat maupun jenisnya. Bakat dapat dikelompokkan menjadi bakat bilangan,
bakat bahasa, bakat tilikan ruang, tilikan hubungan sosial, dan bakat gerak
motoris (Makmun, 2009:55). Pembagian jenis bakat mungkin dikaitkan dengan
bidang studi atau bakat sekolah (scholastic aptitude) atau bidang pekerjaan
(vocational aptitude). Bakat sekolah
berkaitan dengan kemampuan penguasaan ilmu, penguasaan mata pelajaran, seperti
bakat matematika, bahasa, fisika, sejarah, IPS, olah raga, musik, menggambar
dan keterampilan. Bakat pekerjaan berkaitan dengan penguasaan bidang pekerjaan
seperti bidang teknik, pertanian, dan ekonomi.
d.
Kreativitas
Kreativitas memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia. Dengan kreativitas individu dapat mencapai keberhasilan dan
kebahagiaan. Orang kreatif adalah orang yang unggul, mereka terus belajar, dan
membuat kreasi. Setiap orang memiliki potensi kreatif meskipun dalam derajat
yang berbeda (DePorter, 2001:293). Kreativitas mengarah ke penciptaan sesuatu
yang baru, berbeda, unik, baik itu berbentuk lisan, tulisan, maupun konkret
atau abstrak. Kreativitas timbul dari pemikiran divergen. Berpikir divergen
mempertimbangkan beberapa jawaban yang mungkin ada untuk suatu masalah
(Hurlock, 2013:5). Sedangkan De Bono (1991:8) menyebutnya berpikir lateral,
pola berpikir lateral selalu berkaitan dengan ide-ide baru sehingga nampak erat
kaitannya dengan pola berpikir kreatif.
a)
Hubungan Kreativitas dengan
Kecerdasan
Menurut Hurlock (2013:4-5) tidak selamanya orang yang
kreatif memiliki inteligensi yang tinggi. Kadang-kadang ditemukan orang yang
memiliki bakat kreatifnya tinggi tetapi tingkat kecerdasannya rendah, dan tidak
semua orang yang tingkat kecerdasannya tinggi adalah pencipta. Kreativitas dan kecerdasan akan berjalan seiring
apabila faktor lingkungan dan dalam diri individu tidak mengganggu perkembangan
kreativitas. Apabila tidak ada hambatan yang mengganggu perkembangan
kreativitas, maka semakin cerdas anak semakin dapat ia menjadi kreatif.
b)
Kondisi yang Meningkatkan
Kreativitas
Kreativitas itu mengutamakan proses bukan hasil,
berkembang dalam iklim yang demokratis dan permisif, serta diperlukan sarana
dan prasarana untuk mengembangkannya. Seperti halnya potensi yang lain bakat
kreatif dikembangkan melalui interaksinya dengan lingkungan Hurlock (2013:11) menyatakan
terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan kreativitas, seperti berikut
ini.
Waktu.Beri
kesempatan kepada anak untuk memiliki waktu bebas untuk menemukan ide-ide dan
mempraktekkan idenya.
Kesempatan.
Berikan waktu dan kesempatan menyendiri untuk mengembangkan kehidupan
imajinatif yang kaya, bebas dari tekanan kelompok sosial.
Dorongan.
Berikan dorongan untuk kreatif meskipun prestasinya tidak sesuai dengan standar
orang dewasa, jangan diejek atau dikritik
Sarana.
Sedakan sarana yang merupakan hal penting untuk merangsang dorongan eksperimen
dan eksplorasi.
Lingkungan.
Berikan lingkungan rumah dan sekolah yang merangsang kreativitas anak.
Bimbinglah untuk menggunakan sarana yang akan mendorong kreativitas dan berikan
sedini mungkin sejak anak masih bayi dan lanjutkan hingga masa sekolah
Percaya
diri. Bangun hubungan orangtua dan anak yang tidak posesif, agar memberikan
rasa percaya diri dan mandiri.
Cara
mendidik. Didiklah anak secara demokratis dan permisif baik di rumah dan di
sekolah akan meningkatkan kreativitas.
Pengetahuan.
Kreativitas tidak muncul dalam kehampaan. Berikan kesempatan untuk memperoleh
pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan yang dapat diperoleh anak, semakin baik
dasar untuk mencapai hasil yang kreatif. Pulaski mengatakan, “Anak-anak harus
berisi agar dapat berfantasi”.
c)
Karakteristik Kreativitas
Beberapa ahli psikologi mengemukakan karakteristik
kreativitas berdasarkan hasil studi terhadap kreativitas. Menurut Munandar
(Ali, 2014:52) ciri-ciri kreativitas antara lain sebagai berikut: (1) senang
mencari pengalaman baru; (2) memiliki keasyikan dalam mengerjakan tugas-tugas
sulit; (3) memiliki inisiatif; (4) sangat tekun; (4) cenderung bersikap kritis
terhadap orang lain; (6) berani menyatakan pendapat dan keyakinannya; (7)
selalu ingin tahu; (8) peka atau perasa; (9) enerjik dan ulet; (10) menyenangi
tugas-tugas yang majemuk; (11) percaya diri; (12) memiliki rasa humor:
(13) memiliki rasa keindahan;
(14) berwawasan masa depan dan penuh imajinasi.
d)
Tahapan Kreativitas
Menurut Wallas (Ali, 2014:51) keberhasilan orang-orang
kreatif dalam mencapai ide, gagasan, pemecahan, cara kerja, dan karya baru
biasanya melewati beberapa tahapan seperti berikut ini.
Persiapan
meletakan dasar:mempelajari latar belakang masalah, seluk beluk dan
problematiknya. Pada tahapan ini diperlukan minat dan antusiasme untuk
memperoleh pengetahuan dan informasi sebagai persiapan untuk kreativitas
Inkubasi:
mengambil waktu untuk meninggalkan masalah, istirahat, santai. Mencari kegiatan
yang melepaskan diri dari kesibukan pikiran mengenai masalah yang sedang
dihadapi. Pada tahap ini proses pemecahan masalah diendapkan dalam alam pra
sadar.
Iluminasi:
tahap ini disebut sebagai tahap pemahaman, suatu tahap mendapatkan ide, gagasan, pemecahan,
penyelesaian, cara kerja, dan jawaban baru.
Verifikasi/produksi:
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah praktis, sehubungan dengan perwujudan
ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, dan jawaban baru. Pada tahap
ini dilakukan langkah-langkah untuk mewujudkan ide dan gagasan kreatif menjadi
karya kreatif dan inovatif.
|
|
|
Gambar 2.1 Pembelajaran untuk Mengembangkan kreativitas
Sumber:
sd-yosef-lht; sdmtamanagung.wordpress.com; vanywulandary31.wordpress.com
Gambar 1 dan 2
aktivitas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik menciptakan satu
karya. Gambar 3 menunjukkan siswa sedang bereksperimen tentang pesawat
sederhana yang memberikan kesempatan mengetahui berbagai titik berat benda yang
dapat menggerakan benda lain tanpa menyentuh.
e.
Kecerdasan Emosi
Konsep kecerdasan emosi semakin popular dan
meluas serta menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kecerdasan emosi dalam
mencapai keberhasilan, hal itu terjadi setelah Goleman menerbitkan buku
Emotional Intelligence tahun 1995. Kecerdasan emosi memiliki peran yang penting
dalam pendidikan, maupun dunia kerja bahkan ke semua bidang kehidupan yang
melibatkan hubungan antar manusia. Menurut Goleman (1997:57) setiap orang
memiliki kemampuan yang berbeda dalam wilayah kecerdasan emosi, misalnya
beberapa orang amat terampil dalam menangani kecemasan sendiri tetapi sulit
mengatasi rasa marah. Kecerdasan emosi dikembangkan melalui proses belajar.
Kecerdasan emosional memiliki lima wilayah utama. Materi kecerdasan emosi akan
dibahas pada materi khusus.
f.
KecerdasanSpiritual
Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan
fitrah sebagai hambaNya untuk beribadah kepadaNya. Hal ini dibuktikan oleh
hasil penelitian ahli psikologi/syaraf Michael Persinger dan V.S.Ramachandran
ahli syaraf dari universitas California yang menemukan eksistensi God-Spot
dalam otak manusia. Pada God-spot itulah terdapat fitrah manusia yang
terdalam.Danah Zohar dan Ian Marshal adalah penggagas pertama mengenai konsep
kecerdasan spiritual (SQ). Materi kecerdasan spiritual akan dibahas pada materi
khusus(Agustian, 2001: xxxix).
3.
Cara Identifikasi Potensi Peserta
Didik
Guru dapat mengidentifikasi kemampuan intelektual atau
kecerdasan umum , kecerdasan majemuk, bakat peserta didik melalui cara berikut
ini.
a.
Pengamatan
Meskipun hasil identifikasi kemampuan intelektual
melalui pengamatan ini hanya bersifat tentatif, tetapi dapat memberi kontribusi
kepada guru untuk melakukan penyesuaian yang memadai terhadap kondisi objektif
peserta didik. Menurut Makmun (2009:56) guru dapat menandai peserta didik
dengan membandingkannya dengan peserta didik lainnya di kelas.
1)
Peserta didik yang cenderung
selalu lebih cepat dan mudah memahami materi pelajaran dan menyelesaikan
tugasnya, dibandingkan dengan teman-temannya, lebih awal dari waktu yang telah
ditetapkan
(accelerated students).
2)
Peserta didik yang cenderung
selalu mencapai hasil rata-rata saja, dan hanya dapat menyelesaikan tugasnya
sesuai batas waktu yang telah ditetapkan dibandingkan dengan teman-temannya
(average students).
3)
Peserta didik cenderung selalu
memiliki kesulitan dalam memahami materi pelajaran, mencapai hasil yang lebih
rendah dari temantemannya, dan hampir selalu tidak dapat menyelesaikan tugasnya
sesuai batas waktu yang telah ditetapkan (slow learners).
Mengidentifikasi bakat dan kecerdasan
majemuk peserta didik dapat menggunakan cara yang sama dengan identifikasi
kemampuan intelektual, namun lebih diarahkan kepada bidang studi atau kelompok
bidang studi.
Namun biasanya bakat khusus di suatu bidang studi
biasanya baru nampak jelas pada awal masa remaja.
b.
Analisis hasil ulangan atau tes,
tugas, wawancara, analisis himpunan data prestasi belajar (nilai rapor)
sebelumnya, sikap perilaku, dan hasil psikotes, dsb.
c.
Cara-cara identifikasi tersebut di
atas dapat saling melengkapi untuk mendapatkan informasi yang komprehensif
mengenai potensi peserta didik. Hal penting yang perlu mendapat perhatian
khusus dan menjadi prioritas untuk diidentifikasi adalah peserta didik
prestasinya sering di bawah KKM, yang lambat belajar, serta tingkat
kreativitasnya rendah.
4.
Uji Kreativitas
Untuk mengidentifikasi kreativitas dapat menggunakan
cara: 1) pengamatan, yaitu mengamati
proses ketika anak sedang membuat karya kreatif; 2) analisis tes (bila peserta
didik diberikan kebebasan untuk memberikan beberapa alternatif jawaban); 3)
Analisis karya kreatif dan inovatif; 4)
Uji kreativitas dari Jordan E. Ayan yaitu dengan uji kaleng.
5.
Implementasi dalam Pembelajaran
untuk Mengembangkan Potensi
a.
Pahami potensi peserta didik
dengan keragamannya.
b.
Terimalah peserta didik dengan
segala kelebihan dan kelemahannya.
c.
Ciptakanlah iklim belajar yang
kondusif untuk pertumbuhan dan pengembangan diri peserta didik melalui
interaksi yang berkualitas, yaitu yang mampu memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan potensinya.
d.
Rancanglah pembelajaran yang
sesuai dengan keragaman potensi peserta didik sehingga tercapai prestasi
terbaiknya sesuai dengan potensinya. berkembang secara optimal.
e.
Bersikaplah demokratis, hangat,
bersabahat, menimbulkan rasa senang dan rasa aman, bersikap menuntun,
mendorong, mencoba membantu memecahkan masalah, bersikap menghindari kritik
yang negatif dan ancaman kepada peserta didik.
f.
Bantulah dan bimbinglah peserta
didik agar mencapai prestasi sesuai dengan potensinya, sehingga tumbuh
kepercayaan dirinya, diantaranya dengan memberikan layanan individual disamping
kelompok.
g.
Kembangkanlah kreativitas dalam
pembelajaran antara lain dengan: 1) memberikan kesempatan berpikir divergen,
memberikan beberapa alternatif jawaban
dalam memecahkan masalah, memberikan ide-ide; 2) pembelajaran yang merangsang
rasa ingin tahu misalnya dengan model pembelajaran diskaveri/inkuiri; 3)
mendorong pemanfaatan sarana dan prasarana untuk berekpserimen dan eksplorasi;
4) mendorong dan memberi kesempatan untuk membuat karya kreatif dan inovatif.
D.
Aktivitas Pembelajaran
1.
Kegiatan 1. Potensi Peserta Didik
a.
Tujuan: melalui tugas membaca,
diskusi, dan membuat peta pikiran peserta diharapkan dapat memahami materitentangpotensi
peserta didik
b.
Tugas:
1)
Buatlah peta pikiran, bagan, atau
bentuk lain agar mudah mempelajari ulang tentang: a) jenis-jenis potensi, b)
identifikasi potensi peserta didik, c) pengembangan potensi dan hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam mengembangkan potensi peserta didk.
2)
Bekerjalah dalam kelompok dan
presentasikanlah hasil kegiatan.
2.
Kegiatan 2. Kasus dan Alternatif
Solusi
a.
Tujuan: melalui tugas pemecahan
kasus, dikusi kelompok, dan presentasi hasil kegiatan peserta dapat
mengidentifikasi kasus dalam potensi peserta didik dan menyusun alternatif
solusi untuk itu.
b.
Tugas
1)
Iur pendapat mengenai kasus
keragaman potensi peserta didik yang terjadi di kelas peserta diklat dan
mengkaji kasus yang termasuk dalam lingkup potensi peserta didik.
2)
Pilih satu kasus, yang
menggambarkan potensi peserta didik yang belum berkembang, diskusikan dalam kelompok, usulkan alternaif solusi
dan kemungkinan pelaksanaannya, dan presentasikan hasil kegiatan.
E.
Latihan/Kasus/Tugas
1.
Menurut Howard Gardner penggagas
konsep kecerdasan majemuk, tidak ada peserta didik yang bodoh, jelaskan?!
2.
Kreativitas sangat penting dalam
mencapai keberhasilan atau suatu prestasi, jelaskan? !
3.
Kerjakanlah kasus di kelas yang
diasuh Bu Aisyah berikut, apa yang harus dilakukan beliau untuk mengidentifikasi
kecerdasan majemuk dari anak asuhnya dan apa yang bisa dilakukan untuk
menghantarkan mereka mencapai prestasi terbaiknya sesuai dengan kecerdasan
majemuk yang dimiliki anak asuhnya tersebut. Bekerjalah dalam kelompok dan
presentasikan hasilnya.
Bu Aisyah baru saja mengikuti diklat
pengembangan kreativitas dan sangat bersemangat untuk menerapkannya terhadap
anak-anak asuhannya. Agar utuh, tujuan program yang disusunnyatermasuk
mengembangkan potensi kemampuan intelektual. Sekolah Bu Aisyah adalah sekolah
negeri yang berada di pedesaan dengan anak-anak yang sebagian berasal dari
keluarga kurang mampu namun sangat mendukung dan mudah diajak kerja sama
terhadap kegiatan sekolah selama tidak banyak dana yang harus disediakan.
4.
Tentukanlah kasus pengembangan
potensi peserta didik di kelas Anda, identifikasi masalahnya, dan rancang apa
yang sebaiknya Anda lakukan!
F.
Umpan Balik dan Tindak
Lanjut
Lakukanlah uji diri seperti pada pembelajaran ke-1.
Anda dianjurkan banyak berlatih mengidentifikasi potensi peserta didik dari
kasus di kelas yang diasuh. Sebaiknya Anda juga menambah pengetahuan dan
wawasan terkait materi misalnya kecerdasan majemuk, kreativitas, atau bakat
termasuk mempelajari instrumen-instrumen yang digunakan untuk identifikasinya.
G.
Kunci Jawaban
1.
Menurut Gardner untuk meraih
sukses, tidak hanya satu kecerdasan yang yang penting, akan tetapi ada
kecerdasan dalam spektrum yang lebih luas yaitu kecerdasan majemuk. Setiap anak
memiliki kecenderungan dari delapankecerdasan, tetapi tiap individu memiliki
tingkat penguasaan yang berbeda. Bila individu diberikan rangsangan yang tepat
oleh orangtua dan guru, maka setiap kecerdasannya akan menjadi suatu kemampuan
yang luar biasa.
2.
Orang kreatif adalah orang yang
unggul, mereka terus belajar dan membuat kreasi. Oleh karena memiliki rasa
ingin tahu yang besar, tekun dan percaya diri, selain orang itu kreatif juga
memiliki corak berpikir divergen yaitu mencari cara-cara baru dalam pemecahan
masalah.
3.
Berikut adalah beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh Bu Aisyah.
a.
Identitifkasi fenomena: SDN di
pedesaan, sebagian anak-anak berasal dari keluarga kurang mampu, sangat
mendukung dan mudah diajak kerja sama selama tidak banyak dana yang harus
disediakan. Program yang harus dikembangkan Bu Aisyah tentu perlu
mengoptimalkan kondisi geografis pedesaan dan dukungan orangtua namun
mempertimbangkan dana yang terbatas. Untuk menangani dana yang terbatas, bisa
dipertimbangkan untuk melakukan subsidi silang dari kontribusi keluarga yang
lebih mampu atau dengan bantuan dana lain yang tersedia di sekolah seperti
BOS.
b.
Saat perencanaan: seperti
dijelaskan pada pembelajaran ke-1.
a. Saat pembelajaran: 1) melakukan
pengamatan berbagai respon, proses, dan hasil peserta didik dalam melaksanakan
berbagai tugas dalam hal kemampuan intelektual dan kreativitas; 2) menganalisis
data yang diperoleh untuk mengetahui karakteristik masing-masing peserta didik;
3) membangun pemahaman peserta didik bahwa semua orang itu pandai tapi di
bidang yang berbeda, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan karenanya
punya kesempatan yang untuk mampu menghasilkan atau menciptakan sesuatu 4)
mendorong siswa untuk berani mencoba; 5) menggunakan sistem bintang untuk semua
pencapaian peserta didik pada banyak kegiatan/ tugas, untuk membangun
kepercayaan diri bahwa semua orang juara/ pandai, 6) menggunakan metode
pembelajaran yang variatif dan kondusif untuk meningkatkan kemampuan
intelektual dan kreativitas, mis. pembelajaran berbasis proyek; 7) memberi
tugas yang memacu meningkatkan kemampuan intelektual dan kreativitas; 8) untuk
materi yang memungkinkan, memberi pilihan bentuk tugas atau hasil sesuai dengan
minat dan kreativitas mereka; 9) menjadikan tutor sebaya saat materi yang
dibahas adalah kekuatan mereka sesuai dengan kecerdasan masing-masing; 10) saat
pembelajaran berbasis proyek, jika memungkinkan isu yang diangkat adalah yang
dapat mengembangkan berbagai jenis kecerdasan; 11) rincian apa yang bisa
dilakukan untuk mengembangkan setiap kecerdasan majemuk bisa dipelajari melalui
karakteristik masing-masing kecerdasan.
c.
Di luar pembelajaran, guru dapat:
1) memberi kesempatan dan memberi bimbingan mengikuti berbagai lomba dengan
memperhatikan delapan keragaman kecerdasan; 2) jika diperlukan dan memungkinkan
memberi pendamping ahli agar lebih siap berlomba;
d.
Bekerja sama dengan orangtua: 1)
memfasilitasi orangtua cara mengembangkan kecerdasan majemuk putera/i nya, 2)
agar memperhatikan dan memfasilitasi perkembangan putera/i mereka; 3) bertukar informasi terkait perkembangan
kecerdasan majemuk peserta didik; 3) berbagi informasi tentang perkembangan
peserta didik dengan orangtua
e.
Bekerja sama dengan berbagai
pihak: 1) menyelenggarakan berbagai lomba untuk mengembangkan kecerdasan
majemuk peserta didik, baik tingkat sekolah maupun di tingkat yang lebih
luas.
4. Jawaban sangat variatif tergantung kasus yang
diangkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar